Naomi Tias Widuri menjalani hari-harinya sebagai seorang ibu rumah tangga biasa setelah menikah dengan laki-laki bernama Henda Malik Ahmad. Di persunting oleh Hendra satu tahun yang lalu, kini Naomi dan Hendra akan segera memiliki buah hati.
Naomi yang patuh kepada suami memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan nya sebagai seorang Direktur di perusahaan ayahnya, dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk melayani sang suami.
Namun ternyata kepatuhan Naomi terhadap suami tidak membuat Hendra setia terhadapnya, justru Hendra mempunyai wanita lain di saat Naomi hamil di usia tujuh bulan.
Penderitaan yang Naomi alami semakin lengkap setelah mengetahui bahwa selingkuhan suaminya tersebut adalah orang yang sangat ia kenal.
Jika kalian Penasaran siapa selingkuhan Hendra, mari kita simak bersama-sama novel ini.
Happy Reading ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
"Mommy.. Lova mau ini." Anak kecil yang berusia 2 tahun sedikit berlari ke arah mommy nya sambil membawa permen ke arah Naomi.
"No sayang.. nanti kamu batuk." Naomi yang melambaikan tangan seakan memberi tahu bahwa anaknya tidak boleh makan permen tersebut.
"Aaa Lova mau ini." Rengek Lova sambil menghentakkan kakinya.
"Nanti kamu batuk kalau makan itu. Yang lain aja ya sayang." Naomi yang mencoba merayu putrinya.
Ya dua tahun lebih telah berlalu. Dengan bahagia Naomi melalui hari-hari nya dengan suka dan cita. Hidup bersama kedua orang tua serta putri kecilnya yang ia lahirkan dua tahun yang lalu. Yang di beri nama Lova Almera Ajustin. Walaupun Lova tumbuh tanpa seorang ayah, namun Lova tampak begitu bahagia dan tumbuh dengan baik.
Naomi yang membesarkan anak sendiri tanpa seorang pendamping merasa tidak masalah. Karena kedua orang tuannya selalu berbagi waktu untuk menjaga dan mendidik Lova dengan sepenuh hati. Naomi merasa dia mampu membesarkan anaknya sendiri tanpa seorang suami bahkan ada keinginan tidak mau menikah lagi, baginya hidup bersama putrinya sudah cukup. Mungkin Naomi bisa hidup tanpa suami, namun beda halnya dengan Lova. Sering kali Naomi berpikir jika putrinya juga butuh kasih sayang seorang ayah. Bahkan setiap waktu Lova mempertanyakan daddy nya kepada Naomi. Awal-awal Naomi cukup mudah menjawab pertanyaan dari putrinya tentang keberadaan daddy-nya. Namun lama kelamaan seiring pertumbuhannya Lova yang semakin cerdas dan pintar berbicara, Naomi cukup sulit.
Entah jawaban apa lagi yang akan dia katakan kepada putrinya nanti jika bertanya tentang daddy nya lagi. Naomi hanya bisa menjawab bahwa daddy-nya sedang bekerja di luar kota. Walaupun sebenarnya mereka telah bercerai di saat Lova masih di dalam kandungan.
Lova yang tidak di izinkan makan permen oleh mommy nya seketika langsung berlari ke arah omanya yang sedang menikmati makan malam.
Malam ini Naomi beserta kedua orang tuannya sedang berlibur di Bali dan sedang menikmati makan malam di restoran bintang lima.
"Oma.. Oma.. Lova mau ini." Lova yang menunjukan permen loli pop ke arah neneknya.
Nyonya Widuri seketika menatap ke arah Naomi yang memberi isyarat agar mamanya tidak memberikan izin dan membukakan permen kepada Lova.
"Lova boleh kan oma makan ini?." Lova yang terus menyodorkan permen Loli pop kepada neneknya.
Walaupun Lova masih berusia 2 tahun, tetapi dia sangat lancar dalam berbicara. Lova sangat persis seperti ibunya dari usia satu tahun sudah cukup lancar berbicara.
"Kamu dapat permen ini dari mana sayang?." tanya nyonya Widuri kepada cucunya.
"Dari om." jawab Lova.
"Om? om siapa?." tanya nyonya Widuri lagi.
"Om itu.." Lova yang menunjuk ke arah laki-laki yang sedang menikmati makan malam bersama seorang anak laki-laki yang mungkin berusia 3 tahun lebih tua dari Lova. Tidak hanya nyonya Widuri, Naomi pun menoleh ke arah laki-laki yang di tunjuk Oleh putrinya.
Naomi melihat laki-laki masih muda sedang menyuapi anak di sampingnya, Naomi yakin bahwa itu anaknya. Namun mereka terlihat hanya makan berdua saja di meja makan yang tidak terlalu jauh dari meja mereka. Naomi melihat memang dari tadi Lova asyik bermain dengan anak dari laki-laki di meja nomor 10.
"Lova udah bilang terimakasih sama om nya?." tanya nyonya Widuri.
"Udah.." Jawab Lova sambil memasukkan satu jari ke dalam mulutnya.
"God." ucap nyonya Widuri lalu membuka permen loli pop.
Lova yang melihat oma nya mengizinkan dia untuk makan permen begitu terlihat bahagia sambil meloncat-loncat. Setelah permen terbuka nyonya Widuri pun memberikannya kepada Lova.
"Nih.. hati-hati ya nanti jatuh."
Lova pun meraih permen loli pop tersebut dan langsung menyantapnya. Lova kembali berlari setelah mendapatkan permen tersebut untuk mendekat ke arah anak laki-laki di meja nomor 10.
Naomi yang melihat kelakuan mamanya yang selalu menuruti keinginan Lova seketika geleng-geleng.
"Gimana nanti kalau Lova batuk ma.."
"Ngga apa-apa. Sekali-kali. Lova pasti juga ingin mencoba makanan yang lain. Makan makanan sehat terus pasti juga bosan Nom."
"Mau sampai kapan mama ini mau memanjakan Lova. Nanti Lova jadi ketergantungan. Lihat aja tadi kalau dia tidak mendapat izin dari mommy nya pasti langsung lari ke oma nya. Mama selalu menuruti ke inginkan Lova."
Tuan Subroto yang dari tadi diam seketika ikut bicara. "Selagi oma dan opa nya Lova ini bisa memberikan yang terbaik kepada Lova, kenapa tidak si Nom. Dulu kamu juga sering makan permen tapi ngga batuk. Anak tuh jangan selalu di kekang gak boleh makan ini, itu. Kalau bisa di ajarkan dari kecil banyak makanan supaya tubuhnya nanti gak kaget."
"Tapi kan itu ngga sehat pa." Sahut Naomi.
"Sesekali kan ngga apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir."
Hari pun semakin malam, waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Naomi serta kedua orang tuannya memutuskan untuk segera kembali ke hotel tempat mereka menginap.
"Mama sama papa duluan aja ke mobil. Biarin Naomi yang bawa Lova." Ucap Naomi.
Tuan Subroto pun nyonya Widuri hanya mengangguk lalu berjalan keluar dari hotel menuju ke mobil. Sedangkan Naomi berjalan ke arah Lova yang dari tadi masih sibuk bermain dengan anak di meja nomor 10.
"Lova.. Ayo nak pulang. Oma sama opa udah ada di mobil." Panggil Naomi.
"Lova itu di panggil sama mama." ucap laki-laki menggunakan koas berwarna putih dengan celana jins panjang.
"No mommy.. Lova ngga mau pulang. Lova mau tetap di sini main sama kakak Elang."
Naomi pun sedikit mengulum senyum ke arah laki-laki tersebut, begitu pun Dimas selaku ayah dari Elang, duda hampir satu tahun, karena di tinggal istrinya yang memilih menikah dengan laki-laki lain.
"Ini sudah malam Lova. Nanti di tinggal oma sama opa loh. Ayo pulang." Naomi yang terus merayu putrinya sambil mencoba menarik tangan Lova.
"No mommy." Lova yang lagi-lagi menolak ajakan mommynya.
"Iya Lova ini udah malam. Besok kita bisa main lagi." Ucap Elang kepada Lova.
"Tuh kan.. kakaknya aja tahu kalau ini sudah malam. Sebentar lagi juga tempat makannya tutup. Nanti Lova gak bisa keluar." Ucap Naomi.
"Kakak Elang juga mau pulang kok. Besok bisa main lagi." Sahut Dimas yang mencoba membantu Naomi merayu putrinya.
"Ya udah. Tapi besok main lagi ya.." Lova yang berbicara kepada Elang.
"Iya.." Elang yang tersenyum ke arah Lova.
Naomi pun segera membawa Lova keluar dari hotel tersebut. Namun sebelum pergi Naomi tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Dimas.
"Saya duluan tuan. Mari.." Naomi sedikit menunduk memberi hormat kepada Dimas, begitu pun Dimas yang juga menunduk memberi hormat.
"Lova duluan ya kakak Elang." Naomi yang sedikit mengusap kepala Elang, lalu berjalan meninggalkan meja mereka.
Dari kejauhan Lova terus melambaikan tangan ke arah Elang sambil tersenyum.
"Mommy besok Lova main sama kakak Elang lagi ya."
"Iya sayang.." Naomi yang hanya bisa menjawab iya. padahal di dalam hati Naomi tidak tahu siapa laki-laki tersebut, bahkan tidak tahu tempat tinggalnya.
next Thor...