Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hujan Di Malam Itu
Baru tadi Aira kehidupannya dibanggakan tetangga, sekarang jadi bahan bisik-bisik karena keributan yang terjadi antara Adrian dan Aira. Terusirnya Adrian dengan bunyi keras pintu tertutup, menjadi asal muasal para tetangga keluar rumah menyaksikan.
Adrian gak pergi dari sana, terus berdiri menatap rumah Bu Salmah dalam pesakitan--hingga malam tiba.
JEDER!
Petir menggelegar begitu nyaring. Rasanya seperti persis ada di atas kepala. Adrian gak peduli dengan cuaca malam itu. Dia lebih baik mati tersambar, daripada Aira terus menganggap dia pecundang.
"Alea mau kemana nak?" Bu Salmah terperanjat ketika cucunya bangun dan berlari menuju keluar kamar. Anak kecil itu merengek meminta bantuan Bu Salmah membukakan pintu.
"Nek, buka nek.. "
"Iya, iya, sebentar nenek buka ya."
Habis dibuka, Alea melejit ke ruang tengah lalu menepi di jendela depan. Anak itu menyingkap tirai gorden dan langsung menangis setelahnya.
"Papaaaa... " Alea nangis kejer. Suaranya terdengar sampai menusuk sanubari. Adrian terkesiap mendengar tangisan anaknya di dalam. Dia mendekati pintu.
"Alea, sayangnya Papa kenapa nangis? Alea.. " teriak Adrian dari luar yang semakin membuat Alea nangis kencang.
"Papaaaa.. "
"Sudah sudah sayang, berhenti nangisnya. Bobo sama Mama yuk." Aira yang memang masih berada di sofa ruang tamu sembari memijit pelipis langsung gendong Alea begitu anaknya menangis manggil-manggil si bapak.
"Mamaa.. Papa culuh macuk. Papaa bacah Ma.." Alea masih merengek. Air matanya sudah rumbai, juga sesegukan.
"Papaa.. hu hu hu.. papaaaa." Tangan kecilnya melambai-lambai, menyuruh Adrian masuk ke rumah. Adrian yang menyaksikan itu dari luar tercubit hatinya, merasa gak punya otak udah nyuruh Alea buat bohong, dan memakainya sebagai tameng kemarahan Aira perihal hp rusak, malah yang paling menangis kencang ketika dirinya menderita.
Aira semakin kuat mengajak Alea masuk ke dalam kamar meskipun anak itu meronta-ronta.
Jederr...
Jederr!
Petir masih saja bersahutan karena intensitasnya yang tinggi. Petir yang ke sekian menyambar pohon, persis di depan rumah Aira hingga Adrian terlonjak kaget dan jongkok sambil menutupi kepala dengan tengan.
"HUUAAAAAA... PAPAAA." Tangis Alea semakin kencang bersahut-sahutan dengan suara hujan menghantam yang ada di bumi. Bu Salmah ikut-ikutan mengeluarkan air mata, nggak tega ngelihat cucunya nangis sampai melengking seperti itu. Dan si keci itu semakin meronta-ronta kuat.
Adrian yang melihat Alea semakin histeris seketika mukul kap mobilnya karena kesal dengan dirinya sendiri yang begitu bodoh. Adrian gak kuat lihat anaknya nangis kencang sampai sesegukan.
"Bego lu Adrian.. bego.. !!!" Adrian merutuki dirinya sendiri.
"Udah Ra, udaah. Ya allah ya Rabb.. hu hu hu..kasihan anak mu nak.. hiks.. hiks.. kesampingkan dulu ego mu untuk kali ini Aira..ibu mohon. Ibu kecewa sama Adrian tapi anak mu nangisnya sudah parah begini Aira... Ibu takut Alea kenapa-kenapa."
Bu Salmah mengambil cucunya dari gendongan Aira lalu berusaha mendiamkan bocah itu. Bu Salmah bilang Papanya bakal masuk ke rumah kalau Alea nya berhenti menangis. Tangisan Alea langsung mengendur perlahan-lahan, bersamaan Aira membuka pintu untuk Adrian.
Adrian menerobos masuk, berlari menuju anaknya.
"Alea sayang, ini Papa. Jangan nangis kaya tadi ya nak. Papa gak kuat lihatnya." Si anak masih kembang kempis dadanya sesenggukan akibat nangis yang terlalu parah. Meskipun begitu, Alea sudah bisa tersenyum. Alea merentangkan tangan minta digendong Adrian.
"Papa bobo cini baleng aku cama Mama."
"Iya putriku" Adrian mencium muka Alea penuh kasih sayang.
"Baju Alea jadi basah, aku ganti bajunya dulu. Kamu juga ganti baju pakai punya bapak." Aira pasrah dengan kejadian malam ini. Ia menurunkan ego untuk Alea seorang. Tapi soal bercerai, Aira tetap mantap menempuhnya.
"Aku bawa baju ganti Aira."
"Yasudah."
Drama malam ini bagian dari salahnya Aira mengambil keputusan untuk menginap di rumah ibu sebagai pelarian alih-alih tinggal di toko. Ditambah Adrian yang bebal, sudah tahu hujan bukannya masuk ke dalam mobil atau pulang, malah terus berdiri di luar.
...***...
Di dalam kamar, satu kasur berukuran besar ditiduri Aira yang menidurkan anaknya. Sesuai kesepakatan tadi, Adrian datang berjalan pelan-pelan kemudian duduk di sisi yang dipunggungi Aira. Pergerakan kasur yang tiba-tiba, membuat Aira terlonjak bangun lalu berpindah dengan posisi Alea di tengah-tengah mereka.
Aira lanjut usap-usap kepala Alea sampai anak itu benar-benar terlelap. Adrian menyampingkan tubuh menghadap Alea dan juga istrinya. Tangan lelaki itu turut mengusap seperti yang dilakukan Aira.
"Kalau nggak tega lihat anak nangis, jangan drama nyakitin diri sendiri. Yang namanya anak pasti ada rasa sayang sama orang tuanya."
"Maaf." Jawab Adrian menatap Aira dengan tatapan sedih. Padahal itu terjadi karena Aira yang enggan mempersilahkan Adrian masuk ke dalam rumah. Kali ini Adrian menerima tanpa banyak membantah, toh dia juga keras kepala gak mau pulang sampai terjadilah seperti ini.
Niat hati pengen menghindari Adrian dengan menginap di rumah ibu, malah membuat kericuhan.
Sepertinya mulai besok aku tinggal di toko saja. Kasihan juga neneng ngurus toko sendirian sudah berapa hari ini. Kalau aku disni terus, yang ada Mas Adrian malah memanfaatkan situasi.
"Aku titip Alea." Aira bangun dari tidurnya berniat pergi.
"Kamu mau kemana?"
"Mau tidur di kamar ibu."
"Kenapa nggak tidur di sini saja?"
"Aku takut diperkosaa kamu."
Adrian gak ngejawab lagi, terus Aira bener-bener pergi dari kamar itu. Tanpa Aira tahu, perkataannya yang blak-blakan malah jadi bahan pertimbangan di otak Adrian. Dan juga tanpa Aira ketahui, kembalinya ia ke toko bunga besok, mengubah takdir hidupnya.
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️