Dilarang Boom Like!!!
Tolong baca bab nya satu-persatu tanpa dilompat ya, mohon kerja sama nya 🙏
Cerita ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga yang terlihat sempurna ternyata menyimpan rahasia yang memilukan, merasa beruntung memiliki suami seperti Rafael seorang pengusaha sukses dan seorang anak perempuan, kini Stella harus menelan pil pahit atas perselingkuhan Rafael dengan sahabatnya.
Tapi bagaimanapun juga sepintar apapun kau menyimpan bangkai pasti akan tercium juga kebusukannya 'kan?
Akankah cinta segitiga itu berjalan dengan baik ataukah akan ada cinta lain setelahnya?
Temukan jawaban nya hanya di Noveltoon.
(Please yang gak suka cerita ini langsung Skipp aja! Jangan ninggalin komen yang menyakitkan. Jangan buka bab kalau nggak mau baca Krn itu bisa merusak retensi penulis. Terima kasih atas pengertian nya.)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENDUA 9
Pagi itu, sinar matahari perlahan menerobos masuk melalui tirai tipis di kamar. Di sudut ruangan, seorang pria tampan tengah bersiap-siap. Dengan rambut yang tertata rapi dan pakaian kantor berwarna biru navy yang pas di tubuhnya, dia terlihat sangat menawan.
Setelah memeriksa penampilannya di cermin satu kali lagi, dia tersenyum puas. Aroma segar dari kopi yang diseduh menggoda indera penciumannya. Dia berjalan menuju pintu, menuruni anak tangga dengan langkah mantap. Suara langkah kakinya bergema pelan di dinding kayu yang hangat, menciptakan nuansa nyaman di pagi hari. Pria itu tak lain adalah Rafael.
Saat sampai di ruang makan, Rafael melihat sang istri dengan penuh kasih sayang. Wanita itu, sedang sibuk menyiapkan bekal untuk buah hati mereka. Terdapat kotak Tupperware yang sudah penuh berisi sandwich dan buah segar, sementara segelas susu berdiri tegak di sampingnya.
"Morning, Sayang ..." Ucap Rafael dengan mendaratkan ciuman di kening istrinya. Sang istri menoleh, wajahnya bersinar dengan kehangatan dan kebahagiaan.
"Morning! Sudah siap, Mas?" Balasnya sambil memasukkan kotak Tupperware ke dalam tas ransel sang buah hati.
"Sudah, Sayang! Oh, iya besok aku ada pertemuan dengan client di luar kota." Rafael menarik sebuah kursi yang tak jauh dari tempatnya, kemudian dia mendaratkan dirinya duduk di kursi.
"Berapa hari, Mas?"
Stella mengambil piring dan mengisi dengan sandwich lalu dia letakkan di hadapan suaminya.
"Rencananya 1 Minggu disana, tapi Mas ambil 3 hari saja karena Mas gak bisa kalau berjauhan dengan istri Mas yang paling cantik ini."
Timpalnya sambil memasukkan sandwich kedalam mulut nya.
"Gombal deh ...."
Stella memutar malas kedua bola matanya dengan sudut bibir yang sedikit tertarik ke belakang.
"Kok gombal sih? Apa yang aku katakan barusan itu benar adanya kalau aku memang gak bisa jauh-jauh dari kamu. Hanya kamu wanita yang Mas cintai di dunia ini." Rafael menatap lekat wajah istrinya yang masih menunduk malu.
"Apa itu benar, Mas? Atau kamu hanya sekedar untuk menyenangkan hatiku saja." Sahut Stella mendongakkan wajah nya menatap sang suami. Sontak pandangan mereka saling bertemu dan bersitatap satu sama lain. Tampak keduanya saling menyelami perasaan masing-masing.
"Benar, Sayang. Mas sangat mencintai kamu, dan Mas gak bisa hidup tanpa kamu." Ucap Rafael sungguh-sungguh dengan kedua netra yang masih menatap wajah cantik di hadapan nya.
"Terima kasih, Mas." Stella membalas tatapan hangat suaminya dan benar bahwa ada kejujuran di dalam sana, kedua nya saling bersitatap satu sama lain.
"Dad, mau pergi ya?" Tanya Rafella membuyarkan lamunan dari kedua orang tuanya yang saling adu pandang. Dia memasang wajah sedih nya mendengar sang Daddy mau pergi keluar kota.
"Iya, Sayang. Daddy ada pekerjaan disana, nanti Dad akan bawakan hadiah spesial untuk princess nya Daddy." Ucap Rafael dengan wajah yang sedikit mellow melihat ada guratan sedih di wajah mungil sang buah hati.
"Wow! Benarkah ... Dad tidak bohong kan?" Rafella bertanya kembali dan memastikan bahwa apa yang di katakan Daddy nya itu benar.
"Iya, Sayang. Ayo habiskan dulu sarapan nya, setelah itu Dad akan mengantarkan mu pergi ke sekolah." Seru Rafael pada sang buah hati.
"Yeah, asik. Makasih ya Dad ..." Pekik Rafella dengan wajah binar yang menghiasi wajah imutnya.
"Sama-sama Sayang." Rafael tersenyum menatap sang buah hati yang terlihat menggemaskan.
Mereka melanjutkan sarapan, diwarnai tawa dan obrolan ringan, sementara rencana dan tantangan menanti di luar sana.
🍁🍁🍁
Matahari mulai merunduk di ufuk barat, menciptakan semburat oranye kemerahan yang menyelimuti kota. Suara klakson dan deru mesin kendaraan mengisi udara, seiring dengan pulangnya para pekerja dari kantor. Di antara keramaian itu, terlihat sebuah mobil sport hitam berkilau yang meluncur pelan di sepanjang jalan. Di dalamnya, seorang pria yang tak lain adalah Rafael, berusia tiga puluh tahun, menatap lurus ke depan dengan ekspresi campur aduk.
Setelah seharian berkutat dengan berbagai macam berkas yang ada di kantornya, kini Rafael akan merilekskan sejenak otak yang sedari tadi telah bekerja keras untuk kembali fresh. Dan dia tahu siapa yang bisa membuatnya kembali bergairah tidak seperti saat ini yang terlihat wajah nya sedikit kusut dan kepala nya yang mengepul. 5 menit kemudian terdengar dering telpon dari gawai nya yang mengalun lembut. Rafael mengambil gawai nya senyum muncul di wajah tampan nya saat melihat sebuah nama yang tertera di layar pintarnya.
"[....]"
"Sebentar lagi, aku sudah di jalan. Tunggu aku!" Jawab Rafael, berusaha menyembunyikan kegugupannya.
Rafael menginjak pedal gas, mengubah arah menuju sebuah kawasan perumahan yang sepi. 30 menit kemudian dia sudah tiba di sebuah rumah, dia menatap sekeliling, memastikan tidak ada yang mengenalinya.
Dia menunggu dengan sabar, dan tak lama kemudian, seorang perempuan cantik muncul dari balik pintu rumah, mengenakan gaun kasual yang sederhana namun menarik perhatian pria yang berada di dalam mobil, yang sedari tadi pandangan nya tertuju pada daun pintu rumah tersebut. Rambutnya tergerai indah, dan senyumnya mampu membuat hati Rafael berdebar.
Sebuah debaran yang tak pernah dia rasakan kembali bersama Stella. Entah kenapa akhir-akhir ini rasa cinta yang di miliki Rafael pada Stella seakan telah pudar bahkan sosok Rafael yang dulu hatinya hanya untuk Stella seorang, tapi saat ini dirinya telah mengijinkan seorang perempuan untuk memberikan sedikit rasa nyaman padanya.
Perempuan itu melangkah ke arah mobil, dan saat dia membuka pintu, aroma parfum segar menyelimuti indra penciuman nya.
"Hai, Sayang ...."
Sapanya setelah dia duduk di samping kursi kemudi, lalu mendaratkan kecupan hangat di pipi pria tersebut.
"Hai, Sayangku ... kamu cantik sekali."
Rafael memuji kecantikan perempuan itu dengan senyum yang merekah di bibir tipis nya. Perempuan cantik itu tak lain adalah Angel pacar virtual nya. Rafael berusaha menetralkan detak jantung nya yang kini berpacu dengan cepat, seolah ingin lompat dari sarang nya. Dia merasa seakan dunia di luar mobil menghilang.
'Kenapa Angel terlihat begitu cantik, berbeda dengan Stella yang penampilan nya monoton, membuatku jengah melihat nya.'
Setelah Angel duduk, Rafael mengenakan seat belt pada tubuh kekasihnya membuat Angel begitu terkesima atas perhatian kecil yang diberikan oleh Rafael.
"Sayang, ingat ya hari ini hanya ada aku disisi kamu. Aku tidak ingin siapa pun yang mengganggu quality time kita, termasuk istri kamu!"
Angel memperingati Rafael sambil membelai lembut wajah tampan pria itu penuh damba dengan tatapan yang berhasil menghipnotis pria di hadapan nya.
"Iya, Sayang. Kamu jangan khawatir ya, aku pastikan tidak ada yang mengganggu kita berdua."
Rafael mengelus surai panjang Angel dengan tatapan yang terus tertuju ke sebuah benda kenyal yang tak bertulang. Rafael yang sedari tadi tak bisa menahan gejolaknya dia segera menyambar benda itu yang sudah membuatnya candu akan rasa Chery yang telah dia nikmati sebelumnya di saat pertemuan pertamanya beberapa hari yang lalu. Sebuah rasa yang begitu memabukkan dan sayang nya tidak pernah dia dapatkan sama sekali dari sosok Stella.
Setelah puas dengan aksinya Rafael melajukan kembali mobil sport milik nya menuju ke sebuah tempat yang ingin dia kunjungi. Mereka berbincang-bincang ringan, tertawa dan saling bertukar cerita di tengah hiruk pikuk jalanan. Ketika mendekati mall, Rafael merasakan kegembiraan campur ketegangan. Di dalam hatinya, dia tahu ini adalah sebuah rahasia yang tidak boleh terungkap. Namun, saat melihat senyum lepas Angel, semua keraguan seolah sirna.
15 menit kemudian mobil yang di bawa oleh Rafael sudah tiba di sebuah Mall ternama di kota itu. Rafael memarkir mobil dan mereka keluar bersama, melangkah menuju pintu masuk mall. Suara musik dan tawa dari pengunjung mall menyambut mereka, menciptakan atmosfer yang semarak. Rafael meraih jemari tangan Angel, dan mereka melangkah ke dalam dunia yang penuh warna, di mana hanya ada mereka berdua, jauh dari pandangan orang-orang yang mengenal mereka.
"Sayang, hari ini aku happy banget. Akhirnya kita bisa jalan bareng lagi."
Angel bergelayut manja di tangan kekar Rafael sembari tersenyum manis menatap wajah pria yang saat ini telah berstatus jadi kekasih nya.
"Iya, Sayang. Aku senang bisa melihat kamu happy seperti ini, dan itu sudah tugas aku untuk membahagiakan kamu sebagai kekasihku." Timpal Rafael dengan senyum manis yang terbit dari bibir nya.
Tak terasa sudah 1 jam lebih mereka berdua berkeliling mall. Kini mereka berdua melangkah keluar dari mall tersebut dengan di iringi oleh gelak tawa dari bibir mereka.
"Sayang ... makasih ya untuk waktunya hari ini. I love you, sayang." Angel membawa beberapa Tote bag yang ada di jemari tangan nya dengan menghambur memeluk tubuh atletis pria itu.
"I love you too. Oh, iya sayang aku masih punya surprise lagi untuk kamu."
"Apa itu, Sayang?"
Wajah Angel berbinar setelah mendengar ucapan Rafael.
"Rahasia! Kalau aku kasih tahu sekarang itu artinya bukan surprise dong."
Rafael tertawa menatap wajah cantik di hadapannya ini. Benar adanya kalau Angel lah yang berhasil membuat Rafael tampak bergairah kembali, dan itulah kenapa Rafael sepulang kantor lebih memilih untuk jalan berdua dengan Angel karena perempuan itu mampu memberikan rasa nyaman untuk Rafael.
🍁Apartemen🍁
"Mas, ini apartemen kamu?" Angel melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen sambil menyapu pandang ke seluruh ruangan.
"Iya, tapi mulai sekarang apartemen ini sudah menjadi milik kamu."
Rafael berjalan mendekat memeluk tubuh Angel dari belakang sontak membuat bibir wanita itu tertarik ke belakang, dia begitu bahagia karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Angel menutup mulutnya dengan kedua tangan nya. "Seriously, kamu gak bercanda kan?"
Angel memutar tubuh nya hingga kini posisinya berhadapan dengan wajah tampan kekasihnya.
"Enggak, Sayang. Aku sengaja membelikan apartemen ini untuk kamu supaya kita berdua lebih leluasa untuk melakukan hal apapun di sini." Terang Rafael pada Angel yang masih belum percaya dengan surprise yang dia berikan saat ini.
"Selain itu, tidak ada siapa pun yang tahu akan tempat ini termasuk Stella." Sambung nya menatap lekat wajah Angel.
"Makasih, Sayang." Angel menghambur memeluk tubuh kekar Rafael.
"Bagaimana, apa kamu suka?" Seketika Rafael mengurai pelukan nya, kemudian menatap kembali wajah cantik Angel.
"Aku suka banget sayang, ini benar-benar seperti mimpi bagiku." Ucap Angel dengan senyum yang merekah di bibir nya, dengan cepat Angel menyambar bibir tipis Rafael dan membuat gelenyar aneh yang menjalar di tubuh pria itu.
"Sayang, aku ...."
.
.
.
🍁Bersambung🍁
Jgn jadi wanita lemah dong stell