"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Di hajar habis
Intan yang baru sadar berasa sangat berat membawa kepala nya, seingat Intan dia tadi tidur di mobil di samping nya Suci untuk menuju rumah Purnama karena mau minta tolong pada orang yang sangat terkenal itu, tapi kenapa sekarang malah terbangun di tempat yang sangat sunyi sekali bagai kan tidak ada tanda kehidupan.
Di ingat berulang kali pun tetap gagal karena Intan merasa tidak pernah ada di tempat ini sebelum nya, tempat yang sangat asing sekali. selain asing tempat ini juga sangat seram karena sunyi, Intan berjalan tak tentu arah karena tidak tahu juga jalan keluar nya ada di sebelah mana.
"Jangaaaan, ku mohon jangaaan." pekik suara yang jauh sekali.
"Ada orang lain di sini, apa kamu kecelakaan dan aku terpental masuk semak sini?" batin Intan menuju suara.
"Aaaaggkkk sakit, sakiiit tolong hentikan!" jerit suara itu lagi.
"Suci? apa itu suara nya dia, kenapa dia menjerit kesakitan." Intan sangat bingung di buat nya.
Mana suara itu selalu pindah kesana kemari sehingga Intan sama sekali tidak bisa menemukan nya, bila sudah dekat maka suara itu berubah arah lagi seolah hanya ingin mempermainkan Intan yang bingung ini. mau cari jalan keluar juga tidak ketemu, kan bingung harus bagai mana sekarang mengambil keputusan apa.
"Rumah nya bagus, ini di desa mana kok rasa nya aku sangat tidak kenal?" Intan masih tidak mengerti juga.
Suara berisik dari dalam rumah membuat Intan mendekat berharap orang itu bisa di tanya jalan keluar dari sini, namun yang di harapkan beda dengan kenyataan nya, di sana dia melihat setan kafan hitam sedang membantai Bu Lurah dengan sadis nya.
"Tidak, kenapa aku harus menyaksikan nya lagi." Intan ketakutan dan lari keluar.
Greeep.
Tangan yang warna nya hitam pekat lengkap dengan ulat nya juga, memegang leher Intan hingga membuat wanita ini susah mau bernafas. Intan merasakan bau setan kafan hitam ini sama dengan yang ada di rumah, amis bercampur dengan aroma bangkai.
"Apa salah ku?" Intan menangis karena takut dan juga panik.
"Matiiiiii.....semua nya mati dengan ku." kafan hitam berkata serak.
"Uhuk, uhuk!" Intan sangat sesak hingga tidak bisa berontak.
Mata yang merah memancarkan dendam yang sangat kuat, Intan merasa mengenal mata itu membuat hati nya juga gamang apa kah memang benar bahwa Ibu nya yang jadi setan ini. namun kata orang orang setan kafan hitam sudah ada lima tahun yang lalu, sedangkan Bu Nisa meninggal satu tahun yang lalu.
"Ibu? apa kah itu kau!" lirih Intan menangis sedih membayangkan bahwa ini Bu Nisa.
Braaaaak.
"Aaagkkkk!" Intan menjerit kencang saat di lempar, paha nya tertusuk dengan besi bekas bangunan rumah.
"Ya allah, sakit sekali." Intan yang ingin bangun tidak bisa karena ini sangat sakit mau mencabut besi.
Sraaaak.
"Allahu akbar, allahu akbar!" pekik Intan saat tubuh nya di seret paksa oleh sstan kafan hitam menuju suatu tempat.
Darah sudah berceceran di sepanjang jalan desa ini, rasa sakit nya tidak bisa mau di katakan lagi karena ini rasa nya begitu luar biasa. daging masih tertancap besi lalu tiba tiba di tarik begitu saja, sudah pasti luka nya lebar sangat panjang sampai tulang pun nampak memutih.
Sesaat setan kafan hitam melepaskan cekalan nya pada pergelangan kaki Intan karena dia merasakan panas yang luar biasa, namun walau sudah di lepas pun tetap saja Intan tidak bisa lari karena kaki nya sudah robek besar dari pangkal paha hingga mencapai lutut dan itu sangat dalam.
"Sakit, Ya allah!" rintih Intan bergulung memegang paha nya.
Kesempatan Intan untuk lari sudah habis, setan kafan hitam mengambang tepat di depan wajah nya menunjukan wajah yang hancur di makan ulat besar besar, kain hitam nya ini membuat dia terlihat seperti malaikat maut pencabut nyawa nya Intan saat ini sangking seram nya.
"Apa salah ku padamu, sungguh aku tidak tahu apa salah ku." Intan terisak pilu.
"Salah mu karena kau masih hidup sedangkan aku matiiiiii.....
Suara serak bercampur dengan angin ribut yang sangat kencang hingga menerbang sampah daun kering, Intan menahan mual ketika dari mulut setan kafan hitam keluar lendir yang menetes hingga jatuh menimpa wajah nya.
"Terima lah kenyataan bahwa kau sudah meninggal, semua manusia akan meninggal karena itu sudah kodrat nya." lirih Intan menguatkan hati.
Craaasssh.
"Aaaghhhh, ya allah aaaaggkkk!"
Dada sampai perut Intan robek besar karena cakaran maut setan kafan hitam, setan yang terkenal sangat ganas ini memang tak akan segan untuk membantai mangsa nya. Intan bagai kan sudah akan mati karena di hajar sedemikian rupa, luka di tubuh sudah bermacam macam.
...****************...
"Lah mana tamu nya?" Purnama keluar dari arah dapur karena kata Salsa ada tamu.
"Udah di ajak pergi sama Arya." jawab Maharani yang sedang bermanja manja pada sang suami tampan nya.
"Kemana?" tanya Purnama lagi.
"Desa mati." jawab Maharani singkat tanpa menoleh.
Purnama terdiam memikirkan adik nya yang langsung mengajak tamu nya pergi, tumben kok tidak ada bilang dulu pada dia, apa karena setan nya cuma kelas rendah sehingga dia memutuskan untuk pergi sendiri saja sebab merasa mampu.
"Kelihatan nya tadi agak gawat, ada salah satu dari mereka yang kerasukan dan di tendang Arya." jelas Landak.
"Oh ya? kok aku tidak di ajak sih!" rutuk Purnama yang ketinggalan.
"Maka nya kalau ada tamu itu cepat keluar, biar tidak ketinggalan berita." celetuk Maharani masih tak menoleh.
"Aku sedang membuat persiapan untuk Wira yang akan jadi arwah suci, enak saja menyalahkan ku!" Purnama tidak terima di salahkan Kakak nya.
"Aku kapan?" Maharani baru menoleh menatap adik cantik nya ini.
"Maka nya banyak berbuat baik dong agar bisa ku percepat, ini kau saja habis membunuh manusia." kesal Purnama.
"Lah terus mau bagai mana, dia mengambil pesugihan begitu jadi ya langsung ku bunuh saja." jawab Maharani tanpa dosa.
"Membunuh itu tidak boleh, lihat aku yang tidak punya dendam. langsung jadi arwah suci tanpa proses ribet!" bangga Aji si leher panjang.
Greeeep.
Baru saja mulut Aji mingkem usai bicara, sudah langsung di jambak oleh Ratu burung hantu sehingga dia tidak bisa melawan lagi, melawan pun sia sia saja.
"Jangan mengajari aku kau, Bangsat!" geram Maharani.
"Maafkan aku, maafkan aku." Aji sangat menyesal sudah membuka suara.
"Aku sudah senior jadi hantu ya!" Maharani membuang tubuh Aji sembarang arah.
Tidak berani lagi Aji membuka suara karena bisa musnah dia, kadang saja sekarang Purnama agak kewalahan menghadapi emosi Ratu burung hantu ini.
Please jangan minta tambah lagi, mata othor ngeblur.
mestinya justru sdh dibela sblm intan dijahati
ngeri dan biadab😡