Niat awalnya yang hanya ingin bersenang senang ketika pergi berlibur ke Cappadocia, ternyata berakhir petaka.Karena pria muda yang sempat menjadi teman bermainnya selama disana tiba tiba datang ke Indonesia dan menjadi mahasiswanya.
Membuat kehidupan Cantika yang sudah mulai tenang setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh tunangan nya,kembali kacau. Sebab selain datang sebagai mahasiswa nya Saka Samudra,pria muda berusia 22 tahun itu juga datang meminta pertanggung jawabannya,akibat malam panas yang mereka habiskan saat di Cappadocia waktu itu.
" Ibu harus bertanggung jawab padaku,karena sudah mengambil keperjakaan ku, lalu pergi begitu saja!"
" Sial!"
Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Cantika, karena sadar kalau sekarang dia dalam masalah serius. Sebab ternyata pria muda itu tidak berniat melepas kan dirinya begitu saja, padahal waktu itu dia sudah sengaja buru buru kabur agar mereka tidak bertemu.
Penasaran dengan cerita mereka berdua, Cus baca reader🥰.
Happy reading🥰🥰?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Ajakan Makan Siang Ailin
"Silahkan anda berdua masuk kedalam. Bu Ailin sudah menunggu kalian."Pelayan restoran itu mempersilahkan Cantika dan Bu Laura untuk masuk kedalam ruang VVIP restoran tersebut.
Diajak makan siang mungkin tidak masalah, bertempat di restoran masih hal biasa. Tapi restoran bintang lima diruang VVIP....
Cantika dan Bu Laura langsung saling pandang dan jadi ragu, untuk berjalan masuk kedalam ruangan itu.
Sebab mereka berdua merasa ajakan Ailin ini sudah sangat berlebihan.
Mereka berdua tau Ailin itu bukan perempuan biasa.Tapi....hanya ajakan makan siang seharusnya tidak perlu se Wah ini.
Apalagi diantara mereka berdua dan perempuan yang mengundang mereka itu tidak dekat,meski Cantika lebih banyak tau mengenai siap Ailin dari Saka. Tapi ...tetap saja dia merasa perlakuan perempuan itu sekarang terlalu berlebihan pada dia dan juga Bu Laura.
" Bu Cantika...kita masuk tidak?" Bu Laura bertanya dengan ragu ragu untuk melangkah masuk kedalam ruangan tempat mereka diundang makan siang itu, dengan suara lirih yang hanya bisa didengar oleh Cantika.
" Mau kabur juga terlambat Bu Laura. Kita sudah didepan pintunya dan lihatlah dibelakang kita pelayan restoran juga pria yang seperti pengawal nyonya Ailin sedang memperhatikan kita. Jadi,sebaiknya kita masuk saja menemui dia lalu pulang begitu selesai." Balas Cantika sambil sedikit mendorong Bu Laura untuk masuk kedalam ruangan VVIP restoran.
Bu Laura sudah sedikit mendorong pintu yang tertutup siap untuk masuk kedalam begitu juga Cantika, tapi langkahnya langsung terhenti waktu mendengar ponselnya berdering nyaring, sampai membuat Bu Laura yang berada didepannya juga ikut berhenti melangkah dan menoleh kearahnya.
" Sorry, sepertinya aku lupa mengecilkan volume ponselku tadi sebelum kesini."
Celetuk Cantika sambil segera mengambil benda pipih itu dari dalam tas tangannya untuk menghentikan deringnya meski urung waktu melihat nomor siapa yang menghubungi dia saat itu.
" Saka."Dia bergumam lirih yang hanya ditujukan untuk dirinya sendiri tapi ternyata sempat didengar oleh Bu Laura hingga rekannya itu sontak bertanya.
" Siapa Bu yang menelpon?"
" Eh...I..ini..teman saya..." Jawab Cantika dengan buru buru menyembunyikan ponselnya dan menolak panggilan dari pria itu.
" Oo...Bukan si Arga itu kan?" Balas Bu Laura yang sontak menggelengkan kepalanya mendengar dugaan perempuan itu.
" Bukan."
"Baguslah." Balasnya lagi yang membuat dahi Cantika mengeryit bingung dengan jawaban rekannya itu.
Yang punya masalah dia dan Arga, tapi jelas sekali barusan Bu Laura menunjukan sikap tidak suka pada mantan tunangannya itu.
Meski Cantika tau kalau soal gagalnya pernikahan dia dan Arga waktu itu diketahui semua rekannya dikampus. Tapi hanya sebagian saja yang tau kalau penyebabnya adalah karena Arga sudah selingkuh darinya.
Salah satu dari rekannya yang tau itu adalah Bu Laura, karena mereka berdua bisa dibilang cukup dekat entah sejak kapan.
Tapi sekali pun dia tidak pernah menyuruh rekannya di kampus yang tau soal itu untuk ikut membenci Arga. Bahkan setiap kali Arga menemui dia dikampus,sebisa mungkin Cantika berusaha menunjukan sikap baik pada pria itu dihadapan rekannya disana.
Hanya saja, pemikiran setiap orang tidak sama. Cara dia dan Bu Laura menilai Arga jelas berbeda.Mungkin dia tidak suka dengan pria itu karena punya penilaian sendiri.
" Halo...Ayo silahkan duduk."
Teguran ramah Ailin begitu melihat dia dan Bu Laura masuk kedalam ruangan itu, membuat pikiran Cantika kembali ketempat itu.
" Selamat siang Bu Ailin," sapa Bu Laura sopan, bahkan sampai sedikit menunduk kearah perempuan itu sambil berjalan menuju salah satu dari empat kursi Yanga dan diruangan itu.
Cantika juga melakukan hal yang sama, meski tidak sehikmat Bu Laura. Tapi dia tetap bersikap sopan,terlepas dari siapa perempuan dihadapannya ini untuk Saka.Sebab Cantika tetap berpikir kalau urusan keluarga Saka, bukan urusannya juga Dia belum memutuskan untuk mengiyakan mengenai hubungan mereka berdua.
Salah satu alasannya sulit menjalin hubungan dengan Saka sebenarnya adalah termasuk perempuan ini. Meski status Ailin hanya seorang ibu tiri untuk Saka. Tapi Cantika tidak yakin perempuan itu akan menerima dirinya masuk dalam keluarga mereka. Apalagi statusnya yang perempuan pernah gagal menikah serta sudah tidak punya orang tua lagi juga punya usia lebih tua dari putra tiri perempuan itu membuat posisi Cantika benar benar bukan calon istri idaman Saka dimata keluarganya yang luar biasa ini.
" Silahkan pesan apapun yang ingin kalian nikmati. Jangan sungkan, anggap saja aku rekan kalian berdua." Ucap Ailin saat melihat pelayan menyodorkan buku menu kepada Cantika dan Bu Laura.
". Iya Bu terimakasih." Lagi lagi Bu Laura yang membalas perkataan perempuan itu. Sementara Cantika lebih memilih diam sambil pura pura sibuk melihat buku menu ditangannya yang ternyata semua menggunakan bahasa Turki asli.
Jadi dia memesan menu hanya mengandalkan dari gambar yang ada dibuku itu dan memilih yang terlihat familiar untuknya, gambar makanan yang mirip dengan yang pernah dia makan waktu di Capadocia dulu, ketika pergi makan dengan Saka.
" Saya ini dan ini saja ." Dia menunjuk menu yang dia mau pada pelayan disamping nya.
" Saya samakan saja sama teman saya ini." Ucap Bu Laura tiba tiba, yang sontak saja membuat Cantika menoleh kearah perempuan itu dengan dahi mengeryit.
" Hehehe...Saya tidak bisa membaca bahasa Turki Bu dan belum pernah makan di restoran Turki, karena itu saya pilih menu yang sama dengan Bu Cantika. Sebab ibu kan belum lama ini baru pulang dari sana."
Perkataan Bu Laura tidak ada yang salah, Cantika juga merasa biasa saja. Tapi gara gara ucapan nya itu Ailin yang sejak tadi terlihat bicara dengan pelayan disampingnya, jadi mendongak menatap kearah Cantika lalu menegur dengan nada suara yang terdengar menyelidiki penasaran.
" Lho! Bu Cantika pernah ke Turki ya? Untuk apa?!"
Cantika sontak langsung terkejut mendengar pertanyaan perempuan itu dan sedikit bingung ingin menjawabnya, karena takut salah bicara.
Jadi dia berniat berbohong saat menjawab..Tapi sebelum dia melakukannya Bu Laura sudah lebih dulu menjawab pertanyaan Ailin untuknya.
" Ita Bu belum lama ini, Bu Cantika pergi liburan di Capadocia."
Untung saja lagi lagi Bu Laura hanya memberikan jawaban umum untuk Ailin,meski waktu mendengar jawaban Bu Laura ekspresi perempuan itu tidak sesantai tadi.Bahkan dia kali ini terang terangan menatap Cantika yang duduk dihadapannya, dengan ekspresi ingin mengintrogasi.
" Capadocia, masih Turki dan tidak jauh dari keluarga saya berasal.Juga tempat Saka tinggal selama ini sebelum dia kembali ke Indonesia lagi dan berkuliah di Kampus kalian . Jadi....apa waktu disana ibu pernah bertemu putra saya itu?"