NovelToon NovelToon
My Detective And Me, Her Assistant

My Detective And Me, Her Assistant

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Seorang pemuda biasa saja yang sama sekali tidak menonjol namun pintar dan bercita cita menjadi dokter, tiba tiba di datangi oleh hantu teman sekelasnya yang cantik, indigo dan terkenal sebagai detektif di sekolahnya dari masa depan. Menurut sang hantu, dirinya akan meninggal 50 hari dari sekarang dan dia minta tolong sang pemuda menjaga dirinya yang masih hidup.

Sang pemuda menjadi bingung karena gadis teman sekelasnya sebenarnya ingin mengusir hantu adik kembar sang pemuda yang selalu duduk di pundaknya. Akhirnya karena dia tidak mau melihat teman sekelasnya meninggal dan dia sendiri juga menaruh hati kepada sang gadis, akhirnya dia memutuskan untuk membantu. Di mulailah petualangan mereka mengungkap dalang di balik kematian sang gadis yang ternyata melibatkan sebuah sindikat besar yang jahat.

Keduanya menjadi pasangan detektif dan asisten yang memecahkan banyak kasus sambil mencari informasi tetang sindikat itu.

Mohon komen dan likenya ya, terima kasih sudah membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Bel pun berbunyi, ke empatnya berjanji kalau sepulang sekolah mereka akan ke rumah sakit untuk menjenguk Bella. Tino dan Amelia kembali ke kelas, selama pelajaran Tino melirik ke arah Amelia yang diam saja tanpa bicara apa apa dengan pandangan lurus kedepan dan duduk agak jauh dari dirinya, Tino melirik melihat May yang duduk di pundak Amelia, May mengangkat pundaknya seakan akan mengatakan tidak mengerti,

“Coba aja lo ajak ngomong duluan hehe,” bisik hantu Amelia di belakang Tino.

“Dia kenapa sih ?” tanya Tino berbisik.

“Yah...gue kalau lagi ngambek atau kesel akan sesuatu pasti akan diem, harus di tegor duluan baru nyaut hehe,” jawab hantu Amelia.

“Lah ngambek kenapa ?” tanya Tino berbisik.

“Tadi kan lo maen di tarik aja trus ngelepasin dia, trus lagi dua cewe tadi bilang kalau temen nya naksir lo kan, makanya otak gue crash akhirnya berhenti mikir, trus yang ada cuman ngambek hehe,” jawab hantu Amelia.

“Ya ampun, lo kayak anak kecil yeh,” ujar Tino berbisik.

“Biarin, emang gue kayak gitu, makanya cepetan deketin gue lagi, bae bae in kek, beliin es krim kek, tapi jangan di kelitikin, gue benci hehe,” jawab hantu Amelia.

Tino mendirikan buku cetaknya dan menunduk, dia menoleh melihat wajah Amelia yang menatap lurus ke depan, Amelia sempat melirik sebentar dengan wajah tanpa ekspresi lalu kembali menatap ke depan, Tino menulis sesuatu di buku kemudian menggeser bukunya ke depan Amelia yang langsung menatap bukunya,

“Sori ya, jangan marah,” ujar Tino.

Amelia melirik sebentar ke arah Tino, bibirnya mulai terbuka sedikit, kemudian kembali rapat, dia mengambil pena dan langsung menulis di buku, setelah selesai, dia menggeser lagi bukunya. Tino membaca tulisan Amelia,

“Siapa yang marah ?” tanyanya.

“Lah itu kenapa diem aja dan mukanya jelek kayak gitu,” balas Tino di buku.

“Kamu seneng kan ntar mau ketemu Bella, orang yang naksir kamu, cinta kelas 10 bersemi kembali, lagian seneng kan di tarik tarik ama Erika dan Nadia, huh,” balas Amelia di buku.

“Hehe cemburu ya,” balas Tino meledek.

“Enggak, siapa juga yang cemburu,” balas Amelia.

“Waktu kelas 10, Bella emang deket sama aku, tapi dia itu sebenernya nanya nanya soal Sandi sama aku karena aku kenal lama sama Sandi, secara kita dari sd sampai sma bareng terus, yang ngajak aku ngomong waktu pertama masuk cuman Sandi dan Bella liat, makanya dia tanya tanya soal Sandi sama aku, tentu saja Erika dan Nadia ga tau,” Tino menjelaskan di buku.

“Beneran ? si Sandi pernah nembak aku loh gara gara dulu aku sering ngintip ke kelas kamu, dia mikir aku ngeliatin dia,” balas Amelia.

“Yah wajar sih kalo dia nyangka gitu, ganteng soal nya. Trus di terima ?” tanya Tino.

“Menurut kamu gimana ? kalau ku terima kamu cemburu ga ?” tanya Amelia.

“Jelas dong, walau Sandi itu temen,” jawab Tino.

“Hehe bagus, waktu itu yang aku liat di kelas kamu ya kamu, jadi dia ku tolak,” balas Amelia melunak.

“Dah tau, dia cerita kalau dia patah hati, sekarang kita baikan lagi kan ?” tanya Tino.

“Iya, sori ya, sifat ku jelek,” jawab Amelia.

“Hehe ga apa apa, justru sifat bikin kamu jadi makin cantik hehe,” balas Tino.

“Dasar, bisa aja,” balas Amelia sambil mendorong lengan Tino di sebelahnya.

“Hoeeek, gombal abis, paraaaaah sampe mau muntah denger nya hahahaha,” ujar hantu Amelia sambil terbahak bahak.

“Diem, ini ide lo tau ga, gue juga sebenernya ngerasa jijik sendiri ngomong kayak gitu, kayak bukan gue banget, gue bingung, lo yang jadi hantu beda banget ama yang asli,” bisik Tino.

“Huhehehe, gue dan diri gue yang masih hidup sama aja kale, gue juga seneng di gombalin elo, cuman gue ketawa aja liat muka lo karena keliatan banget maksa, kalo ga bisa gombal biasa aja, gue juga seneng kok hehe,” balas hantu Amelia.

"Kalo seneng jangan ketawa, rese lo, ga tau apa perjuangan berat supaya bisa ngomong kayak gitu," bisik Tino.

Tiba tiba tangan Amelia menempel di meja dan langsung menggenggam tangan Tino, langsung saja Tino menoleh melihat Amelia yang sedang tersenyum menoleh melihat dirinya. Tino juga akhirnya tersenyum, namun dia menulis kembali di buku pakai tangan kiri dan memberikan bukunya pada Amelia.

“Sebelum jenguk Bella, kita ngomong dulu sama pak Ardi,” ujar Tino.

“Kenapa ?” tanya Amelia yang menulis pakai tangan kanan karena tangan kirinya menggenggam tangan kanan Tino.

“Setelah kejadian di hotel kemarin dan setelah aku menelan pil merah kemarin, ada baiknya kita percaya pak Ardi, karena tanpa polisi kita tidak bisa apa apa juga,” jawab Tino.

“Hmm kamu bener juga, ya udah, sekalian aja ajak Erika dan Nadia ntar,” balas Amelia.

“Oh jangan, mereka ga usah, kita bilang aja ke mereka kalau kita nyusul, mereka jangan sampai terlibat, alasan ku kita ketemu pak Ardi dulu, aku ga mau kamu terlibat bahaya lagi, kita harus hati hati kedepan nya,” balas Tino.

“Yup setuju, sebelum buka kantor sendiri,” balas Amelia.

“Eh..emang kamu masih mau buka kantor ?” tanya Tino.

“Tentu saja, habis lulus sma, aku mau masuk jurusan urusan kriminologi atau peradilan pidana atau sosiologi atau psikologi, pokoknya yang bisa buka kantor detektif hehe,” jawab Amelia.

“Wow...segitunya ya,” balas Tino.

“Iya, aku juga akan dukung kamu jadi dokter, jadi kita kerjasama hehe,” balas Amelia.

“Ok ok sip,” balas Tino mengacungkan ibu jarinya.

“Ngomong ngomong kamu bisa nulis pakai tangan kiri ya ?” tanya Amelia.

“Bisa, aku bisa nulis pakai dua tangan, kamu sendiri biasanya kidal kan, kok bisa pakai tangan kanan ?” tanya Tino.

“Hehe sama, aku juga bisa kayak kamu,” jawab Amelia.

“Ehem,”

Tino dan Amelia yang merebahkan kepala mereka di meja dan mendirikan buku cetak mengintip keluar, mereka melihat pak guru berkumis sedang bertolak pinggang dengan gagah perkasa di depan mereka, keduanya melepaskan tangan mereka dan menurunkan nya,

“Eh...pak Joko,” ujar keduanya.

“Asik ya, saya jelasin pelajaran di depan, kalian di sini malah pacaran, keluar, bapak tau kalian berdua rangkin satu dan dua dari seluruh angkatan, tapi tetap saja kalian harus menyimak, sekarang berdiri di depan kelas,” ujar pak Joko.

“Baik pak,”

Keduanya berdiri dan berjalan ke pintu keluar, kemudian mereka keluar dan berdiri di depan kelas. Selagi bersender, Tino menoleh melihat Amelia dan tersenyum, begitu juga Amelia yang juga sedang menoleh melihat Tino dan tersenyum, tangan mereka kembali bergandengan sambil berdiri.

******

Pulang sekolah, Tino dan Amelia bilang kepada Erika dan Nadia kalau mereka akan menyusul, setelah Erika dan Nadia pergi, Tino dan Amelia langsung ke ruang staff atau ruang guru untuk menemui Ardi. Setelah sampai di dalam, Ardi yang melihat keduanya datang langsung berdiri dan mengajak keduanya masuk ke dalam ruangan.

“Trus ada apa lagi kalian kesini ?” tanya Ardi.

Tino menceritakan apa yang dia dengar dari Erika dan Nadia kepada Ardi sekaligus menjelaskan kepada Ardi kalau sekarang Bella di rawat di rumah sakit akibat percobaan bunuh diri. Ardi terlihat berpikir,

“Begitu ya, saya mengerti, lalu kalian mau menjenguk siswi itu ?” tanya Ardi.

“Benar pak, kita mau kesana, sudah janji, ga enak kalau ga datang,” jawab Amelia.

“Baik, tapi ingat ya, hati hati dan kalau ada sesuatu kabari saya seperti yang kalian lakukan sekarang,” balas Ardi.

“Siap pak,” balas Tino dan Amelia bersamaan.

Keduanya pamit dan keluar dari ruangan, “dring...dring,” smartphone Ardi berbunyi kembali, dia langsung mengangkatnya,

“Halo ?” tanya Ardi.

“Ardi, gadis dan anak muda anak orang itu mau apa lagi ?” tanya seorang pria.

“Mereka memberi info yang menarik sama saya, tenang saja, mereka hanya mau menjenguk teman mereka dan minta ijin sama saya,” jawab Ardi.

“Begitu, mereka sudah tidak ikut campur kan ?” tanya pria itu.

“Saya tidak bisa bilang tidak, tapi semoga mereka tidak ikut campur lagi,” jawab Ardi.

“Haaah, merepotkan...ya sudah, tetap awasi mereka,” balas pria itu.

“Baik komandan,” balas Ardi.

Ardi menutup teleponnya dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat smartphone nya, kemudian dia berdiri dan keluar dari ruangan.

1
Delita bae
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga😇🙏
Delita bae: wih hebat lanjut🤣🤣
DEE GUNZ: yang kristal lumayan seru dan ngeselin, belom belom udah baca 5 ch hehe
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!