Niat awalnya yang hanya ingin bersenang senang ketika pergi berlibur ke Cappadocia, ternyata berakhir petaka.Karena pria muda yang sempat menjadi teman bermainnya selama disana tiba tiba datang ke Indonesia dan menjadi mahasiswanya.
Membuat kehidupan Cantika yang sudah mulai tenang setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh tunangan nya,kembali kacau. Sebab selain datang sebagai mahasiswa nya Saka Samudra,pria muda berusia 22 tahun itu juga datang meminta pertanggung jawabannya,akibat malam panas yang mereka habiskan saat di Cappadocia waktu itu.
" Ibu harus bertanggung jawab padaku,karena sudah mengambil keperjakaan ku, lalu pergi begitu saja!"
" Sial!"
Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Cantika, karena sadar kalau sekarang dia dalam masalah serius. Sebab ternyata pria muda itu tidak berniat melepas kan dirinya begitu saja, padahal waktu itu dia sudah sengaja buru buru kabur agar mereka tidak bertemu.
Penasaran dengan cerita mereka berdua, Cus baca reader🥰.
Happy reading🥰🥰?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23.Masih Lanjut Bicara.
Mendengar pertanyaan Cantika, Saka tidak langsung menjawab.Dia diam beberapa saat dengan wajah yang semakin muram, Cantika yang melihatnya tentu saja menjadi semakin penasaran ingin tau kenapa pria memasang wajah begitu.
Apa memang benar pertanyaannya barusan? Lalu apa ada cerita yang sangat menyakitkan dibalik itu?
Ingin bertanya lagi Cantika merasa tidak nyaman. Jadi dia hanya ikut diam sambil menunggu Saka menjawab sendiri pertanyaannya.
" Ya."
Jawaban singkat Saka membuat Cantika langsung mengerti kenapa hubungannya terlihat tidak harmonis dengan Adrian Samudra dan istrinya.
" Tapi sebelum itu." Lanjut Saja yang membuat Cantika terhenyak mendengarnya.
Dia tidak salah dengar bukan,kalau sebelum ibu Saka meninggal berarti....
" Dia tanteku yang menggantikan posisinya ibuku saat beliau sedang sakit dalam hidup ayahku."
Apa lagi ini! Bagaimana bisa!! Saudara dekat ibunya merebut ayahnya disaat ibu Saka sedang....
" Itu terjadi tujuh tahun lalu, sudah cukup lama tapi...aku sulit melupakannya Cantika. Tapi...aku tidak membenci adik tiriku, meskipun aku tidak bisa menjadi kakaknya."
Itu jelas sulit sekali bagi Saka, untuk bisa menerima anak yang dilahirkan oleh perempuan yang sudah merebut ayahnya menjadi adiknya. Karena semua peristiwa itu terjadi diusianya yang cukup muda,sekitar 15 tahun. Usia remaja yang seharusnya mendapat perhatian penuh dari kedua orang tuanya, tapi keluarga nya malah berantakan akibat ulah orang terdekatnya sendiri.
Wajar kalau dia menunjukan sikap seperti sekarang pada ayahnya juga ibu tirinya yang sekaligus tantenya itu.
Dia saja yang dikhianati oleh Arga bersama orang lain,bukan anggota keluarganya ata temannya sendiri merasa sangat sakit hati dan sempat berpikir dunianya akan berakhir Apalagi pria disamping ini waktu itu....Pasti lebih sakit, bahkan mungkin itu menjadi trauma yang tidak bisa di lupakannya sampai sekarang.
" Lalu....apa alasanmu kembali ke Indonesia sekarang ini? Apa ingin memperbaiki hubungan kalian?" Cantika bertanya pelan pelan, khawatir akan menyinggung perasaan Saka yang sensitif saat membicarakan mengenai hal itu.
Saka tidak langsung menjawab, dia bersikap seperti tadi. Diam sambil menatap tajam kearah Cantika yang juga sedang menatap dia.
" Menurut mu?" Pria itu bertanya balik yang hanya dibalas Cantika dengan gelangan kepala.
" Sejujurnya aku enggan sekali kembali ke Indonesia.Karena itu sejak ibuku meninggal sampai beberapa waktu lalu,sekalipun aku tidak pernah menginjakkan kakiku lagi di negara ini."
" Kamu masih sangat benci pada mereka?" Tanya Cantika yang tidak dijawab gelengan atau anggukan oleh Saka, tapi dengan perkataan.
" Aku...mencintai ayahku dengan caraku sendiri, lalu aku juga tidak membenci adikku dari pernikahan kedua ayahku ini.Meski aku tidak bisa menjadi kakanya,tapi aku tau dia saudaraku karena kami lahir dari ayah yang sama."
Cantika hanya diam mendengarkan semua yang dikatakan Saka, sekali lagi dia tidak bisa menghakimi perasaan yang dimiliki pria pada keluarga nya.
Tapi ada satu nama yang sejak tadi sama sekali tidak pernah disinggung Saka, Ailin Samudra ibu tirinya. Apa itu berarti sampai detik ini Saka masih belum bisa memaafkan perempuan itu karena masuk kedalam tengah keluarganya secara paksa waktu itu,pikir Cantika.
" Itu....Lalu,ibu adikmu. Apa dia alasanmu tidak mau kembali ke Indonesia Saka?" Cantika bertanya dengan hati hati, khawatir akan semakin membuka lama pria itu yang sepertinya sampai detik itu belum sembuh.
Tapi sebuah pengkhianatan memang tidak mudah dilupakan apalagi itu dilakukan oleh orang yang pernah begitu dekat dan penting bagi kita,Cantika sangat tau soal itu sebab dia juga pernah mengalaminya meski dalam konteks berbeda dari Saka.
" Ya,itu benar Cantika. Kalau kamu bertanya alasannya kenapa? Karena aku tidak ingin terus menjadi orang jahat dalam hidup istri kedua ayahku itu."
Itu juga tidak salah,menghindari penyebab rasa sakit hati kita sejauh mungkin kadang memang lebih baik.Karena sebagi manusia biasa, Cantika tau sulit sekali menunjukan sikap baik pada orang yang sudah membuat kita sangat sakit hati.
" Aku mengerti Saka." Timpal Cantika dengan tersenyum kearah pria itu serta menepuk pelan tangan Saka yang sejak tadi ada di genggamannya.
" Tapi aku harus kembali kemari,karena kamu kabur meninggalkan ku. Sebagai suami yang bertanggung jawab, sudah sepantasnya aku yang mengalah datang kemari menemui. Iyakan sayang."
Heg!
Seketika Cantika langsung merasa tertohok mendengar nya.Padahal ini yang semula ingin dia bahas dengan Saka, tapi waktu dia bicara begitu, Cantika menjadi merasa serba salah, juga malu.
" I...itu....aku rasa hubungan kita ini sudah salah sejak awal Saka."Ucapnya dengan suara sedikit gugup, sebab tau perkataan nya ini pasti akan membuat Saka marah. Tapi...pria itu harus sadar kalau memang begitulah hubungan mereka sejak awal.
Sebuah kesalahan manis yang jujur saja bagi Cantika pun tidak mudah dilupakan. Tapi, mereka berdua tetap harus mengakhirinya. Karena dia sadar tidak ada masa depan apapun dalam hubungan mereka.
Dia tidak berniat membuat masa depan pria itu berantakan karena dirinya. Saka berhak bahagia dalam bentuk apapun. Termasuk dalam hubungan dengan perempuan dan Cantika tau dia bukan orang yang tepat untuk pria itu sejak awal.
" Dibagian mana yang salah Cantika?!" Balas Saka mengeryit menatap lekat ke Cantika.Minta penjelasan.
" Untuk kamu yang mengklaim kita sebagai suami istri, itu salah Saka. Karena itu hanya semacam permainan pernikahan waktu kita berada di festival. Jadi, tolong berhenti berpikir kalau pernikahan kita nyata."
" Kamu berpikir begitu?!" Cantika mengangguk, mengiyakan tanpa ragu.
Saka terlihat menarik nafas keras lalu menyugar rambut ikal pendeknya kasar kebelakang dengan jarinya. Lalu dia mengambil ponselnya tang ada disaku jaket yang dikenakannya kemudian menunjukan layar ponsel itu kearah Cantika dengan gerakan cukup kasar meski tidak sampai menyakiti perempuan itu.
" Ini! Lihat file ini.Apa ini palsu?!"
Cantika menatap lekat layar ponsel Saka yang disodorkan kearahnya saat itu.
Itu sebuah file surat.... nikah dalam bahasa inggris, yang bertanda tangan dirinya dan Saka dibawah surat itu.
Cantika menatap membaca setiap kata yang tertulis disana tanpa melewatkan satupun dan itu memang surat keterangan menikah antara dia dan pria itu. Tapi bagaimana bisa? Bukankah saat itu mereka hanya pura pura saja.
Tapi disurat ini tertulis...
" Bagaimana bisa Saka? " Tanyanya lirih, setengah tidak percaya tapi ada bukti nyatanya.
" Tentu saja bisa karena kita dua orang dewasa yang sudah legal menikah."
" Aku menyukaimu dan kamu juga begitu, jadi...memang sudah seharusnya menikah bukan. Apa kamu lebih suka aku tiduri tanpa status lalu saling melupakan begitu saja? Bagaimana kalau saat itu kamu hamil? Apa yang akan kamu katakan pada anakmu?" Cantika mendelik kearah pria itu, mendengar ucapan yang dikatakan Saka. Karena seperti tanpa beban ketikan mengatakan nya.