Kekecewaanya terhadap sang Ayah membuat Azzura menerima dengan lapang ketika sang ayah akan memasukannya ke sebuah pesantren.
Ingin menolak namun hatinya terlalu lelah dengan keadaan.
Satu hal yang ia harapkan bahwa langkahnya menerima keputusan sang ayah hanya agar sang bunda kelak akan bahagia dan tak mendapat siksaan atas semua dosa-dosa nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tujuhbelas
...“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."(QS. Al-Baqarah:216)...
...----------------...
Suasana mobil menjadi hening dan mencekam.
Ustadz Yusuf bingung harus berbuat apa,ia hanya bisa meluruskan pandangannya kedepan.
Gus Ilham menarik nafasnya dalam dan mengeluarkannya perlahan.
ia kemudian membuka pintu mobil dan keluar.
Zura nampak acuh melihat apa yang di lakukan Gus Ilham.
Namun tak lama pintu di sampingnya terbuka,Gus Ilham masuk kedalam dan kemudian duduk di sisi Zura refleks Zura langsung menggeser duduknya ke ujung mobil.
"Saya mau bicara tapi saya mohon sebelum saya selesai kamu jangan menyela perkataan saya "
Ucap Gus Ilham dengan menatap wajah zura.
Karena hari mulai sore akhirnya Ustadz Yusuf berinisiatif mulai memajukan mobilnya perlahan,biarlah orang di belakangnya berbicara berdua.
ia akan fokus menjadi pengemudi.
"Bismillah..."lirih Gus Ilham.
"5hari yang lalu Ayah menelpon Abah dan mengundang abah dan umi untuk datang ke rumah beliau esok harinya,Ayah tidak memberitahukan acaranya apa tapi yang jelas ayah memohon pada abah agar bisa datang karena tidak enak akhirnya umi dan abah datang ke rumahmu dengan di supiri saya.Awalnya kami mengobrol biasa,sampai dimana ayah mengutarakan niatannya untuk memadu Mbak Nay kami terkejut mendengarnya..abah sudah membujuk ayah agar memikirkannya lagi dan memberitahukanmu dulu tapi ayah tetap teguh dengan keputusannya.Mbak nay tidak bisa berbuat apa-apa karena alasan ayah menikahi Bu sinta karena ingin keturunan laki-laki dan mbak nay tidak mampu memenuhinya.Mbak nay meminta cerai kepada Ayah tapi lagi-lagi Ayah bertekad tidak akan menceraikan mbak Nay dan hal itu membuat mbak nay semakin terluka. Dengan terpaksa mba Nay menyetujui keputusan Ayah tapi dengan syarat mba nay sementara tinggal di pondok sampai merasa tenang dan ayah menyetujui nya. Setelah perdebatan yang lumayan lama akhirnya mba nay membawa abah,umi dan saya ke gazebo yang ada di belakang rumah agar beristirahat dahulu.Disana mba nay mengeluarkan semua keluh kesahnya pada umi sampai pada saat mbak nay memberitahukan tentang ketakutannya kehilangan kamu,mba nay takut kamu semakin membencinya dengan keadaan ini,ia juga takut kamu semakin sakit,takut kamu sendirian lagi.Setelah mendengar itu tekad saya semakin bulat, dengan hati yang mantap saya meminta untuk meminangmu agar bisa lebih leluasa menemani dan melindungimu.Saya meminta restu abah ,umi dan mba nay dan Alhamdulillah mereka mendukung saya.Tibalah sore hari kami kembali berkumpul dan disana saya mengutarakan niatan saya untuk meminangmu,Tanpa banyak protes ayah menyetujuinya dengan syarat saya menikahimu malam itu juga karena besok adalah hari pernikahan ayah dan Bu sinta.Saya dan Abah menyetujuinya dan sejak kata Qobiltu saya ucapkan,maka seluruh tanggung jawabmu berpindah kepada saya..sejak itu pula surgamu ada pada saya.Maaf bukannya saya egois,tapi hanya itu lah satu-satu nya cara agar saya bisa lebih leluasa melindungi kamu "
Sesak rasanya dada Zura mendengar semua kenyataan tentang hidupnya.
Tak bisa ia pungkiri kecewa itu pasti ada,tapi rasa sakit itu yang lebih ia rasakan.
Sakit betapa ayahnya tidak memperdulikannya.
Sakit saat mendengar ayahnya menyakiti hati ibunya,dan ibunya hanya bisa diam.
Tangisnya semakin pilu,Zura memukul dadanya yang terasa sesak.
"Ya Allah kenapa sesakit ini "
Tak kuasa menahan semua kesakitan yang ia rasa,Zura semakin kencang memukul dadanya.
Gus ilham langsung menahan tangan Zura dan menarik Zura kedalam pelukannya.
Hatinya ikut sakit melihat istrinya menangis pilu.
"Maaf,,maafkan saya ra "
"Kenapa harus zura Gus,kenapa ?? Kenapa harus Zura yang merasakan sakit ini "tangis Zura tak berhenti.
"Karena kamu wanita pilihan Allah,karena Allah mempercayai kamu sebagai wanita kuat.Percayalah Allah tidak akan menguji umatnya diluar batas kemampuan,jangan takut sekarang kamu punya saya..libatkan juga Allah dalam segala urusanmu niscaya semuanya akan terasa lebih ringan "
Perlahan tangis Zura mulai melemah,
Gus Ilham melepas pelukannya,tangannya menangkup wajah zura dan menghapus airmatanya.
"Kamu mau kan menerima pernikahan ini"
ucap Gus Ilham sendu
Zura mengangguk perlahan,toh menolak pun percuma.
Semuanya sudah terjadi,ia hanya bisa pasrah dan berharap semoga ini jalan terbaik untuk hidupnya.
"Alhamdulillah"
Beribu-ribu syukur Gus Ilham panjatkan karena Allah SWT melancarkan segala urusannya.
Senyum manis terpatri di bibirnya,dengan semangat ia mengambil sesuatu di dompetnya.
Dua buah cincin yang ia beli 2hari yang lalu akhirnya bisa di pakai juga.
Gus Ilham memakaikan satu cincin di jari manis zura.
"Aa harap cincin ini tidak pernah lepas dari jarimu,kelak apapun yang terjadi kedepannya kamu selalu bertanya dan mendengarkan Aa terlebih dahulu dan satu hal yang harus di pegang teguh..Libatkan Allah dalam setiap langkahmu "
Zura mengambil satu lagi cincin,dan memasangkan di jari manis Gus Ilham
"Zura harap Gus tidak akan pernah mengecewakan zura,berjanjilah akan setia dan selalu ada di samping zura"
"Saya tidak berani berjanji,tapi saya akan berusaha semampu saya memenuhi permintaanmu dan membuatmu bahagia selalu "
Perlahan Gus ilham mencium kening zura dan meniupkan do'a di ubun-ubun zura
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا
جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ "
"Tapi kenapa Gus Ilham menyetujui begitu saja permintaan ayah? Padahalkan kita tidak saling kenal dan dekat ".
Gus Ilham memegang tangan zura " Kamu tau,beberapa bulan lalu saya pernah melaksanakan sholat malam untuk meminta jodoh karena umi selalu menanyakan saya kapan menikah karena saya tidak sedang dekat dengan wanita manapun akhirnya saya minta kepada Allah di sepertiga malam.Dua hari,tiga hari belum ada jawaban atau petunjuk apapun tapi beberapa minggu kemudian saya selalu bermimpi bertemu dengan seorang gadis yang masih memakai baju seragam sekolah tapi tidak terlihat bentuk wajahnya dan mimpi itu berulang-ulang.Hanya seragam sekolah yang menjadi petunjuk bagi saya,saya terus berdo'a dan meminta petunjuk sama Allah tapi tetap jawabannya hanya mimpi yang sama sampai pada waktu sebelum kejadian ayah meminta saya menikahi mu saya melihat sebuah foto di dalam lemari rumah kamu.Seorang gadis dengan seragam sekolah yang persis sama seperti dalam mimpi saya,dan entah kenapa hati saya begitu yakin dan mantap untuk menikahimu saat itu juga.Mungkin itulah jawaban dari petunjuk serta do'a saya di sepertiga malam,dan sungguh Allah memudahkan jalannya untuk saya menikahimu"
Cerita Gus ilham membuatnya terharu karena ternyata pilihan Gus Ilham menikahinya bukan karena paksaan semata.Zura kembali memeluk Gus Ilham."Makasih Gus karena sudah bersedia menjadi teman hidup Zura,terimakasih karena sudah memilih zura menjadi pendamping Gus maaf jika zura bukan wanita sholeha seperti impian Gus "
"Kata siap kamu bukan wanita Sholeha ? Kata siapa juga kamu bukan wanita impian saya? Kamu tu ya,jangan bilang bukan tapi belum..dan juga bagi saya kamu itu jawaban dari setiap do'a-do'a saya dan kamu jawaban di setiap solat malam saya jadi semuanya itu atas skenario Allah SWT.,jadi saya mohon mulai saat ini ceritakan apapun yang kamu rasa sama saya,berbagilah beban dengan saya dan yang lebih penting jangan pernah kamu menyembunyikan apapun dari saya,karena saya pasti akan tahu "
"Iya..iya deh..si yang paling tahu si paling nyebelin juga,untung aku bisa gampang baca situasi dan bisa baca gerak gerik orang jadi aku gak terlalu kaget "
Dan giliran Gus Ilham yang terkejut,Gus ilham melepas pelukan zura dan menatap zura penuh tanya.
"Coba ngomong yang jelas,Aa gak ngerti "
"Kamu kira aku gak curiga apa sama sikap kamu yang berubah tiba-tiba,kamu belum tau aku pandai menilai sikap dan situasi seserong. Aku udah curiga tapi aku belum yakin,aku mau nanya Aa tapi aku masih ingin memastikan lagi dan ternyata benarkan kecurigaanku, terus soal ibu dan si uler dan anaknya aku juga udah curiga tapi aku gak mau gegabah sebelum ibu bicara langsung. Jadi mulai sekarang Gus Muhammad Ilham Alghiffari anda jangan macam-macam di luar karena saya tidak bisa di bohongi "
"Mana mungkin saya macam-macam di luar ra, istri satu aja MasyaAllah belum bisa di apa-apain gimana mau macem-macem di luar coba " ucap Gus Ilham enteng.
"HEH,kok gitu..berarti kamu emang udah ada niatan buat macam-macam di luar kan setelah kamu apa-apain saya "
"Eh,gak gitu sayang " ucap Gus Ilham panik
"Buuahhhaaa.." pecah sudah tawa Ustadz Yusuf
namun langsung berhenti saat matanya melihat mata Gus Ilham melotot.
"Afwan Gus ana gak kuat nahan,kalian tuh lucu haha..afwan Gus lebih baik ngalah aja Gus,ingat hukum alam Gus kalau apapun masalahnya tetap wanita itu selalu benar. Jadi dari pada nanti Gus kesiksa lebih baik nyerah aja Gus "
"Tuh denger kata Ustadz Yusuf,kamu itu salah dan aku yang benar..Gak Ada protes ya Gus "
"Hufft..iya Aa nyerah ra,daripada nanti berabe.Udah ah sekarang kita mau kemana dulu "
Ucap Gus Ilham mengalihkan pembicaraan
"Kalo ke Bogor dulu keburu gak ya Tadz,Zura mau ngecek cafe yang di bogor"
"Sebenarnya sih bisa cuma nanti nyampe pondok tengah malam Gus,gimana gak apa-apa?"
"Kalo ngecek nya lusa aja gimana Ra? Kamu kelihatannya cape kondisi kamu juga lagi gak baik-baik jadi dari pada nanti kamu sakit,lusa InsyaAllah Aa antar lagi kita cek 2 cabang cafe kamu sekalian. Gimana sayang?"
Blush
Mendengar Gus Ilham memanggilnya sayang,tiba-tiba wajahnya terasa panas tapi Zura masih bisa mengendalikan saltingnya.
Lagian yang di katakan Gus ilham benar,hari ini fisik dan pikirannya begitu lelah.
Ia harus mengistirahatkannya segera.
"Gimana baiknya aja Gus,aku manut aja"
ucap Zura pasrah
"Alhamdulillah,ya sudah kita langsung pulang saja Suf "
"Siap Gus" jawab Ustadz Yusuf semangat.
"Oh iya Gus,boleh minta satu hal sama Gus?" tanya Zura ragu
"Silahkan "
"Mmm.. Bisakan untuk sementara status kita di sembunyikan dulu "
"Kenapa?"
Tanya Gus Ilham dingin
"Mm..itu Gus,zura kan masih sekolah."
"cuma karena itu ?"
Tanya Gus Ilham memastikan
"Iya,sekolah Zura tinggal sebentar lagi. Tinggal nunggu ujian,Zura takut nanti pihak sekolah tau status Zura terus nanti ngeluarin Zura dari sekolah kan sayang Gus,Zura udah berjuang 3 tahun eh malah di keluarin pas di akhir perjuangan kan nyesek banget "
"Haha..kamu ini bisa aja,tenang aja pihak sekolah sudah tahu dan semua sudah menyetujui "
"Loh,ko bisa sih "
"Ya bisa lah, yayasan punya Abah terus Aa ketuanya jadi ya gak masalah"
"Gus kok gitu sih,itu kan tidak memberi contoh yang baik untuk yang lainnya apalagi kamu tuh ketua yayasan."
"iya makanya mulai besok kamu diam di pondok,gak usah masuk sekolah lagi "
"Loh ko gitu sih,tadi katanya Zura gak di keluarin"
"Ya emang gak di keluarin,tapi kamu sekolah di rumah jadi nanti datang pas ujian saja. Lagian tinggal beberapa minggu lagi sayang.Manut ya,selebihnya biar jadi urusan Aa."
"Tau ah,nyebelin banget sih Gus..Terserah kamu aja deh "
ucap Zura dengan bibir cemberut.
Setelah itu suasana menjadi hening.
Perjalanan sore hari cukup padat hingga mereka memutuskan istirahat sejenak di sebuah mesjid sambil menunggu adzan magrib.
Mereka bertiga duduk di sebuah warung bakso di sebelah mesjid,
ketiganya memesan bakso untuk mengisi perut mereka.
Zura duduk di sisi Gus Ilham yang bersebelahan dengan Ustadz Yusuf.
Badannya terasa lelah,Zura menyenderkan kepalanya di bahu Gus Ilham.
"Cape ya.." ucap Gus Ilham lembut sambil mengusap sayang pipi Zura.
Zura hanya mengangguk dan memejamkan matanya saat tangan Gus Ilham mengusap pipinya.
Ada rasa hangat di hati nya.
Selesai makan,tak lama adzan magrib berkumandang.
Mereka segera melaksanakan solat magrib agar bisa segera melanjutkan perjalanan.
Tepat jam 8 malam mereka sampai di pondok.
Gus Ilham yang melihat istrinya tidur lelap tak tega membangunkannya.
Melihat suasana pondok yang sepi akhirnya Gus Ilham memutuskan untuk mengendong sang istri,tak lupa meminta Ustadz Yusuf untuk membawa tas milik istrinya yang tadi di bawa dari rumah ayahnya.
"Assalamualaikum"
Ucap salam Gus ilham saat memasuki rumah,tampak di ruang tamu ada umi,abah dan beberapa ustadz pengurus pondok yang sedang berkumpul untuk membahas acara pondok nanti.
"Waalaikumsalam,loh neng Zura kenapa A ?" tanya umi khawatir
"Gak apa-apa umi,Zura ketiduran di jalan mungkin terlalu cape. Aa bawa dulu ke kamar ya umi"
"Eh, A nanti kalo neng Zura marah gimana?"
"Gak apa-apa umi,Zura sudah tau semuanya"
"Oh gitu,syukurlah..ya sudah kalian istirahat pasti cape. Nak Yusuf juga tidur saja di kamar jangan pulang ke pondok,sampean pasti cape kan "
Umi tak pernah membedakan Yusuf dengan anaknya,ia sudah menganggap Yusuf seperti anaknya karena Yusuf yang sejak kecil tinggal di pondok bahkan umi sengaja membuat kamar untuk yusuf agar ia tidur di ndalem.
"Baik umi,saya manut saja.Kalo gitu izin istirahat duluan umi,abah kiai dan ustadz semua .Assalamualaikum "
Interaksi umi dan 3 orang tadi menjadi pusat perhatian para ustadz yang sedang duduk bersama abah kiai sehingga menimbulkan tanya di benak mereka karena Gus Ilham menggendong Azzura salah satu santriwati.
Abah yang melihatnya pun langsung menjelaskan siapa azzura.
"Yang di gendong Gus Ilham itu Azzura salah satu santriwati di sini dan kebetulan beberapa hari lalu mereka resmi menikah,jadi mohon nanti jangan sampai ada terjadi fitnah di luar.InsyaAllah secepatnya abah dan Gus ilham akan segera mengumumkan pernikahan mereka."
Penjelasan abah kiai cukup membuat rasa penasaran mereka terbayar tentang hubungan Gus ilham dan santrinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
♧R²_Chair♧