Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9 Insiden
"Sini kita duduk dulu, kamu mau minum apa sayang?" tanya Rere antusias.
Caca terenyuh melihat keantusiasan sang mertua. Ia bersyukur mertuanya begitu baik padanya.
"Air putih dingin aja mom, kebetulan Caca lagi haus hehehe" jawab Caca terkekeh
"Biii" panggil Rere.
"Iya nyonya, ada yang bisa saya bantu?" tanya maid tersebut.
"Tolong ambilin air putih dingin ya untuk menantu saya yang cantikk ini"
"Baik nyonya, tunggu sebentar"
Tak lama, maid itu kembali dengan Membawa nampan berisi segelas air putih dingin milik Caca.
"Ini nona, silahkan di minum" ucap maid tersebut dengan sopan.
"Terimakasih Bii" ujar Caca tak kalah ramah.
"Acha aku ke atas dulu ya, naro koper kamu ke kamar" Ucap Xanders.
"Oh yaudah, aku disini dulu sama mommy gapapa kan?" tanya Caca.
"Gapapa sayang" Xanders mengelus kepala Caca.
BLUSH
Sial! Xanders membuat Caca salting di depan mertuanya.
"Aduhhh manis banget sih kalian ini" Rere tersenyum gemas melihat anak dan menantunya.
"hehehe" Caca tertawa Canggung.
Kemudian Xanders pergi ke kamarnya meninggalkan sang mommy bersama istrinya.
"Daddy kemana mom?" Tanya Caca.
"Kok gak keliatan daritadi"
"Daddy kamu lagi di ruang kerja Ca, ada berkas yang harus di tandatangani" kata Rere memberitahu.
Mereka melanjutkan mengobrol kesana kemari, Rere menceritakan banyak hal tentang Xanders. Sangking asiknya mengobrol mereka sampai tak sadar jika hari sudah siang.
"Caca kita makan siang yuk" ajak Rere.
"Kamu panggil Xanders gih susulin ke kamarnya, mommy juga mau panggil Daddy dulu" perintah Rere.
"Iya mom, kamarnya yang mana ya?" Tanya Caca.
"Kamar paling pojok pintu warna hitam"
"Yasudah mom, Caca ke atas dulu ya"
"Nanti langsung turun ya, kita makan siang bersama" Kata Rere.
"Oke mom".
Sesampainya di atas, Caca mengedarkan pandangannya. Ia celingukan mencari dimana keberadaan kamar Xanders.
Ah itu dia kamarnya!
Tok...Tok...Tok...
Caca mengetuk pintu kamar Xanders.
"Xanders ini gue Caca" ucapnya.
Nihil, tak ada sahutan dari sang pemilik kamar.
"Apa gue salah kamar ya" gumam Caca.
"Tapi bener kok ini, pintu warna hitam paling ujung kan".
Tok... Tok... Tok..
Caca kembali mengetuk pintu kamar Xanders, masih juga tak ada sahutan.
"Masuk aja kali ya" monolog Caca.
CEKLEK...
Suara pintu kamar terbuka, nyatanya pintu itu tidak dikunci. Caca perlahan masuk ia melihat Xanders tengah tidur tengkurap di atas kasur.
"Yee nih bocah malah molor, pantesan daritadi di panggil-panggil gak nyahut" ujar Caca jengkel.
Ia mengedarkan pandangannya menelisik isi kamar Xanders. Kamar dengan nuansa abu-abu ini benar-benar mencerminkan pribadi Xanders yang kata orang-orang dingin dan tak tersentuh.
Caca berjalan mengelilingi kamar itu, matanya terpaku pada sebuah foto yang terpajang di dinding kamar Xanders. Foto seorang gadis cilik yang tengah tersenyum Candid, sepertinya foto ini diambil diam-diam.
Caca mengucek matanya, Yups! Itu adalah foto dirinya.
Kenapa bisa ada fotonya di kamar Xanders, itulah yang ada di benak Caca sekarang.
"Ini foto gue waktu kapan ya" monolog Caca dalam hati.
Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perutnya.
"Liatin apa hmm" Tanya Xanders, suara serak khas bangun tidur milik Xanders terdengar Sexy Sekali.
"Ck, Lep-pas Xanders, Lo berat" Keluh Caca, Aslinya Jantungnya sedang berdiskotik di dalam sana.
"Kenapa gak bangunin?" Tanya Xanders. Ia sama sekali tak mengindahkan perintah Caca untuk melepas pelukan mereka.
"Gue di suruh mommy buat susulin Lo, disuruh makan siang bareng" Kata Caca.
"Mending Lo cuci muka sekarang, terus kita turun. Mommy sama Daddy pasti udah nungguin dibawah" kata Caca, ia berusaha melepaskan diri dari pelukan Xanders.
"Yaudah tunggu, kita kebawah bareng".
Di meja makan terlihat sudah ada Alex dan Rere.
"Loh kalian sampai kapan?" Tanya Alex.
"Tadi jam 10 pagi Dad" bukan Xanders yang menjawab melainkan Caca.
"Yasudah mari kita makan" ajak Alex.
Caca menyiapkan makan untuk Xanders, ia sudah diwanti-wanti oleh sang mama untuk melayani Xanders dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.
Alex dan Rere yang melihat itu tersenyum lembut, mereka senang sekali melihat pemandangan ini.
*
*
Malam harinya di Mansion keluarga Smith, mereka berempat sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Kalian nginep disini kan malem ini?" Tanya Rere.
"Iya mom, besok kita langsung pindah kerumah baru kita" jawab Xanders.
"Memangnya rumah itu sudah selesai?" Tanya Alex.
"Sudah. Xanders juga menyuruh orang untuk membersihkan dan menyiapkan semuanya" Jelas Xanders.
"Kalian kenapa gak tinggal disini aja sih" protes Rere.
"Mansion sebesar ini rasanya sepi sekali, Kalau kalian disini kan mommy ada temannya" ujar Rere.
"Kami ingin belajar mandiri mom, lagipula jarak mansion ini ke rumah Xanders tidak jauh"
"Tapi kan tetap saja, Mommy kesepian disini"
"Biarkan saja sayang, nanti kita sering-sering main kerumah mereka"
"Kalau mereka punya anak, kita culik saja anak mereka" usul Alex.
Caca yang mendengar kata anak, hanya meringis malu. Kenapa mertuanya ini sudah berfikir sangat jauh sekali.
"Kau benar Dad, kalau begitu cepatlah kalian buatkan cucu untuk kami"
"Ah pasti anak-anak kalian akan sangat menggemaskan sekali" Rere berujar sembari membayangkan betapa serunya nanti jika ia punya cucu.
Xanders hanya memutar bola matanya mendengar ucapan nyeleneh sang Daddy.
Siapa sangka dibalik Sikap Kejam dan Cueknya seorang Alexander Smith diluaran sana, ternyata ia memiliki Sisi hangat dan humor dan itu hanya di tunjukkan pada keluarganya saja.
Disaat asik mengobrol, tiba-tiba..
BYUUURRRRRR
"Awsss panas" pekik Caca tiba-tiba.
Seorang pelayan terjatuh disamping Caca, teh panas yang ia bawa tumpah mengenai telapak tangan Caca.
"ACHAAA" Xanders dan Rere berteriak kaget.
"Maaf saya tidak sengaja nona" ujar Mirna seorang pelayan yang sudah menumpahkan teh panas itu pada Caca. Dengan raut sok polos dengan gerlingan mengejek tetapi langsung diganti raut wajah seolah merasa bersalah.
Mirna merupakan anak dari kepala pelayan di mansion ini yaitu Emi. Mirna sudah sejak lama menyimpan rasa suka pada Xanders tanpa ada seorang pun yang tau.
"SHIITTT" umpat Xanders, ia menatap nyalang pelayan tersebut.
"LO BUTA HAH!!" Bentak Xanders emosi, bahkan urat di lehernya terlihat menonjol menandakan seberapa emosinya Xanders.
"Maaf tuan, saya benar-benar tidak sengaja" Kata Mirna, tubuhnya bergetar karena bentakan Xanders.
Jujur ia takut melihat kemarahan Xanders sekarang.
"Xanders panas hikss.." Caca menangis, Ia benar-benar tak kuasa menahan rasa panas dan perih yang menjalar di area tangannya.
"Xanders sudah, lebih baik kamu obati Caca, biar dia jadi urusan Daddy" kata alex.
Bersambung....
udah kepo banget nih sama ceritanya
Nanti author kasi link
lanjut Thor jangann kasih kendor
dari kemarin ada niatan mau bikin tapi masih maju mundur😓😓
lanjutt lgi thorr
fiks orang-orang harus baca sih gila banget nih author nya bikin cerita sebagus itu