selingkuhan suamiku merampok semua hartaku dan papaku, suamiku berubah saat bertemu wanita iblis bernama Syifa, aku tidak menyangka perubahan sikap yang ditunjukkan oleh suamiku karena pengaruh guna-guna wanita iblis bernama Syifa itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Andre mengusap wajahnya dengan tangan gemetar, raut wajahnya penuh dengan kekecewaan dan kebingungan. Richard, anak laki-lakinya, telah berubah lagi. Setelah bertahun-tahun menjalani hidup bahagia dengan Alice, istri yang sangat dicintainya, Richard kembali pada Syifa, wanita yang dulu merusak rumah tangganya dengan Alice.
"Bagaimana bisa Richard berubah lagi?" gumam Andre dalam hati, suaranya bercampur dengan rasa kecewa.
"Kenapa dia bisa terbuai lagi oleh rayuan Syifa?" tanya Andre pada diri sendiri. "Apakah dia tak ingat betapa sakitnya Alice dulu ketika dia meninggalkan Alice untuk Syifa?"
Andre masih ingat betapa hancurnya Alice ketika Richard meninggalkannya. Alice yang dulunya wanita yang cerah dan penuh semangat, menjadi lesu dan pendiam. Alice mengalami depresi dan harus mendapat perawatan medis.
"Richard telah merusak hidup Alice," gumam Andre lagi. "Dan sekarang, dia melakukannya lagi."
Andre merasa marah dan kecewa pada Richard. Dia tak percaya bahwa anaknya bisa sekejam itu pada Alice. Alice yang telah memberikan segala sesuatunya untuk Richard, yang telah mencintainya dengan segenap jiwa raganya.
"Dan sekarang, Richard juga mencuri harta Alice," gumam Andre dengan nada yang penuh kemarahan. "Dia benar-benar tak berhati nurani."
Andre terbayang kehidupan Alice yang mewah selama menikah dengan Richard. Rumah mewah, mobil mewah, dan segala kemewahan lainnya yang dinikmati Alice selama ini.
"Richard telah mencuri semuanya dari Alice," gumam Andre lagi. "Dia benar-benar orang yang rakus."
Andre merasa sedih dan prihatin pada Alice. Dia tak mengerti mengapa Alice masih bisa mencintai Richard setelah segala yang telah dilakukan Richard padanya.
"Kenapa Alice masih mencintainya?" tanya Andre pada diri sendiri. "Apakah Alice tak mengerti bahwa Richard tak pernah benar-benar mencintainya?"
Andre menarik napas dalam dan mencoba untuk menenangkan diri. Dia tahu bahwa dia tak bisa melakukan apa-apa lagi. Richard adalah anaknya, dan dia tak bisa menghukumnya.
"Tapi aku akan selalu ada untuk Alice," gumam Andre dalam hati. "Aku akan menjaganya dan mendukungnya."
Andre berdiri dan melangkah menuju telepon. Dia harus menghubungi Alice dan menanyakan keadaannya. Dia harus menemui Alice dan memberinya dukungan. Dia harus menunjukkan padanya bahwa dia tak sendiri dalam perjuangan ini.
"Aku akan selalu menjagamu, Alice," bisik Andre dalam hati. "Aku akan selalu ada untukmu."
Jari-jari Andre gemetar saat menekan tombol panggil pada ponselnya. "Alice," gumamnya, nama itu terucap dengan lembut tapi penuh kekhawatiran.
Detik-detik menjelang sambung terasa lama sekali. Andre menunggu dengan harap suara Alice akan menjawab teleponnya. Namun, yang terdengar hanya nada dering yang membosankan dan suara robot yang mengumumkan bahwa nomor yang dipanggil tak tersedia.
"Kenapa Alice memblokir nomorku?" gumam Andre dengan nada kecewa. "Apakah dia masih marah padaku?"
Andre mencoba menelepon Alice sekali lagi. Namun, hasilnya masih sama. Nomornya diblokir.
"Apa yang harus kulakukan?" tanya Andre pada diri sendiri. "Aku harus bertemu Alice. Aku harus menanyakan keadaannya."
Andre merasa kecewa dan tak berdaya. Dia ingin sekali menemui Alice dan menanyakan keadaannya. Dia ingin memberinya dukungan dan menunjukkan bahwa dia tak sendiri dalam perjuangan ini.
"Tapi bagaimana caranya?" gumam Andre lagi. "Alice memblokir nomorku. Bagaimana aku bisa menemui dia?"
Andre terdiam sejenak, mencoba mencari jalan keluar. Dia harus bertemu Alice. Dia harus menemui Alice.
"Aku akan menemui Richard," gumam Andre dalam hati. "Mungkin dia tahu di mana Alice berada."
Andre mencoba menghubungi Richard. Namun, teleponnya tak diangkat.
"Dasar brengsek!" maki Andre dalam hati. "Richard pasti bersembunyi dariku."
Andre menarik napas dalam dan mencoba untuk menenangkan diri. Dia harus tetap tenang dan mencari cara untuk menemui Alice. Dia harus menemui Alice.
"Aku akan menemukanmu, Alice," gumam Andre dalam hati. "Aku akan menemukanmu, walau aku harus mencari di seluruh penjuru dunia."
Mayang yang selama ini memperhatikan gelagat suaminya dengan penuh kecemasan, akhirnya tak tahan lagi. Ia mendekati Andre yang terduduk lesu di sofa, wajahnya muram dan penuh kecemasan.
"Ada apa, Andre?" tanya Mayang dengan suara lembut. "Kamu terlihat tak tenang sekali."
Andre menoleh ke arah istrinya. Ia mencoba untuk menunjukkan senyum seolah tak ada apa-apa, tapi senyumnya terlihat kaku dan tak menyakinkan.
"Nggak apa-apa, Sayang," jawab Andre, suaranya berusaha tetap tenang. "Aku cuma sedikit lelah saja."
Mayang menatap suaminya dengan mata yang tajam. Ia tahu bahwa Andre sedang menutupi sesuatu.
"Kamu jangan bohong sama aku, Andre," kata Ibu Andre dengan nada tegas. "Aku tahu kamu sedang menutupi sesuatu. Ceritakan padaku. Apa yang terjadi?"
Andre menunduk, menahan tangis yang ingin meledak. Ia tak bisa menahan lagi. Ia harus menceritakan semuanya pada Mayang
"Alice," ujar Andre dengan suara gemetar. "Richard kembali pada Syifa."
"Apa?!" Mayang terkejut mendengar perkataan suaminya.
"Dan Richard juga mencuri harta Alice," lanjut Andre. "Dia benar-benar tak berhati nurani."
Mayang terdiam sejenak, mencerna informasi yang baru saja diterimanya. Ia merasa prihatin pada Alice. Ia tahu betapa Alice sangat mencintai Richard dan betapa hancurnya dia ketika Richard meninggalkannya untuk Syifa dulu.
"Kasihan Alice," gumam Mayang. "Dia sangat mencintai Richard."
"Aku juga kasihan pada Alice," jawab Andre. "Aku tak mengerti mengapa dia masih mencintai Richard setelah segala yang telah dilakukan Richard padanya."
Mayang menarik napas dalam dan mencoba untuk menenangkan diri. "Kita harus membantu Alice," ujarnya. "Kita harus menunjukkan padanya bahwa dia tak sendiri dalam perjuangan ini."
Andre mengangguk pelan. "Iya, Sayang," jawabnya. "Kita harus membantu Alice."
"Tapi bagaimana caranya?" tanya Mayang. "Alice memblokir nomorku."
Andre menunduk. "Aku tak tahu," jawabnya. "Tapi aku akan mencari cara untuk menemui Alice."
mayang memeluk Andre erat-erat. "Tenanglah, Sayang," ujarnya dengan suara yang penuh kasih sayang. "Kita akan menemukan cara untuk membantu Alice."
Andre menangis dalam pelukan istrinya. Ia merasa sedih dan tak berdaya. Ia ingin sekali menemui Alice dan memberinya dukungan. Ia ingin menunjukkan padanya bahwa dia tak sendiri dalam perjuangan ini.
"Aku akan mencari Alice untuk minta maaf atas perlakuan Richard, Alice," bisik Andre dalam hati. "Aku akan menemuinya
Mayang, istri Andre, menatap suaminya dengan mata yang penuh keprihatinan. Ia memahami kesedihan dan kekecewaan yang menyerang hati Andre setelah mendengar perbuatan Richard yang tak terpuji.
"Tenanglah, Andre," ujar Mayang dengan suara lembut sambil mengusap punggung suaminya. "Aku tahu kamu sangat menyayangi Alice. Aku juga sangat kasihan padanya."
"Aku ingin membantu Alice," lanjut Mayang. "Aku ingin menyatukan dia dan Richard lagi. Aku yakin, Richard masih mencintai Alice."
Andre menoleh ke arah istrinya. "Tapi bagaimana caranya, Mayang?" tanya Andre dengan nada yang penuh keraguan. "Richard sudah terbuai oleh rayuan Syifa. Aku tak tahu apakah dia masih mencintai Alice."
"Aku tahu Richard masih mencintai Alice," jawab Mayang dengan yakin. "Dia hanya tersesat dan terbuai oleh rayuan Syifa. Kita harus membantunya untuk sadar lagi."
"Bagaimana caranya?" tanya Andre lagi. "Alice memblokir nomorku. Aku tak bisa menghubungi dia."
"Kita bisa mencari cara lain," jawab Mayang. "Kita bisa menemui Alice langsung atau menghubungi teman-temannya. Kita harus mencoba menyatukan mereka lagi."
"Aku takut Richard tak mau mendengarkan aku," ujar Andre. "Dia sudah terlalu buta cinta pada Syifa."
"Kita harus terus mencoba, Andre," jawab Mayang dengan tegas. "Kita harus berjuang untuk kebahagiaan Alice. Kita harus menunjukkan pada Richard bahwa Alice adalah wanita yang paling mencintainya."
"Aku akan membantumu, Andre," lanjut Mayang. "Kita akan berjuang bersama untuk menyatukan Alice dan Richard lagi."
Andre tersenyum lebar mendengar perkataan istrinya. Ia merasakan kehangatan cinta dan dukungan Mayang. Ia tahu bahwa ia tak sendiri dalam perjuangan ini.
"Terima kasih, Mayang," ujar Andre dengan suara yang penuh syukur. "Aku sangat beruntung memiliki istri seperti kamu."
Mayang tersenyum dan memeluk Andre erat-erat. "Aku akan selalu ada untukmu, Andre," ujarnya dengan suara yang penuh kasih sayang. "Kita akan mengatasi semua ini bersama."
Andre menangis dalam pelukan istrinya. Ia merasa bahagia memiliki Mayang, istri yang sangat mencintainya dan mendukungnya dalam semua keadaan. Ia yakin bahwa mereka akan mengatasi semua persoalan ini bersama.
"Aku juga mencintaimu, Mayang," jawab Andre dengan suara yang penuh rasa syukur. "Terima kasih karena selalu ada untukku."