sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 25
Sore itu, Axel duduk di ruang kerjanya yang tenang, memeriksa beberapa berkas. Pikirannya masih terpaku pada penyelidikan tentang Reno. Ponselnya tiba-tiba bergetar di atas meja, dan pesan masuk dari salah satu anak buahnya. Axel meraih ponselnya dan membuka pesan tersebut. Foto yang dikirimkan segera menarik perhatiannya. Dalam foto tersebut, Reno terlihat sedang merangkul seorang wanita di sebuah bar. Mereka tampak sangat dekat, seolah tak peduli dengan sekeliling mereka.
Axel memperbesar gambar, memperhatikan setiap detail. "Apa dia mengkhianati Keira?" gumamnya pelan. Pesan lain masuk dari anak buahnya, melanjutkan laporan. "Sepertinya mereka memiliki hubungan spesial, bos."
Axel menutup pesan tersebut, menatap ponselnya dengan raut wajah tegang. Meski ia belum mengenal Reno dengan baik, apa yang dilihatnya semakin memperkuat dugaan bahwa Reno menyembunyikan sesuatu dari Keira. Ia harus bertindak cepat sebelum Keira semakin terjebak dalam hubungan yang penuh kebohongan.
Axel menghela napas panjang. Hatinya bercampur aduk antara rasa prihatin terhadap Keira dan kekesalan terhadap Reno. Keira adalah wanita yang baik, dan ia tidak pantas diperlakukan seperti itu. Axel kembali mengambil ponselnya dan menghubungi anak buahnya. "Terus awasi Reno. Aku butuh semua informasi tentang wanita itu, dan aktivitas Reno. Jangan sampai ada yang terlewat," katanya dengan nada tegas sebelum menutup telepon.
Axel duduk sejenak, merenung. Ia merasa semakin terlibat dalam kehidupan Keira, bukan hanya sebagai atasannya, tapi sebagai seseorang yang peduli. Ada dorongan dalam hatinya untuk melindungi Keira, meski ia sendiri masih ragu apa yang sebetulnya ia rasakan.
***
Malam mulai menyelimuti kota, dan di apartemennya, Keira sedang berbaring di kasurnya. Ia merasa sedikit lelah setelah seharian memulihkan diri dari rumah sakit. Matanya mulai terpejam, namun pikirannya terus melayang, memikirkan berbagai hal, termasuk Reno yang masih belum banyak memberikan perhatian sejak ia pulang.
Ketukan di pintu tiba-tiba terdengar, membuat Keira terkejut. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya dan menuju ke pintu. Ketika pintu terbuka, wajah Reno muncul di hadapannya.
"Hai sayang," sapa Reno sambil tersenyum dan langsung memeluk Keira tanpa memberikan kesempatan untuk bertanya lebih jauh.
Keira menatap Reno dengan bingung, hatinya campur aduk. "Kamu ngapain di sini?" tanyanya pelan, sedikit kaget dengan kedatangan Reno yang tiba-tiba.
"Emangnya aku nggak boleh ketemu pacar aku yang cantik banget ini?" Reno menjawab dengan santai sambil masuk ke dalam apartemen Keira tanpa menunggu persetujuannya. Keira pun menutup pintu di belakang mereka.
"Ya boleh-boleh aja sih," kata Keira, meski dalam hatinya ada rasa tak nyaman yang perlahan muncul. Reno tampak berbeda malam ini, lebih santai tapi juga terasa ada yang ia sembunyikan.
Reno menghampiri Keira lagi dan memeluknya dari belakang dengan erat. "Aku kangen banget sama kamu, sayang," bisiknya di telinga Keira.
Keira terdiam sejenak, merasakan pelukan Reno yang hangat namun ada sesuatu yang terasa tidak biasa. "Aku juga kangen," jawabnya pelan. Meski ada perasaan rindu, Keira tidak bisa mengabaikan kecurigaannya tentang Reno yang akhir-akhir ini sering tidak ada kabar.
Tanpa banyak bicara lagi, Reno melepaskan pelukannya dan beralih ke sofa di ruang tamu. Ia duduk dengan santai, kemudian berkata dengan nada yang sangat tenang, "Aku tidur di sini ya sama kamu malam ini."
Keira terdiam, merasa sedikit canggung dengan permintaan Reno. Meski mereka sudah sering bersama, ada sesuatu dalam sikap Reno malam ini yang membuat Keira merasa ada sesuatu yang salah. "Hmm... Kamu mau tidur di sini?" tanya Keira memastikan.
"Ya iyalah. Aku kan kangen sama kamu, sayang," Reno menjawab sambil tersenyum kecil.
Keira berjalan pelan menuju sofa, duduk di samping Reno. Ia menatap pacarnya itu dengan ragu. "Ren, akhir-akhir ini kamu sering nggak ada kabar. Kamu sibuk banget ya?"
Reno tersenyum, berusaha terlihat tenang. "Iya, sayang. Tapi aku selalu kepikiran kamu kok," jawabnya, lalu menggenggam tangan Keira.
Keira menundukkan kepala, berusaha menutupi perasaan gelisahnya. "Oh... Iya. Aku paham, cuma... aku merasa kamu agak jauh akhir-akhir ini."
Reno tertawa kecil, mencoba meredakan ketegangan. "Ah, kamu lebay deh. Aku nggak jauh kok. Cuma ya, kadang ada yang bikin pusing. Jangan mikir yang aneh-aneh ya."
Keira hanya bisa mengangguk pelan. Ia ingin percaya pada Reno, tapi apa yang ia rasakan tak bisa diabaikan begitu saja. Ada jarak yang semakin terasa di antara mereka, dan Keira tahu, mungkin ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini.
Malam itu, Keira mencoba untuk tidak memikirkan hal-hal buruk. Mereka duduk bersama di sofa, menonton TV, dan sesekali berbicara ringan. Namun, di dalam hatinya, Keira tahu ada hal yang lebih dari sekadar kesibukan Reno. Sesuatu yang tak terucap, sesuatu yang membuatnya semakin curiga.
Sementara itu, di tempat lain, Axel terus memantau perkembangan informasi yang ia dapatkan tentang Reno. Foto-foto dan laporan yang dikumpulkan oleh anak buahnya semakin menunjukkan bahwa Reno bukanlah pria yang bisa dipercaya. Reno tampak sering berada di tempat-tempat yang mencurigakan, dan wanita yang dirangkulnya di bar itu bukan sekadar teman.
Axel mulai merasa lebih tegas dengan keputusannya untuk mengungkap kebenaran kepada Keira. Ia tahu bahwa Keira berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi, meskipun itu berarti menghancurkan perasaan wanita yang ia pedulikan.
Axel menatap ponselnya, melihat foto Reno dan wanita misterius itu sekali lagi. Hatinya semakin tegas. "Aku harus melindungi Keira, bagaimanapun caranya," bisiknya dalam hati.
Malam semakin larut, dan sementara Reno berbaring di samping Keira, Axel mempersiapkan langkah berikutnya untuk mengungkap semua rahasia yang disembunyikan Reno. Pertanyaan besar masih menggantung di pikirannya: Apa yang akan terjadi jika Keira mengetahui semua ini? Apakah ia akan bisa melanjutkan hidupnya tanpa Reno, atau justru terjebak lebih dalam dalam kebohongan yang telah dibangun oleh pria itu?
Axel tahu, apapun yang terjadi, ia harus bertindak cepat.