NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Ibu Sambung

Terpaksa Menjadi Ibu Sambung

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Ibu Pengganti / Anak Yatim Piatu / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Ina Ambarini (Mrs.IA)

Saphira Aluna, gadis berusia 18 tahun yang belum lama ini telah menyelesaikan pendidikannya di bangku sekolah menengah atas.
Luna harus menelan pil pahit, ketika detik-detik kelulusannya Ia mendapat kabar duka. Kedua orang tua Luna mendapat musibah kecelakaan tunggal, keduanya pun di kabarkan tewas di tempat.

Luna begitu terpuruk, terlebih Ia harus mengubur mimpinya untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
Luna kini menjadi tulang punggung, Ia harus menghidupi adik satu-satunya yang masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah menengah pertama.
Hidup yang pas-pasan membuat Luna mau tak mau harus memutar otak agar bisa terus mencukupi kebutuhannya, Luna kini tengah bekerja di sebuah Yayasan Pelita Kasih dimana Ia menjadi seorang baby sitter.

Luna kira hidup pahitnya akan segera berakhir, namun masalah demi masalah datang menghampirinya. Hingga pada waktu Ia mendapatkan anak asuh, Luna malah terjebak dalam sebuah kejadian yang membuatnya terpaksa menikah dengan majikannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Ambarini (Mrs.IA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengalaman Pertama Luna

Yuke membawa obat untuk di berikan pada Selina, Ia selalu bersemangat untuk melakukan hal tersebut.

Selina yang tak pernah menaruh curiga pada Yuke, selalu menerima setiap apa yang di berikan oleh Yuke padanya.

"Eh, Lin. Aku punya loh info obat kayak semacam penghilang sakit gitu," ujar Yuke.

"Oh, ya? Obat apa?" Tanya Lina.

"Aku lupa sih merknya, tapi katanya itu ampuh banget buat pereda nyeri. Penyakit Kamu kan suka kambuh tiba-tiba, kalau Kamu mau nyoba obat itu nanti Aku beliin." Yuke mencoba untuk membujuk, Ia telah merencanakan sesuatu untuk Selina.

"Emm, gak tahu deh. Aku kan udah ada obat dari dokter Ratna, kalau nambah obat lain bukannya harus konsultasi dulu, ya?" tanya Selina.

Yuke terdiam sesaat, namun Ia tak kehilangan akal untuk membujuk Selina.

"Iya, sih. Ya udah Aku beliin Kamu vitamin aja, biar badan Kamu terasa lebih segar. Gimana, mau?" Tanya Yuke.

"Vitamin apa namanya?" Tanya Selina, Ia memang selalu lebih hati-hati dalam menerima obat di luar dari apa yang sudah di resepkan untuknya.

"Cuma vitamin makan, Kamu kan suka susah makan. Gimana, mau?" Tanya Yuke.

"Kamu ini kenapa, sih? Kayaknya maksa banget buat beliin vitamin anak Tante? Gak perlu Kamu yang beliin, kalau Lina mau Khafi juga bisa kok beliin apa yang istrinya mau. Atau jangan-jangan Kamu..." Ibu Selina merasa heran dengan sikap Yuke yang terkesan memaksa untuk membelikan anaknya obat.

"Tante kenapa sih negative tinking terus sama Aku? Aku tuh berniat baik, Aku mau Lina cepet sehat. Gak ada niat lain," dalih Yuke.

"Mah, udah. Emm ya sudah, Aku mau vitaminnya, Ke." Selina yang berniat untuk mencegah perselisihan antara Ibunya dan Yuke, akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran sahabatnya itu.

Di sekolah, Luna masih menunggu Ica dan Brian.

Luna sudah merasa bosan, bahkan makanan juga minuman yang dibelikan oleh Khafi sudah habis di lahap olehnya.

Bel sekolah berbunyi, tanda tiba waktunya semua murid untuk keluar dari kelas.

Luna merasa lega, akhirnya waktu yang Ia tunggu datang juga.

"Akhirnya, pulang juga." Luna mengedarkan pandangannya, Ia mencari keberadan kedua anak majikannya.

"Kak Luna!" Teriak Brian dan Ica yang keluar secara bersamaan dari kelas Mereka masing-masing.

Luna melambaikan tangannya, "hay."

"Kak Luna, Kita pulang pakai apa? Di jemput, gak?" Tanya Brian.

"Emm, gak tahu. Mungkin Kita naik taksi online, gimana?" Tanya Luna.

"Oh, gitu. Kalau Kita gak di jemput, gimana Kalau Kak Luna ajak Aku sama Ica main dulu?" Tanya Brian.

Luna mengernyitkan keningnya, "main? Main kemana?" tanya Luna.

"Kemana aja. Udah lama Kita gak main, iya kan Ca?" Tanya Brian pada adiknya.

"Iya, Kak Luna. Semenjak Mami sakit, Kita jarang banget main. Sekalinya main juga yang nemenin Tante Yuke, gak suka Aku. Yuk main dulu!" Ajak Ica.

Luna terdiam, Ia tengah menimbang terlebih dulu permintaan anak majikannya itu.

"Emangnya boleh kalau pulang sekolah gak langsung pulang?" Tanya Luna.

"Boleh, dong. Kan ada Kak Luna yang jagain Kita," jawab Brian, Ia begitu antusias untuk bermain bersama Luna.

"Tapi Kak Luna gak tahu harus ajak main Kalian kemana," ujar Luna yang memang jarang sekali tahu tempat-tempat untuk bermain.

"Yang gampang aja kalau gitu, Kita ke Mall aja. Kan banyak tempat bermain yang seru!" saran Brian.

"Mall?" Luna terdiam, Ia tak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di Mall.

"Ayo dong Kak Luna! Yuk!" paksa Ica yang kini tengah merajuk.

"Hemm. Masuk ke tempat bermainnya berapa? Mahal gak?" tanya Luna.

"Nggak mahal, kalau buat tiket masuk Kita ada kok. Iya kan, Kak?" Tanya Ica pada Brian.

"Iya, Kak Luna. Uang bekal Kita cukup kok buat masuk arena bermain, Kak Luna tinggal beliin Kita makanan sama minumannya aja." Brian menuturkan.

Luna menganggukkan kepalanya, Ia merasa uang yang di berikan Khafi padanya cukup untuk membeli makanan juga minuman.

"Ya udah, deh. Tapi jangan lama-lama, ya! Satu jam aja mainnya!" Pinta Luna.

"Siap, Kak. Yuk berangkat sekarang!" Ajak Brian.

Mereka pun memesan taksi online dan menuju Mall yang terdekat, selama di perjalanan Luna sudah membayangkan bagaimana nanti jika dirinya sudah berada di dalam Mall.

"Brian, Ica. Nanti disana jangan lari-larian, ya! Jangan jauh-jauh dari Kak Luna!" pinta Luna.

"Siap. Kak Luna kenapa sih, mukanya kayak tegang gitu?" Tanya Brian.

Luna tersenyum tipis, Ia kemudian menggelengkan kepalanya.

"Gak, kok. Kak Luna gak tegang," sahut Luna.

Ica memperhatikan raut wajah Luna, "emm, Ica tahu. Jangan-jangan Kak Luna belum pernah ke Mall, ya?" tebak Ica.

Luna terkejut, Ia merasa malu karena tebakan Ica memanglah benar adanya.

"Kok Kak Luna malah diem? Beneran Kak Luna belum pernah ke Mall?" Tanya Ica lagi.

Luna menghela nafasnya, Ia terpaksa harus berkata jujur pada anak majikannya itu.

"Iya. Kak Luna belum pernah main ke Mall, jadi Kak Luna khawatir nanti kalau disana Kalian hilang. Kak Luna juga gak punya uang banyak, uang di saku Kak Luna juga di kasih tadi sama Papi Kalian. Belum Kak Luna hitung, tapi kayaknya agak lumayan sih." Luna menuturkan.

"Oh, gitu. Ya udah gak apa-apa, Kita nanti beli makanannya yang murah aja, Kak. Biar uangnya cukup," ujar Brian.

"Jajan murah di Mall emangnya ada?" tanya Luna.

"Emm, Kita juga gak tahu sih. Tapi Kita cari aja nanti," timpal Brian.

Sesampainya di Mall yang dituju, Mereka bertiga pun langsung turun. Tangan Luna tak lepas menggenggam tangan Brian dan Ica, Ia tak mau sesuatu terjadi pada anak majikannya itu.

"Kak ayo jalannya cepetan! Tuh, tempat bermainnya di lantai dua!" pinta Brian.

"Ha? Lantai Dua? Kak Luna takut naik tangga berjalan itu!" Seru Luna.

"Tangga berjalan? Eskalator maksudnya? Haha, tenang aja. Kan ada Kita!" Seru Brian.

Brian dan Ica membantu Luna untuk menaiki eskalator, Luna terlihat begitu tegang.

Sesampainya di lantai dua, Brian dan Ica berhambur menuju tempat bermain.

"Brian, Ica. Jangan lari, tunggu Kakak!" Pinta Luna yang ikut berlari mengejar kedua anak majikannya.

Brian dan Ica sudah membeli tiket, Mereka meminta Luna untuk menunggu di dekat arena bermain.

"Kak Luna tungguin Kita main, ya! Kalau Kak Luna mau lihat-lihat Mall, boleh. Nanti jemput Kita lagi disini!" Papar Brian.

"Iya. Udah cepet Kalian mainnya!" seru Luna.

Brian dan Ica pun mulai bermain, sedangkan Luna, Ia kini tengah mengedarkan matanya melihat seisi Mall.

"Wah, luas banget. Mana banyak baju, sepatu bagus. Aku lihat-lihat boleh kali, ya?"

Tanpa di sadari, kaki Luna mulai melangkah sembari melihat pakaian-pakaian yang terpajang di setiap toko di dalam Mall.

1
Nurlaila Hasan
cakeeep,, ga bertele tele ceritanya,,,/Good/
Bunda Puput
Luar biasa
Bunda Puput
Lumayan
martina melati
astaga tegany kau...
martina melati
jahatny...
martina melati
hehehe . .
martina melati
hahaha...
martina melati
2 in 1???
yuli ressok
lumayan
yuli ressok
umurnya Erik berapa? Erik KK kelas Luna pas masuk SMA Erik lulus 18+4 tahun berarti Erik 22 tahun?? anak Selina aja yg paling besar 9 tahun
Erik naksir Selina usia 12 tahun ?????/Slight//Slight/
Martin Budiningsih
baca sambil mewek
Reni Setia
makasih author untuk novelnya
N Wage
udah jelas kelihatan kalau temannya si selina,si yuke itu calon ulet bulu.
Nazma Awalia nur hasanah
seru
Chasuari (FB & IG)
istri Seno kan Windi..
kok Nuri Thor?
apa besan di jadiin bini juga 🤣
Chasuari (FB & IG)
maaf ya Thor
kalau hotel itu nggak boleh memberikan informasi huniannya pada orang lain..
karena itu sangat privasi sifatnya
Chasuari (FB & IG)
serang aja Luna..
jalan saja sama lelaki lain semaumu.. toh wanita selalu benar..
soal neraka urusan belakangan..
mana bunting sama laki lain.
Tinggal minta author tukar judul 🤣🤣🤣
Ayah Sanjaya
aku ikut sedih, tp juga kurang suka dengan sikapnya Khafi, seharusnya ia hrs kuat bwt ksh semngat anak2nya
ahyuun.e
sok atuh cari, namanya jodoh mah gmna caranya pasti ketemu yuke wkwkwk
ahyuun.e
manusia kek kau sampah yuke yg cepat mati biar jdi kerak di neraka wkwkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!