Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
apa boleh?
Setelah keduanya bayi itu tenang,
Laki laki berkaos navy yang berdiri di depan stroller itu menatap Laras yang masih terbaring di tempat tidurnya.
Ruangan itu senyap,
Tak dan satu katapun yang keluar dari mulut Laras, sehingga Pram menghela nafas berat.
" Apa kau masih begitu mencintai Elang?" tanya Pram akhirnya,
Masih berdiri di depan bayi bayinya.
Laras masih membisu,
Cinta..
Apa itu sesungguhnya cinta Laras tidak tau benar,
Usianya bahkan masih terlalu muda untuk mengerti apa makna cinta sesungguhnya.
Yang ia rasakan selama ini pada Elang adalah rasa senang,
Elang sosok yang seru dan menyenangkan,
Tentu saja ia selalu bahagia dengan Elang,
di usia mereka yang masih remaja, mereka tau nya hanya bermain dan bermain.
Di saat Pram mengabaikannya, Elanglah yang mengisi kesepiannya,
Yang memberinya segala bentuk perhatian.
Sungguh, Laras tidak benar benar tau tentang apa yang di rasakannya,
benarkan itu cinta, atau hanya sebatas rasa ketertarikan karena ia di abaikan oleh Pram yang sesungguhnya sudah membuatnya nyaman terlebih dahulu.
Laras mengalihkan pandangannya,
dalam hati kecilnya ia ingin bersama anak anaknya, merawat keduanya dengan segala pengetahuannya yang sangat kurang.
Saat Laras sedang sibuk dengan pikirannya, Pram berjalan mendekat, dan duduk tepat di hadapan Laras,
Deg...
Laras yang kaget, mau tak mau menatap suaminya itu.
Tatapan Pram sungguh dalam,
Membuat hati Laras semakin tidak tenang,
Perasaan hangat mengalir begitu saja, membuat Laras tidak sanggup berpaling.
Laki laki di hadapannya itu memang suaminya,
Namun jauh sebelum Pram menjadi suaminya ,
Laras sudah mempunyai bibit kekaguman,
Perempuan mana yang tidak kagum,
Pram mempunyai fisik yang pas,
Tinggi dan tampan,
Mana bisa Laras tidak melihat itu,
Belum lagi sikap Pram terhadap laras,
Pram seperti seorang penjaga yang selalu siap siaga membantu apapun kesulitan Laras,
Pram juga selalu mendahulukan apapun yang Laras inginkan,
Padahal Laras hanyalah anak dari bawahan papanya.
Sebelum Elang, Pram sudah jauh terlebih dulu menjaga Laras,
Sosok Laras kecil yang masih polos dan hanya tahunya main saja itu.
laras masih ingat betul, pada moment hatinya berdebar saat pertama kalinya,
Yaitu saat Pram menggandeng tangannya untuk menemaninya Masuk ke dalam gedung produksi yang di penuhi oleh mesin dan pekerja laki laki.
Saat itu Laras memaksa Pram agar membawanya karena rasa penasaran,
Tanpa takut Pram bertindak gagah meskipun saat itu Pram juga sedang dalam proses belajar di perusahaan papanya dan masih sangat muda.
" Elang akan segera pulang..
Lekas lah beri tahu aku apa keputusanmu ras.." suara Pram lembut dan sabar.
Laras masih tidak menjawab,
melihat itu Pram diam, laki laki itu paham betul akan kebingungan Laras,
Meskipun mereka menghabiskan malam berdua kemarin kemarin,
tapi tetap saja,
Tidak mudah mengabaikan Elang yang seperti badai besar yang siap menghantam siapa saja itu.
cukup lama suasana hening, hingga akhirnya Laras mengulurkan tangannya, menyentuh tangan Pram yang berada di samping tempat tidur.
" Aku ingin bersamamu dan anak anak.." suara Laras lirih, tatapannya sendu.
Pram terbelalak seketika, wajahnya begitu tidak percaya dengan apa yang Laras ucapkan.
" kalau boleh..
Aku ingin tetap hidup bersamamu..
Disampingmu..
Mendampingimu dan merawat anak anak.."
Imbuh Laras, tangannya masih erat memegang tangan Pram.
Pram tidak menjawab, laki laki itu mematung saking kagetnya.
air matanya mulai penuh, karena rasa haru memenuhi dadanya.
" apakah boleh kita bersama?
Apakah orang orang akan mengijinkan kita bersama?" Laras menarik tangan Pram dan menciumnya.
Deg!
Pram sudah tidak sanggup,
Pram yang selama ini banyak menahan diri dan perasaannya itu tidak mampu menerima sikap selembut itu dari perempuan yang sudah lama di kasihinya.
Dadanya berdebar hebat,
Perasaan bahagia membuncah dan membuat air matanya tak terbendung lagi.
Di peluknya Laras, di dekapnya perempuan yang sedang terbaring di hadapannya itu,
" terimakasih ras.." suara Pram dalam,
" terimakasih.." ucapnya lagi dengan suara yang mulai bergetar.
" Aku tidak akan menyianyiakan kesempatan yang kau berikan padaku ras..
Aku akan menjagamu dan anak anak dengan segala kemampuanku.."
Pram melepaskan pelukannya, dan terlihatlah matanya yang merah di penuhi air mata.
" maafkan aku, aku terlalu bahagia.." ucap Pram sambil menyeka air matanya yang tersisa.
Laras yang juga terharu itu mengangguk pelan,
Matanya juga penuh, dadanya juga penuh dengan rasa haru, apalagi saat Pram memeluknya.
" aku akan berusaha untuk kita, aku akan bekerja lebih keras,
Meskipun aku tidak sehebat papa, apa tidak apa apa ras?" tanya Pram,
" kau sudah hebat mas.." jawab Laras,
" meskipun aku tidak akan segagah elang yang berseragam dan berpangkat? Apa tidak apa apa ras?"
Laras menyentuh wajah Pram,
" sungguh, tidak apa apa mas, karena sejak dulu kau sudah hebat di mataku.." di belai pipi suaminya itu lembut.
" oh Tuhan.." keluh Pram dengan mata kembali penuh,
" terimakasih.." ucapnya sembari memeluk Laras kembali.
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini