Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Sakit
Satya dilarikan ke rumah sakit pada saat itu juga, Hanita sendiri yang menghubungi ambulance lalu menemani sang suami.
"Sat! Dengarkan aku! Aku belum memaafkanmu, kamu tidak boleh mati sekarang!" Gugu Hanita
Hanita berucap sembari berusaha mengimbangi laju brankar yang saat ini membawa Satya, mendorongnya masuk ke dalam ruang UGD
Hanita hendak ikut masuk namun salah satu perawat langsung menghentikannya. "Anda tunggu diluar dulu,Dokter. Kami akan berusaha menyelamatkan Tuan Satya."
Meski sebetulnya kesal dan tidak terima, tapi Hanita tidak bisa membantah. Dia adalah seorang Dokter dirumah sakit ini, jadi dia tahu kalau hal tersebut sudah merupakan sebuah aturan.
Hanita mondar-mandir tidak tenang, wajahnya bahkan sudah sangat basah karena air matanya sendiri. Dia mengelurkan ponsel dari dalam sakunya, berniat mengabarkan berita ini pada keluarga Satya
Tapi niat itu urung dia lakukan, tidak sampai dia tahu kondisi Satya didalam sana seperti apa.
Hanita memilih duduk ke atas kursi yang ada di depan ruang tunggu, wanita itu menggigit jari jemarinya sendiri, kebiasaannya setiap kali dia merasa panik dan gugup akan suatu hal.
"Kamu tidak boleh mati,Satya. Tidak sebelum kamu mendapat balasan yang setimpal atas perbuatanmu padaku." Gumam Hanita
Wanita itu menyatukan kedua tangannya ke depan dada, berdoa pada sang pencipta.
"Tuhan, engkau tahu kalau aku adalah umatmu yang selalu taat. Aku adalah anakmu yang lemah dan tidak berdaya. Tuhan, jika engkau memang adil maka kumohon. Jangan ambil Satya dariku, dia harus hidup lebih lama lagi bersamaku." Pinta Hanita tulus
Tepat 40 menit setelah Hanita menyelesaikan doanya, pintu ruang UGD akhirnya terbuka lebar. Dokter Sean keluar dari dalam sana bersama dengan seorang Dokter Senior lainnya
Hanita langsung berdiri dan menghampiri kedua orang itu. "Sean, Dokter Alex, apa yang terjadi pada suamiku? Dia baik-baik saja?" Tanya Hanita penuh harap
Dokter Alex dan Dokter Sean saling berpandangan, Sean mengalah dan membiarkan Dokter Alex yang menjelaskan keadaan Satya kepada Hanita
"Kenapa kalian diam? Hal buruk terjadi pada suamiku? Tidak,kan?" Tuntut Hanita
"Tenanglah,Dokter Hanita. Biar aku yang menjelaskan padamu" ungkap Dokter Alex
Hanita mengangguk, ia memberikan eksistensi penuh pada Dokter Alex, Dokter Spesialis Bedah Saraf dan penyakit dalam dirumah sakit ini.
"Tuan Satya sedang berada dalam kondisi yang kurang baik,Hanita. Tekanan darahnya tinggi sampai melampaui batas normal, dan ini yang menyebabkan terjadinya beberapa komplikasi" Dokter Alex menjeda perkataannya
"Komplikasi? Apa itu?" Tuntut Hanita lagi
"Suamimu saat ini berada dalam keadaan stroke ringan,Hanita." Lanjut Dokter Alex
Hanita tidak bisa tidak terkejut mendengarkan berita ini, tubuhnya hampir terhuyung ke samping. Untung saja Dokter Sean menahannya dengan cepat
"Hanita, are you okay?" Tanya Dokter Sean
Hanita bergeming, wanita itu menggelengkan kepalanya. "Stroke? Satya terkena stroke? Tidak mungkin!"
"Dia selalu sehat selama ini! J-adi bagaimana bisa dia stroke?! Suamiku kena stroke?!" Sergah Hanita tidak terima
"Kamu tenang saja,Hanita. Ini hanya stroke ringan, meski gejalanya sama tapi tidak akan berlangsung lama. Bisa segera pulih dengan pengobatan dan terapi yang akan kami berikan nanti." Dokter Alex menatap Dokter Sean, kedua lelaki beda generasi itu tampak ragu untuk menyampaikan hal lain pada Hanita yang saat ini masih dilanda keterkejutan besar
Dokter Sean membantu Hanita berdiri tegak, menggenggam tangan wanita itu sebagai teman baiknya.
"Yang harus kita khawatirkan sekarang bukan stroke yang dialami suamimu,Hanita. Tapi ada masalah lain yang jauh lebih mengkhawatirkan" ungkap Dokter Sean
Kedua alis tipis milik Hanita saling bertaut, "Apa lagi kali ini? Jelaskan padaku!"
"Kami mendiagnosa kalau sepertinya ada tumor di kepala Satya. Kamu bilang dia sering mengadu sakit kepala belakangan ini,kan?" Hanita menggangguk atas pertanyaan Sean barusan
"Itu yang menjadi penyebab utamanya, tapi untuk mengetahui lebih jelasnya. Kami akan melalukan rontgen dan MRI lengkap pada Satya." Terang Dokter Sean
Hanita memejamkan kedua matanya dengan erat, semua ini terasa sangat tiba-tiba untuk dia hadapi. "Lakukan apapun itu. MRI atau apa, aku tidak peduli. Yang penting pertahankan hidup suamiku."
"Kalau begitu kami akan melakukan MRI sekarang juga,Hanita." Sambung Dokter Alex
Hanita hanya bisa mengangguk pasrah, membiarkan Dokter Alex dan Sean melalukan apapun untuk membawa Satya kembali.
.
Komen yyuk biar ramai
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅