NovelToon NovelToon
Aku Adalah Aku

Aku Adalah Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Christi Jawan Tenda

Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.

Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berharap

"Setiap rumah tangga akan terasa bahagia jika dijalin karena cinta, tapi bagiku melihatnya disisiku selamanya adalah anugerah." suara hati Marco yang duduk dibalkon kamarnya sambil menatap Pris yang berlari pagi, mengelilingi halaman rumah yang asri dikelilingi bunga dan pohon pinus yang berbaris megah seakan membentuk pagar raksasa. Dengan karpet yang terbuat dari rumput hijau menenangkan.

Pris berhenti dan menatap suaminya dari kejauhan, dia agak khawatir ketika melihat Marco berdiri dan kembali masuk ke kamar dengan langkah yang lemah.

"Kenapa aku begitu khawatir ?" Pris menepis pikirannya dan kembali berlari dipagi itu.

Marco yang membersihkan dirinya di kamar mandi kemudian berganti pakaian. Segera bersiap-siap ke rumah sakit, namun dihalangi istrinya.

"Aku harus pergi, karena Nathan membutuhkanku."

"Tidak bisa." langsung menggandeng Marco dan membawanya kembali ke kamar mereka berdua.

"Pris, aku di kamar tamu saja." Mencoba pergi. Tapi tetap dihalangi Pris.

"Istirahatlah , pulihkan dirimu. Kevin masih di rumah Nana bermain dengan Mesakh. Aku sedang mengurus surat pindah sekolahnya."

"Kenapa pindah?" tanya Marco.

"Karena kita akan pindah ke Jakarta." Menatap Marco.

Marco menarik tangan Pris, dan menatapnya dengan tulus.

"Apakah kau yakin? Aku tidak memaksamu."

"Aku yakin." Pris mencium pipi Marco.

Marco langsung menggenggam pinggan Pris dan berterima kasih. Pris tersenyum kemudian meninggalkan Marco beristirahat, dan segera ke dapur meminta pelayannya memasakkan sup makaroni kesukaan Marco.

Zzzzzzzzzzzzzz

"Ar, kamu harus bersabar , satu bulan lagi ngidam akan hilang."

"Nana, aku sangat bahagia walaupun sebenarnya sangat menyiksa."

"Untunglah sekarang kamu sudah bisa mandi. Setidaknya kamar ini tidak bau lagi." menatap suaminya dan tertawa lepas.

"Nana, nanti kita tambah anak lagi yach."

"Boleh, ngidamnya kamu."

Belsazar terdiam dan memeluk istrinya, mengelus perut Nana dan mendoakan agar semuanya berjalan lancar. Mengingat mereka perna kehilangan Andreas anak pertama mereka.

Sementara itu Mesakh dan Kevin bermain sepuasnya, bahkan para pengawal yang menjaga merekapun asik bermain dengan kedua bocah ini.

"Kakak Kevin , aku mau es."

"Sekarang belum bisa es, sebentar siang saja yach. Kevin memanggil pelayan untuk membawakan kue buat mereka.

Kevin menyuapi Mesakh dan itu disaksikan Oma Hada , Ny. Dorkas dan Tuan Yusuf.

"Jika melihat Kevin, aku teringat Ar pada waktu itu."

"Iya Ma. Kejadian Ar sama dengan Kevin." ucap Ny. Dorkas.

"kelak dewasa Kevin akan menjadi kakak yang melindungi Mesakh." Ucap Tuan Yusuf.

"Kakak, aku mau lagi. Mesakh masih lapar."

"Minum dulu, nanti kita lanjutkan lagi makannya. Ayo kakak ajak main susun balok." Kevin memegang tangan Mesakh dan menuju ke ruang bermain. Beberapa pengawal mengikuti mereka.

"Sakit! Aduh sakit." Teriakan Belsazar yang membuat orangtua dirumah itu kaget. Oma Hada yang hendak meneguk tehnya sampai tumpah.

"Belsazar ngidam sangat ribet. Aku saja dulu diam dan tenang." ucap Tuan Yusuf.

"Bukannya menangis? Terus sesak nafas, beberapa kali pingsan." ucapan Ny. Dorkas yang mengusik Tuan Yusuf. Pria inipun langsung pamit dengan alasan mau ketemu rekan kerja. Kedua wanita ini tertawa, melihat tingkah Tuan Yusuf.

zzzźzzzzzzzzzzz

dr. Easter masih diam dirumah untuk beristirahat. Selain itu juga demi keamanannya. Ketika dia mengarahkan pandangannya ke gerbang halaman mereka. Masuklah beberapa mobil yang dikawal dia berlari ke kamar dan mencoba menghubungi Absalom, tapi tidak aktif, dia sangat ketakutan.

Dia mematikan lampu kamarnya, menguncinya dan memegang parfum yang siap disemprotkan apabila diserang.

Langkah kaki yang dia dengar menuju ke lantai dua, kemudian mengarah ke kamarnya. Rasa ketakutan semakin menguasai pikirannya.

"Easter, sayang. Ini mama dan papa." Suara Ny. Elisabeth dibalik pintu.

Dia segera membuka pintu kamar dan memeluk Ny. Elisabeth. Kedua mertuanya ini memahami jika menantu mereka sedang ketakutan. Merekapun menenangkannya.

"Jangan takut, mama dan papa akan disini dulu sampai masalah kalian selesai. Ab menghubungi kami, jadi kamipun segera datang." Tersenyum dan membelai kepala Easter.

"Ma, pa . Aku buatkan makanan dulu."

"Tidak perlu, kamu istirahat saja. Biarkan mama yang masak, papa mertuamu tidak bisa makan jika bukan buatan mama." mengantar Easter ke kamarnya.

"Ab, papa dan mama sudah di rumah. Easter memang tidak bisa sendirian di rumah."

"Terima kasih Pa, aku baru selesai operasi, sedikit lagi pulang dan kita berbicara di rumah saja." Absalom dan papanya mengakhir panggilan telephone.

Sementara Absalom masih termenung ketika berbicara dengan ayahnya. Nathan tergesa-gesa menuju lobby rumah sakit. Disana ada beberapa anggota keluarga pasien yang bermasalah yang membuat keributan, merekapun berteriak menyebutkan nama dr. Easter.

Nathan sengaja tidak melibatkan sepupunya ini karena dia khawatir , Absalom tidak mampu mengatasi emosinya. Nathanpun menghubungi pihak berwajib untuk bisa menangkap orang-orang yang melakukan keributan itu.

Orang-orang itu sudah diamankan, pengamanan ketatpun dilakukan. Absalom segera pulang karena khawatir dengan Easter.

"Pa, kenapa aku merasa masalah ini ada yang mengendalikannya. Apakah kita perna menyinggung orang lain?" Absalom penuh kekhawatiran.

"Tenangkan dirimu, papa tidak akan membiarkan siapapun mengusik keluargaku. Apalagi menantuku yang sudah banyak mengalami penderitaan." tegas Tuan Mordekhai.

"Apakah papa sudah tahu , apa yang dialami Easter?"

"Iya. Aku sudah menyelidikinya. Kehidupan anak ini dimasa lalu banyak mengalami ketidakadilan. Kau juga salah satu yang perna menganiayanya."

"Itu dulu, karena aku perna mengalami kepahitan, tapi sekarang percayalah, aku sangat mencintainya Pa."

"Papa sudah melihatnya. Karena itu kau jangan menyerah dan teruslah meyakinkannya."

Tiba-tiba mama Elisabeth berteriak dari kamar Easter. Kedua pria ini berlari menaiki tangga, begitu juga pengawal yang berjaga sigap langsung memanjat dari depan rumah menuju balkon kamar Tuan muda mereka.

Mereka, mendapati mama Elisabeth memegang tespek Easter yang bergaris dua.

"Maafkan mama terlalu bahagia karena akan menimang cucu."

Absalom dan papanya bahagia sekali, Absalom langsung memeluk Easter dan menciumnya. Kedua senior inipun langsung meninggalkan mereka berdua.

"Bravo, di copy. Kondisi nyonya aman. Kembali keposisi masing-masing. Kita siap menantikan Bayi Kecil." Laporan pengawal diluar yang sudah memanjat balkon, berkomunikasi lewat HT.

Kebahagiaan meliputi rumah itu, Easterpun bersyukur dan mereka berdua berdoa bersama, berkat kemurahan TUHAN bisa dialami mereka.

"Easter , aku bersyukur memiliki istri sepertimu, kau adalah anugerah terindah yang perna ku miliki. Aku akan menjadikanmu ratu dihatiku seperti cinta Raja Ahasyweros dalam cerita Alkitab.

Disuatu tempat beberapa orang menggunakan pakaian hitam, sedang mendengarkan penjelasan dari sosok yang duduk dibalik kursi megah.

"Sudutkan dr. Easter, buat pasien itu bahkan keluarga besar mereka mengganggu kenyamanan dokter itu. Teror dia , aku bahkan ingin dia melakukan bunuh diri. Aku ingin melihat perempuan itu musnah dari muka bumi."

Semuanya tetap merunduk mendengarkan perintah.

Ingat ! Jangan mengusik Absalom!" perintah yang misterius.

Semuanya bergegas keluar dari rumah megah itu dan pergi dengan kendaraan masing-masing. Instrument piano diputar dan menguasai tempat itu. Langkah kaki anggun meninggalkan ruang pertemuan itu.

1
Thithi
seseorang yg hampir terlupakan😊
Thithi
Hallo Diana, terima kasih sudah memgikuti novel ini😊

tebakannya hebat👍

Mohon bersabar yach, saya akan up lagi episodenya🙏
Diana Dwiari
Adelin haman Mario..., mungkinkah
Diana Dwiari
wow.....siapa musuh sebenarnya
Listya ning
Haaii salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜
Thithi: salam kenal juga🤩
Baik🙏
total 1 replies
Cevineine
Lanjut Thorr👍
Thithi: Baik, terima kasih dukungannya🙏🥰
total 1 replies
Marcel Jawan
hahaha lucu hub mama dan anak
Marcel Jawan
seru bikin penasaran
Marcel Jawan
keren
Thithi
Terima kasih. Mohon dukunganya🙏
Farah Syaikha
Penulisnya jenius! 🌟
Thithi: Terima kasih 😊
Mohon dukungannya🙏
Thithi: Terima kasih. Mohon dukungannya🙏
total 2 replies
María Paula
Puas banget!
Thithi: Terima kasih🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!