“Kuberi kau dua ratus juta satu bulan sekali, asal kau mau menjadi istri kontrakku!” tiba-tiba saja Alvin mengatakan hal yang tidak masuk akal.
“Ha? A-apa? Apa maksudmu!” Tiara benar-benar syok mendengar ucapan CEO aneh ini.
“Bukankah kau mencari pekerjaan? Aku sedang membutuhkan seorang wanita, bukankah aku ini sangat baik hati padamu? Kau adalah wanita yang sangat beruntung! Bagaimana tidak? Ini adalah penawaran yang spesial, bukan? Kau akan menjadi istri seorang CEO!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Datang Tak Diundang
Saat Dila terbangun, ia sudah berada sendirian di apartemen itu. Sekretaris Doni sudah pergi, tanpa memberi tahu Dila ke mana ia pergi. Dila kaget bukan main, pikirannya tiba-tiba teringat akan hal mengerikan tadi, saat ia bercinta dengan Doni.
“Astaga, astaga, gak mungkin! Gue gak mungkin sehina itu! Gue gak mungkin semurahan itu! Gak mungkin gue nyosor-nyosor dia duluan! Aarrgghh, itu cuma mimpi, kan? Itu mimpi kan?”
“Kalau ini cuma mimpi, kenapa sekarang aku tak mengenakan busana apapun? Kenapa aku hanya ditutupi oleh selimut ini? Ah, sialan! Sial! Sial!”
“Tadi kan gue diculik, apa para preman itu yang udah nidurin gue? Kurang ajar! Arrghhh, sial banget hidup gue ini! Tapi gue sadar, gue maenin tubuh si sekretaris rese itu tanpa ampun. Gue udah kayak orang yang nyosor duluan sama dia! Ah Tuhan, ini gak mungkin! Kumohon, yakinkan aku, jika semua ini hanyalah mimpi ...”
Dila berbicara seorang diri di Apartemen baru itu. Ia kaget dan sangat syok, kenapa bisa-bisanya, ia baru tersadar dengan keadaan tak berbusana.
Dila pun terbangun, ia berusaha untuk berjalan, walau bagian sensitifnya terasa perih. Apartemen ini tak terlalu luas, jadi Dila bisa langsung sampai di toilet.
Apartemen ini adalah apartemen yang nantinya akan dihuni oleh Dila dan juga adik Tiara. Alvin sengaja menyiapkannya, agar Dila dan adik Tiara tidak terancam bahaya.
.
Beberapa hari kemudian, sekretaris Doni tengah sibuk mengurus berkas pelaporan penculikan Dila. Alvin sudah mengutus Doni untuk mengurus semuanya. Alvin jelas akan melaporkan perbuatan gila ini.
Namun saat Alvin akan melaporkan dalang dibalik penculikan Dila, tiba-tiba saja datang seseorang yang ingin menemuinya. Dia adalah orang yang terus memaksa ingin bertemu dengan Alvin.
Siapa dia? Dia adalah Sisilia Utama, mantan istri Hardy, dan juga selingkuhan Herman Satria Utama. Alvin heran, kenapa dia malah menampakkan diri dihadapan Alvin?
Apa maksud dan tujuannya? Alvin tak gegabah, ia segera mengutus beberapa anak buahnya untuk berjaga ketat. Alvin mengizinkan Sisil untuk masuk ke ruang kerjanya. Alvin juga penasaran, apa yang ingin wanita itu katakan.
“Tuan Alvin, izinkan aku masuk,”
“Kenapa kau harus datang ke sini? Kenapa bukannya datang ke kantor polisi? Brengsek!”
Sisil dengan tergesa mendekati Alvin, lalu Sisil bersimpuh di kaki Alvin, seraya meminta pertolongan Alvin. Namun Alvin tak sedikitpun iba padanya. Alvin malah jijik, ia tak pantas berada di sini. Alvin sudah muak, ingin menendangnya ke penjara.
“Tak usah basa-basi. Apa yang kau inginkan?”
“Tuan, maafkan aku, maafkan aku karena telah mencelakai istrimu. Aku khilaf, aku benar-benar khilaf,”
“Apa kau tahu, jika suruhanmu itu salah orang? Ha? Kau menculik teman istriku!”
Apa? Benarkah? Aku sungguh tak tahu, Tuan. Syukurlah, jika memang mereka salah menculik! Sungguh, aku khilaf, maafkan aku!”
“Apa yang kau inginkan?”
“Aku lelah terus melakukan hal gila itu! Kumohon tolong aku, tolong lepaskan Hardy! Urusanku dan dia belum selesai. Kumohon, cabut laporan itu!” Sisil terus memohon.
“Dengarkan aku, aku tak akan memberi penawaran apapun padamu. Aku hanya memberi kesempatan terakhir padamu. Kau, jangan kau kira jika aku tak tahu maksud burukmu. Kau takut kehilangan harta kan? Kau takut warisan Hardy dan keluarganya tak jatuh ke tanganmu? Sisil, Herman Utama itu tak memiliki kekuatan apapun! Semua saham, aset dan kekayaannya sudah atas nama istrinya, Fitria Utama. Kenapa kau terus memaksa lelaki tua itu untuk menyerahkan semuanya, ha?”
“Kau tak tahu apa-apa Tuan Alvin!” Sisil malah emosi pada Alvin.
“Aku tahu tujuanmu, kau ingin harta Hardy atas nama anakmu. Iya kan? Kenapa kau harus minta pada Hardy? Jika anakmu saja bukan darah dagingnya? Minta saja pada Herman! Dialah yang pantas memberikan semuanya padamu! Eh, tapi aku lupa, jika Herman itu tak punya aset apa-apa. Jadi, wajar saja jika saat ini kau khawatir!”
"Kenapa kau harus ikut campur akan hal itu! Kumohon lepaskan Hardy, dan kembalikan semua asetnya! Di dalam aset itu, ada hak atas nama Anakku! Jangan mempersulit diriku, Tuan Alvin! Aku akan berhenti mengusikmu, asal kau lepaskan Hardyku!”
“Jika Hardy lepas, ada kemungkinan besar istriku dalam masalah lagi! Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi! Satu lagi, kau dan Herman sudah jelas ingin menghancurkan istriku, ‘kan? Kini kau seolah mendekatiku untuk meminta tolong, padahal aku juga tahu, maksud dan tujuanmu! Herman sangat membenci istriku, karena hal ini, dia akan terus menyakiti istriku. Selagi aku masih berbaik hati pada kau dan Herman, kumohon hentikan semuanya, dan jangan menggangguku. Untuk urusan harta, urus saja sendiri, tak usah meminta bantuanku! Ini adalah kesempatan terakhir bagimu, Sisil. Jika kau tak mau melakukannya, akan kusiapkan jeruji besi paling mengerikan untukmu dan juga Herman! Pergi!”
Alvin mengisyaratkan pada pengawalnya untuk mengusir Sisil. Alvin tahu, Sisil pasti sedang menjebaknya saat ini. Alvin tak sebodoh yang ia kira. Alvin juga tahu, maksud buruk dari ayah Hardy, yang tentu saja ingin melenyapkan Tiara.
“Tuan Alvin! Kumohon lepaskan Hardy! Kumohooon! Aaarrgghhh, lepas! Lepas! Aku belum selesai bicara dengannya! Auwwwhhh,”
Sisil meringis kesakitan karena diseret paksa keluar dari ruangan Alvin. Alvin tak peduli padanya, beruntung Alvin tak langsung menjebloskan Sisil dan Herman ke penjara, karena insiden penculikan itu. Tapi jika nanti ada hal yang akan mencelakai Tiara lagi, maka Alvin tak segan-segan akan menghabisi mereka.
.
Alvin memanggil sekretaris Doni, ada hal penting yang ingin ia katakan padanya. Sekretaris Doni secepat kilat langsung datang menuju ruangan kerja Alvin. Sekretaris Doni sudah tahu, sepertinya Alvin akan meminta bantuan padanya.
“Dila dan Fani sudah pindahan kan? Mereka sepertinya baru sampai di apartemen baru itu. Tolong kau ajarkan mereka untuk mengetahui segala hal. Amati semuanya, tunjukkan pada mereka, CCTV yang ada di apartemen itu. Ada di beberapa tempat! Mereka harus melihat CCTV dan mengisyaratkan sesuatu, jika butuh pertolongan. Aku sudah memesan CCTV pada Zacky, agar dipasang di sana!”
“Apa? Kau memasang CCTV di apartemen baru itu? S-sejak kapan, Tuan?”
“Sejak aku membeli apartemen itu! Tapi untuk hasil gambarnya belum aku cek. Ya pokoknya katakan saja pada mereka, jika di apartemen itu ada CCTV. Untuk hal pribadi, jangan sembarangan, silakan pakai ruang ganti, yang tak ada CCTV-nya. Kau lihat saja lah nanti! Aku lupa mengatakannya padamu, karena kala itu aku memerintahkan Zacky!”
Ya Tuhan, kenapa aku tak sadar jika ruang itu ada CCTV-nya? Hari itu, saat wanita gila itu meniduriku, tentu saja pasti terekam oleh CCTV. Aaarrgghhh, kurang ajar! Aku harus segera menghapusnya, sebelum ada yang melihat. Batin Sekretaris Doni.
“Doni! Kenapa kau terdiam, ha?”
“Ah, maaf, Tuan, aku melamun. Siap, Tuan, aku akan segera ke sana, aku akan mengecek Cctv-nya, dan menghapusnya!” ujar sekretaris Doni refleks.
“Hah? Menghapus? Apanya yang kau hapus?”
Astaga, kenapa otak dan mulutku bisa tak sejalan begini? Aarrgghhh. Batin sekretaris Doni lagi.
“Ah, i-ini, ini Tuan, memori ponselku mulai penuh, aku akan menghapusnya, kenapa aku malah berbicara terlalu keras! Dasar otakku, maafkan aku, Tuan,”
“Ah dasar kau ini! Sudah cepat pergi sana. Tolong bantu mereka! Cepat pergi!”
“Baik, tuan, aku akan segera berangkat menuju apartemen. Maafkan aku, karena kurang fokus!” Sekretaris Doni membungkukkan badannya.
“Ya, tak apa. Sudah sana pergi.”
Astaga, aku harus segera menemukan isi CCTV itu. Aku harus menghapusnya! Harus! Jangan sampai keduluan orang lain. Bahaya, bisa mati berdiri aku jika ketahuan telah tidur dengannya. Batin sekretaris Dika lagi.