Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" Huff.. harusnya aku kemasi pakaianku tadi malam daripada nangis gak jelas." gumam kiran yang kini sedang berkemas, dan kiran menyesal karna baru mengemasi pakaiannya.
setelah jam menunjukan jam 11 siang lebih kiran sudah selsai mengemasi pakaiannya, kiran langsung keluar akan berpamitan dengan mereka secara baik-baik.
kiran berjalan menuju ruang tamu yang kini sudah banyak tersaji masakan yang 90% kiran yang membuat.
" nyonya mas putra mana.?" tanya kiran sambil mengedarkan pandangan..
" mau apa kamu cari anakku.?" bu mayang malah bertanya pada kiran.
" mau pamit nyonya!" jawab kiran.
" pergi tinggal pergi gak usah pamit segala, putra tidak akan menahan mu." ucap bu mayang pura pura mengecek masakan yang ada dimeja.
" ya sudah saya pamit, dadah.." ucap kiran langsung berjalan tanpa mencium tangan bu mayang seperti kiran datang dulu.
" eh kamu gak bawa barang apapun kan dari rumah ini.?" ucap bu mayang menghentikan langkah kiran. kiran menghembuskan nafas dan berbalik dan berkata.
" saya orang miskin, tapi saya tidak akan pernah mengambil apa yang bukan hak saya." jawab kiran tegas.
" bagus jika kamu sadar miskin, jadi kamu harusnya sadar dari dulu kalau kamu tidak pantas dengan putra." ucap bu mayang menghina kiran.
kiran memutar bola mata malas mendengar jawaban bu mayang..
" sudah.?" tanya kiran
" sudah sana pergi, bikin mataku perih aja liat kamu masih disitu." ucap bu mayang mengusir kiran, kiran yang sudah malas menjawab pun segera berjalan.
" dasar aneh, giliran mau pergi ditahan." gumam kiran setelah menutup kembali pintu rumah.
.
Setelah sampai depan gerbang, kiran melihat jika mobil bu anggun sudah menunggu dan bu anggun melambaikan tangannya, dan disisi lain kiran melihat jika ada seseorang yang mirip dengan ojek, dan kiran menebak dalam hatinya jika itu adalah orang suruhan pak yoga.
akhirnya kiran memutuskan menemui orang suruhan pak yoga terlebih dulu, sebelum menemui bu mayang.
" bapak orang suruhan ayah.?" tanya kiran.
" bener non, saya suruhan tuan yoga, ayo non naik, saya bantu cari tempat tinggal." jawab orang itu dengan ramah.
" hemm.. sepertinya tidak usah pak, saya sudah di jemput, bapak bilang aja sama ayah, suruh ayah datang ke perusahaan pak perabu." ucap kiran sambil mengalihkan pandangan menatap mobil yang sudah ada bu anggun disana.
" tapi non." orang suruhan pak yoga takut jika pak yoga akan marah jika tidak mengantar kiran.
" bapak tenang aja, bilang sama ayah, nanti suruh temui aku di kediaman pak perabu, pasti ayah tau." ucap kiran meyakinkan orang suruhan pak yoga.
" baik non nanti saya sampaikan." jawab orang itu pasrah.
" ya sudah pak saya permisi, saya sudah ditunggu." orang suruhan pak yoga hanya mengangguk lemas.
kiran berjalan kearah mobil bu anggun..
" dia siapa sayang.?" tanya bu anggun setelah kiran masuk dalam mobil, dan mobil berjalan.
" orang suruhan ayah yoga mah." jawab kiran.
" apa kamu sudah sampaikan pesan papah tadi pagi.?" tanyanya lagi.
" udah mah." jawab kiran.
" ya ampun sayang rambut kamu berantakan sekali, mamah sisir ya.?" ucap bu anggun melihat jika ini adalah kesempatan yang bagus saat melihat rambut kiran berantakan.
memang benar jika rambut kiran berantakan karna kiran langsung pergi setelah mengemasi pakaiannya, pantas saja bu mayang mengati merusak pemandangan.
" hehe aku lupa mah tadi, soalnya udah males disana." jawab kiran mengeluarkan sisir dari tas usangnya, dan akan menyisir rambutnya sendiri.
" sini biar mamah bantu." bu anggun merebut sisir ditangan kiran.
" gak usah mah, aku bisa sendiri." kiran menolak di sisir oleh bu anggun.
" mamah pingin sisirin kamu, walaupun tidak bisa saat kamu masih kecil, setidaknya kamu udah besar mamah mau melakukannya." ucap bu anggun berkata dengan wajahnya memelas.
" iya udah nih, makasih ya mah, tapi rambutku masih bau masakan deh kayanya." jawab kiran yang tidak tega melihat muka bu anggun yang memelas, bu anggun kembali tersenyum menerima sisir dari kiran.
" gak apa sayang, itu akan menambah daya tarik tersendiri pada suami suatu saat nanti kamu sudah menemukan orang yang tepat." ucap bu anggun.
" ada ada aja mamah nih." bu anggun tersenyum dan menyisir rambut kiran dengan halus.
" awww.. jangan kencang-kencang mah sakit." kiran tidak sadar jika bu anggun sedang mencabut beberapa helai rambutnya, untuk dia serahkan pada suaminya,
" maaf ya sayang, mamah gak sengaja lagian rambut kamu kusut banget, kayanya kita nanti sekalian kesalon deh buat perawatan kamu agar makin cantik." ucap bu anggun mencari alasan.
" maaf ya sayang mamah lakuin ini untuk kebaikan kita bersama, tapi mamah sangat yakin jika kamu adalah anak mamah yang selama ini mamah nantikan kehadiannya." gumam bu anggun dalam hati. bu anggun segera memasukkan beberapa helai rambut kiran ke tas yang sudah dia siapkan plastik klep di dalamnya.
" gak usah mah, pakai sampo nanti juga gak kusut lagi." jawab kiran dengan polos.
" haha kamu itu lucu banget sayang, ya bedalah hasilnya, nanti sekalian kita perawatan seluruh tubuh kamu." ucap bu anggun dengan kekehan kecilnya, karna me dengar ucapan kiran yang menurutnya lucu.
" hehe kan aku gak pernah pergi kesalon mah."
" iya nanti kita akan sering kesalon."
" iya deh." jawab kiran pasrah..
" emm.. mamah boleh tahu sesuatu gak sayang.?" tanya bu anggun.
" apa mah.?" jawab kiran
" kamu lulusan apa.?" tanya bu anggun lagi.
" aku hanya SMK mah, itupun beasiswa, dan aku dapat beasiswa masuk universitas tapi di kota jadi aku gak terima, karna bapak gak punya uang saku aku kesana." jawab kiran menjelaskan.
" bearti anak mamah ini pinter dong, nanti mamah masukin kamu ke kampus favorit di kota ini." ucap bu anggun memuji kiran.
" serius mah, aku mau mah, mau banget." jawab kiran berbinar senang.
" iya sayang, kampus itu juga punya papah jadi kamu jangan takut di bully disana." ucap bu anggun memberi tahu kiran.
" tapi aku gak mau mereka tau kalau kampus itu punya papah, agar mereka melihat aku sebagai orang miskin, dan bisa berteman dengan aku tanpa memandang siapa aku." jawab kiran. bu anggun mengelus pucuk kepala kiran setelah mendengar jawaban kiran.
" anak mamah memang anak baik, mamah bangga sama kamu, dan mamah sangat berterima kasih pada bapak kamu di desa karna sudah mendidik kamu menjadi pribadi yang baik." ucap bu anggun, sambil mengelus pucuk kepala kiran.
" mamah juga sangat baik, karna sudah mencari aku selama 15 tahun, tanpa mengenal lelah." jawab kiran dan mereka berpelukan..
.
setelah 1jam perjalanan, kiran dan bu anggun sudah berada di mall terbesar di kota.
" mah kita cari tempat buat Sholat Dzuhur dulu ya." ucap kiran sambil celingukan memandangi mall yang sangat besar, kiran kagum melihatnya, dan juga baru pertama kali kiran melihatnya..
" nanti didalam ada temen mamah, dia pasti juga punya mukena untuk kamu pinjam, nanti mamah tunggu disana sekalian." jawab bu anggun. Sedangkan kiran mengangkat satu alisnya.
" mamah gak Sholat.?" tanya kiran dengan alis terangkat sebelah.
" mamah lagi kedatangan tamu bulanan sayang." jawab bu anggun jujur.
" oh ya udah, ayok mah kita masuk, pasti ramai banget didalam." ajak kiran berjalan terlebih dulu meninggalkan bu anggun dengan terus mengedarkan pandangan kesana kemari.
sedangkan bu anggun menggelengkan kepala melihat tingkah kiran..
" maafkan mamah sayang, mamah baru sekarang biasa ajak kamu kesini." gumam bu anggun yang melihat jika kiran sangat senang saat memasuki mall.
" ayo mah buruan, habis Sholat aku mau lihat-lihat lagi."ucap kiran yang melihat bu anggun sangat pelan jalannya.
" iya sayang, itu toko temen mamah." jawab bu anggun sambil menunjuk toko pakaian agamis punya temannya..
Bersambung...