Ini kisah tentang Lydia Maura , seorang janda yang memiliki satu anak, yang harus terpaksa menerima pinangan dari seorang pria yang sudah beristri ... Lydia menolak kerasa , sebab , diri nya tau bagaimana sakit nya di duakan .. walaupun kenyataannya masa lalu nya tidak lah seperti itu , tapi Lydia tetap tidak mau . Lydia tidak akan sanggup harus berbagi .. Namun kedua orang tua nya sudah menerima pinangan dari pria itu , mau tidak mau Lydia menerima pernikahan nya ... Pria yang bernama Muhammad Arsyad Zayn , pria tampan dengan segala kesempurnaan nya . Entah mengapa malah menikahi Lydia , padahal yang Lydia tau istri nya jauh lebih baik dari Lydia ... Yuk ikuti kisah nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
"Jangan ulangi lagi kesalahan anda . Anda bisa keluar berkat kebaikan yang anda terapkan selama ini . Padahal anda sudah di tetap kan hukuman 20 tahun penjara . Tapi karena anda baik, silahkan ... " Ucap bapak polisi menepuk pundak seorang pria ..
Pria itu tersenyum . "Terimakasih pak , bapak orang yang selalu baik dengan saya " ucap nya .
Bapak polisi itu mengangguk kan kepala nya . Lalu tangan nya mengambil sesuatu yang ada di dalam tas nya . Sebuah kotak berwarna merah kecil ....
Bapak polisi menyodorkan kotak berwarna merah kecil tersebut kepada pria itu ...
"Berikan kepada anak mu " ucap nya .
Pria itu mengambil nya , dan tersenyum , lalu memeluk bapak polisi tersebut . "Terimakasih , terimakasih banyak pak "
"Iya , sampai kan salam ku kepada anak mu , kalau kamu ada waktu luang datang lah kemari nak "
Pria itu mengangguk kan kepala nya . "Pasti pak "
____oOo___
Cklek
Arsyad mengangkat kepala nya , menatap siapa yang baru saja membuka pintu ruangan kerja nya . Arsyad mendesah ketika melihat siapa yang datang , lalu kembali lagi sibuk dengan laptop yang ada di hadapannya . Mengabaikan kehadiran seseorang tersebut ...
Dila menghembuskan nafas nya panjang , melihat sikap Arsyad seperti itu . Dila melangkah kan kaki nya berjalan mendekati Arsyad yang masih saja tidak merespon kehadiran diri nya .
Dila sudah tau , pasti Arsyad ada di dalam ruangan kerja nya , lebih memilih untuk menyendiri , mengendalikan emosi di dalam diri nya . Beberapa tahun tinggal bersama dengan pria yang berstatus suami nya itu , setidaknya Dila banyak mengetahui tentang Arsyad ...
"Mas " suara panggilan dari Dila tidak di respon sedikit pun oleh Arsyad , pria itu masih saja sibuk dengan laptop yang ada di hadapannya .
Dila mendesah kasar , menghadapi Arsyad seperti itu sungguh harus memiliki ekstra kesabaran , ingin menyerah , namun ada hati yang harus diri nya pikir kan ...
Menyingkirkan ego nya , Dila berusaha untuk tetap tersenyum , dan mencoba lagi memanggil Arsyad dan membujuk nya , agar mau berdamai dengan Rayyan ...
"Mas , aku mohon , tolong mengertilah , "
Masih tidak ada respon sedikit pun , namun Dila tetap melanjutkan perkataan nya .
"Mas , Rayyan itu masih anak-anak , aku tau aku salah dengan cara mendidik nya seperti saat sekarang ini . Tapi tolong mengerti lah" ucap Dila .
Arsyad menghembuskan nafas nya kasar , melirik ke arah Dila , dengan tatapan datar nya . "Aku sudah katakan bukan kepada mu , jangan manja kan Rayyan , bersikap lah tegas sedikit saja kepada anak itu . Aku tidak mau kedepannya dia menjadi seorang pria yang tidak punya etika !" tegas Arsyad ...
"Mas maaf kan aku , tapi Rayyan itu masih berusia 4 tahun--"
"Maka sebab itu , kamu biasakan Dila !" Arsyad menyela perkataan Dila , karena Arsyad tau apa yang akan di katakan oleh Dila , Dila pasti akan membela Rayyan .. ini bukan baru terjadi , tapi ini sudah kesekian kali nya , Rayyan yang baru berusia 4 tahunan itu membuat ulah , Rayyan yang sering berantem dengan teman nya , bahkan Rayyan , bocah kecil itu selalu berkata pedas , jika tidak menyukai seseorang .... Dan Arsyad sudah sering menghadapi sifat Rayyan yang seperti itu ... Sifat keras kepala dan suka semena-mena kepada semua orang , membuat Arsyad sangat marah ....
Dila menghembuskan nafas nya panjang . "Mas , tolong lah kali ini saja , aku mohon , bujuk Rayyan " ucap Dila memohon kepada Arsyad , karena jika Rayyan ngambek hanya Arsyad lah yang mampu membujuk nya .
"Mas kali ini saja " ucap Dila lagi ketika Arsyad tidak menghiraukan perkataan nya .
Arsyad tidak menjawab , namun beranjak dari duduk nya , lalu melangkah kan kaki nya keluar dari ruangan kerja milik nya , dan hal tersebut membuat kedua sudut bibir Dila terangkat membentuk senyuman di balik cadar cream yang di pakai oleh nya ...
"Terimakasih mas " monolog Dila menatap punggung Arsyad ...
___oOo___
"Zahra , bunda enggak mau kamu --"
"Stop bunda ! Zahra tau apa yang mau bunda bilang ... Tapi di sini Zahra enggak salah ya bunda . Ini tu yang salah anak belagu itu , jadi jangan salahin Zahra !" Ucap Zahra menyela perkataan Lydia , sambil tangan nya bersidekap dada . Zahra merajuk , karena Lydia lebih membela Rayyan ketimbang diri nya , putri nya .
Lydia menghembuskan nafas nya kasar , menyunggingkan senyuman nya , Lydia mengelus kepala sang putri yang tertutup hijab berwarna biru ....
"Maaf kan bunda jika bunda menyudutkan diri mu sayang . Tapi lain kali Zahra sayang tidak boleh seperti itu. Zahra anak yang baik, anak kesayangan bunda ... Zahra harus bersikap sopan kepada siapa pun " ucap Lydia lembut ...
Zahra menoleh ke arah Lydia , yang tadi nya kedua bola mata itu menyiratkan kemarahan, kini kedua bola mata milik Zahra menyayu, menatap Lydia dengan tatapan sedih .
"Bunda kenapa jadi orang baik banget" lirih Zahra . Kepala nya tertunduk , rasa malu tiba-tiba menyeruak di dalam diri nya . Malu kepada sang bunda dengan sifat yang di tunjuk kan oleh nya tadi di depan orang . Sedangkan Lydia tidak pernah mengajarkan Zahra seperti itu . Lydia selalu mengajarkan sopan santun dan tata Krama yang baik ...
Lydia tersenyum , menarik tubuh mungil Zahra , lalu merengkuh nya sangat erat , tidak lupa meninggalkan kecupan di puncak kepala Zahra yang tertutup oleh hijab nya , tangan sebelah kanan nya terulur mengelus punggung Zahra yang bergetar . Lydia bisa menebak , jika putri nya itu menangis ...
"Jangan menangis sayang ... Bunda enggak mau Zahra menangis ... " Di uraikan nya pelukan tersebut , lalu Lydia menangkup wajah Zahra , tangan nya terangkat menghapus jejak air mata yang mengenang di pipi dan kedua sudut mata nya ...
Lydia juga mengecup kedua mata indah milik Zahra dengan sayang , membuat si empunya terkekeh ...
"Jangan nangis lagi , jelek " ucap nya .
"Is bunda !!" Zahra memberengut kesal atas ledekan Lydia , membuat Lydia terkekeh ... Lalu menarik lagi tubuh mungil putri nya dan mendekap nya erat ...
"Putri kesayangan bunda jangan nangis lagi ya ... Jadi pribadi yang baik , dan selalu sopan kepada siapa pun , bunda enggan mau Zahra seperti tadi . Zahra harus selalu ---" menguraikan pelukan nya , Lydia menunggu sambungan kalimat nya yang akan di ucapkan oleh Zahra .
"Jadi anak yang baik kan bunda " sahut Zahra .
"Anak pintar !". Lydia mengelus kepala Zahra dengan sayang.
Di balik pintu , umi Aisyah melihat semua nya dari cela sedikit pintu kamar Zahra yang terbuka sedikit .
Tadi umi Aisyah dan Abi sudah pamit ingin kembali ke rumah pondok , namun umi Aisyah teringat sesuatu , ada yang ingin di berikan untuk Lydia , jadi umi Aisyah kembali lagi ke rumah yang di tempati oleh Lydia dan Zahra .
Umi Aisyah mengulas senyum nya di balik cadar nya , "pantas saja Arsyad menikahi Lydia . Lydia sangat lembut dan pandai sekali mendidik anak ." Batin umi Aisyah ...
___oOo___
Cklek
Arsyad membuka pintu kamar Rayyan , dan sudah di suguhkan oleh barang-barang yang berantakan di setiap sudut kamar tersebut ..
Arsyad membuang nafas nya panjang , memejamkan kedua bola mata nya sesaat , menghalau emosi yang ada di dalam diri nya . Sungguh menghadapi Rayyan membutuhkan stok kesabaran yang ekstra . Rayyan itu baru berumur 4 tahun , tapi jika marah , semua barang yang ada di dekat nya hancur , dan parah nya mulut Rayyan itu sangat pedas . Rayyan akan melontarkan kata-kata yang tidak pantas di ucapkan , untuk seusia nya ... Dan ingat Arsyad tidak membenarkan Rayyan mengucapkan kata-kata kasar walaupun sudah besar nanti ... Dan sifat buruk Rayyan ini harus segera di hilangkan , jika tidak , sampai besar nanti Rayyan akan bersikap seperti ini selalu ...
Melangkah kan kaki nya menuju ke ranjang tempat tidur , Arsyad lalu menjatuhkan tubuh nya di atas ranjang dengan tangan nya terangkat mengelus kepala seorang anak kecil yang tengah tengkurap ...
"Abi minta maaf , jika Abi keterlaluan" ucap Arsyad membuang semua ego yang ada di dalam diri nya ...
Rayyan tersenyum , lalu bangkit , dan duduk berhadap-hadapan dengan Arsyad .
"Abi sayang Rayyan kan ?" Tanya Rayyan .
Arsyad mengangguk kan kepala nya . "Abi sayang sama Rayyan , tapi Abi tidak membenarkan perkataan Rayyan tadi ." Walaupun Arsyad ingin membujuk Rayyan , tapi Arsyad tetap menasehati nya . Agar Rayyan tidak mengulangi kesalahannya ...
Rayyan mencebikkan ujung bibir nya . "Is Abi , kan Rayyan benar , Rayyan itu enggak mau punya adik , apa lagi punya kakak . Terlebih kakak nya kayak tadi , si Zahra - Zahra itu . Rayyan enggak mau Abi "
Arsyad mendesah , tapi mencoba tetap tenang , dan bersabar , menggumam kan istighfar di dalam hati nya , "Rayyan , Abi mohon , Zahra itu kakak Rayyan untuk sekarang ini . Rayyan tidak usah takut dan khawatir jika kasih sayang Abi bakalan hilang untuk Rayyan , tenang saja , Rayyan tetap Abi sayang " ucap Arsyad .
Rayyan menghembuskan nafas nya panjang, jari Kelingking nya di angkat , "Abi janji ya , Rayyan bakalan tetap di sayang , walaupun ada Zahra " ucap Rayyan ,
Arsyad tersenyum , jari Kelingking nya juga terangkat , menautkan nya dengan jari mungil milik Rayyan .
"Abi janji , tapi Rayyan harus terima Zahra sebagai kakak Rayyan oke "
Rayyan mengangguk kecil . "Iya Abi , asal Abi selalu sayang sama Rayyan , " sahut Rayyan ...
Arsyad tersenyum , dengan ragu-ragu lalu menarik tubuh Rayyan untuk di rengkuh nya ... Ini kali pertama nya Arsyad memeluk tubuh mungil Rayyan .
Rayyan semakin tersenyum ... "Rayyan sayang Abi " ucap Rayyan ...
Dila yang melihat semua nya tersenyum , Dila semakin yakin Arsyad akan menerima Rayyan , dan tidak bersikap seperti kemarin ...
___oOo___
Masalah yang tadi sudah selesai , Arsyad kini tengah duduk bersantai di ruangan tengah bersama dengan Abi Husein dan umi Aisyah ..
"Assalamualaikum , Abi , umi , Arsyad aku kembali " suara seseorang itu membuat Abi , umi Aisyah serta Arsyad mendongak , lalu menatap terkejut seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu sambil membawa tas ransel milik nya .
Dila yang baru akan ingin bergabung , menghentikan langkah kaki nya , diam , tidak bergeming menatap seseorang tersebut .....
ayo tunjuk jari
so sweet bayangin Arsyad sama Lidya
Farel menitipkan mu dan Rayyan sudah saatnya kembali ke ayah