Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.
Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.
Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?
Happy reading 😘🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 ( Aku menyerah )
Tuhan … Bolehkah aku mengeluh tentang hidupku?
Tuhan … Egois kah aku jika marah ke padamu atas penderitaan yang selalu ku dapatkan di dalam hidupku?
Andai sejak awal aku tau akhirnya begini, mungkin aku tidak akan mau menerimanya saat itu. Bertemu dengannya membuat aku mempunyai tujuan hidup, tetapi menikah dengannya justru aku ingin mengakhiri hidupku. Tidak puas kah kau memisahkan ku dari orang tua kandungku selama dua puluh tahun aku tidak mengenal siapa sebenarnya orang tuaku? Entah mereka sengaja membuang ku atau mungkin mereka sudah tiada di dunia ini.
Papa … maafkan Bella tapi ini akhir dari segala kesabaran selama dua puluh tahun menjalani hidupku yang penuh penderitaan dan hanya membawa kesialan di keluarga papa dan akhirnya … Aku menyerah.
Suara hati seorang gadis yang sedang berdiri menatap kosong ke depan berjalan pelan menuju jalan raya. Entah apa yang ada dipikiran Bella saat ini ia terus saja berjalan dengan napas memburu menahan amarahnya pada sikap suaminya yang tidak pernah bisa percaya padanya. Setelah Arrayan menamparnya suaminya malah membawa Arumi menuju kamar dan meninggalkan Bella begitu saja, tanpa pikir lagi gadis itu memilih pergi.
Langkah demi langkah kakinya menapaki jalan tanpa hambatan dan sampailah ia di pinggir jalan yang dipenuhi kendaraan yang tengah sibuk berlalu lalang,”Jika kematianku bisa membuat semua orang bahagia? Aku akan mengakhirinya sekarang juga,” ujar Bella yang kini sudah berada di tengah jalan dan membuang begitu saja tongkat yang selama ini menemani hidupnya.
Tubuhnya pun terjatuh suara klakson yang secara bergantian berbunyi meminta gadis itu minggir ke tepi jalan tidak di dengar oleh Bella. Cacian makian pengendara di lontarkan begitu saja di hadapan Bella karena merasa kesal. Sampai seorang pengendara dari kejauhan datang dengan mobilnya yang melaju cepat hingga …
“Arghhhh ….”
Bruuk
“Bella …” teriak Arrayan yang terbangun dari tidurnya d4d4nya berdetak cepat hingga terasa sesak.
Pria itu tertidur setelah memberikan obat demam pada Arumi, karena kelelahan mencari Bella ia malah tertidur di ranjang dan saat ini terbangun karena bermimpi buruk tentang Bella yang tertabrak mobil. Arrayan mengusap wajahnya kasar lalu meraih segelas air yang berada di nakas samping tempat tidur dan meminumnya hingga tandas.
Dreett
Dreett
Hati Arrayan semakin tidak karuan melihat telepon masuk dan tertera nama Johan di layar ponselnya, dengan tangan gemetar ia menggeser tombol hijau dan meletakkan benda pipih itu dekat telinganya.
“Halo, pah …”
“Kau di mana, Arrayan? Bella kecelakaan,” pekik Johan dari sebrang sana.
“Apa?! Baiklah aku akan ke rumah sakit sekarang!” sambungan telepon terputus Arrayan bangkit dan meraih kunci mobilnya bergegas pulang.
*
*
“Pah … bagaimana keadaan Bella?” tanya Arrayan sembari mengatur napasnya karena ia berlari sangat kencang setelah menanyakan kamar Bella pada resepsionis.
Johan diam ia menatap tajam pada Arrayan perlahan pria paru baya itu menghampiri Arrayan, dengan bingung Arrayan menanyakan kembali keadaan istrinya, tidak disangka johan mencengkram hoodie yang dikenakan menantunya itu,”katakan dengan jujur apa alasanmu menyiksa putriku hingga dia ingin mengakhiri hidupnya!” pertanyaan Johan membuat Arrayan sangat terkejut seketika ia teringat mimpi yang baru saja ia alami ternyata menjadi kenyataan.
Apakah itu yang dinamakan ikatan batin? Entahlah, yang terpenting sekarang darimana mertuanya tau kalau Arrayan selalu menyiksa Bella?
“Kenapa kamu diam, hah! Kau terkejut aku mengetahuinya?!” pekik johan melepaskan cengkeramannya.
Johan mendudukkan kembali dirinya di kursi, ia menangis terisak kala mengingat putrinya yang sebelum kecelakaan menemuinya di kantor.
“Papah … “ lirih Bella.
Johan mendongak melihat sang putri yang datang dengan keadaannya yang terlihat berantakan, kedua matanya sembab dan wajahnya dipenuhi air mata yang sedari tadi terus mengalir membasahi pipinya. Johan langsung menghampiri Bella bukan karena penampilannya melainkan pipi sebelah kiri putrinya terlihat memerah seperti bekas tamparan seseorang.
“Siapa yang melakukan ini?” tanya Johan langsung seraya menyentuh pipi Bella.
“katakan Bella?!” lanjut Johan berdecak kesal karena Bella hanya diam.
“Su-suamiku,” ujar Bella dengan suara lirih. Kemudian Bella mengatakan semua yang dilakukan sang suami selama ini padanya. Bella tidak tau apa alasannya Arrayan melakukan itu pada Bella, Johan pun dibuat bingung ketika mendengar cerita Bella.
Namun, yang pasti Bella sudah bulat untuk berpisah dengan Arrayan membuat Johan bimbang, tetapi ia juga tidak terima perlakuan Arrayan pada putrinya dan juga ia sangat penasaran dengan alasan menantunya melakukan itu pada Bella. Apa yang Bella telah lakukan padanya hingga Arrayan sampai menyiksa putrinya.
Bella memeluk Johan dengan sangat erat begitupun Johan,”Kau tenang saja, papa akan menyiapkan surat perpisahan mu dengan Arrayan. Maaf kan papa, Bella gara-gara papa kau harus mengalami penyiksaan seperti ini,” lirih Johan berusaha menahan tangis.
Bella melepaskan pelukannya dan berkata,”Tidak perlu repot-repot menyiapkan apapun, pah. Aku memang ingin berpisah dengan Arrayan, tetapi dengan caraku sendiri,” ujar Bella tanpa menatap Johan.
“Apa maksudmu?” ujar Johan merasa curiga.
Bella menatap Johan kembali dengan tersenyum, setelah itu ia pamit untuk kembali ke rumah. Pria itu membalas senyuman putrinya dan kecurigaannya menghilang ketika Bella meyakinkan Johan agar tidak melakukan apapun karena Bella hanya ingin menyampaikan kalau dirinya ingin berpisah dengan suaminya. Johan dengan terpaksa menyetujuinya, tentang perusahaannya ia akan memikirkannya nanti dan mencoba berbicara pada Wiliam.
“Papa enggak nyangka kalau cara lain yang Bella maksud adalah mengakhiri hidupnya,” lirih Johan.
“Maksud papa apa? Cara apa? Jelaskan padaku,” pinta Arrayan.
“Dia ingin berpisah denganmu, tetapi Bella melarang papa menyiapkan surat perpisahan kalian dan mengatakan kalau dia punya cara sendiri untuk berpisah denganmu lalu akhirnya … hiks,” Johan tidak sanggup melanjutkan perkataannya.
Begitu juga dengan Arrayan,”Maafkan aku … Bella. Aku memang membencimu, tetapi aku juga tidak mau kau meninggalkanku apalagi dengan cara seperti ini ,hiks!” isak Arrayan menyandarkan tubuhnya ke dinding.
Johan mendengar perkataan Arrayan walaupun pria itu berbicara pelan,”Kalau kau membencinya kenapa kau menerima perjodohan itu dan juga kenapa kau membencinya? Apa kesalahan Bella padamu, Arrayan!” sentak Johan yang sudah tidak peduli mereka sedang berada di rumah sakit.
“Ya, aku membencinya, sangat membencinya! Aku menikahinya hanya untuk membalas dendam, karena dia … dia penyebab orang tua ku tiada!” Johan terkejut dan akhirnya mengetahui korban kecelakaan setahun lalu yang selama ini ia cari ternyata keluarga menantunya sendiri.
“kau jangan bercanda, Arrayan!” lirih Johan dengan suaranya yang melemah ia masih syok dengan apa yang dikatakan Arrayan padanya.
Arrayan berlutut dihadapan Johan dengan kedua matanya menatap sendu Johan,”Aku tidak bercanda, Pah. Itu adalah kebenarannya tapi papa tenang saja aku sedang berusaha memaafkannya dan memang aku mencintai Bella karena sejak dulu kami sudah menjalin hubungan, tetapi …”
“Kau akan menyesal karena sudah dendam pada orang yang salah,” sela Johan yang mana membuat Arrayan membulatkan kedua matanya seolah meminta penjelasan.
Ceklek
“Pasien sudah sadar dan ingin bertemu dengan papa nya yang bernama Johan,” ujar seorang suster yang membuka pintu, Arrayan dengan cepat
Arrayan bangkit dan langsung menghampiri suster,”Saya suaminya suster,” ujar Arrayan yang memaksa masuk, tetapi suster itu menahan Arrayan dan mengatakan jika Bella hanya ingin bertemu sang papa bukan yang lain termasuk suaminya sendiri. Ia terkejut dan mulai gelisah ingin rasanya Arrayan mengetahui kondisi istrinya dan mengikuti Johan yang kini sudah masuk ke dalam pintu pun tertutup dan Arrayan mendengar suara kunci berputar yang artinya pria itu tidak bisa masuk ke dalam.
“Bagaimana keadaannya, dokter?” tanya Johan melihat putrinya sudah sadar menatapnya dengan tersenyum.
“Tidak ada yang perlu di khawatirkan hanya luka lecet dan dahinya yang tergores sekarang juga sudah boleh pulang,” ujar dokter.
Johan bernapas lega dan langsung memeluk sang putri, melihat itu dokter dan suster itupun pergi meninggalkan ruang IGD. Kedua tenaga medis itu saling pandang ketika melihat Arrayan yang tengah menangis tertunduk di kursi tunggu,”Siapa dia sus?” bisik dokter setelah mereka berjalan agak jauh dari Arrayan.
“Katanya si suaminya tapi istrinya tidak ingin bertemu dengan dia hanya dengan papanya, dok,” Dokter hanya mengangguk pelan dan melanjutkan langkahnya.
“Bella, Arrayan ada di luar,” ucap Johan memberitahu.
“Biarkan saja, pah. Aku mau pulang sekarang ke rumah ku,” pinta Bella.
Cekleek
Pintu terbuka Arrayan yang sangat keras kepala dan tidak sabaran akhirnya masuk, kali ini Johan tidak melarangnya karena kalau itu ia lakukan pastilah mereka akan bertengkar lagi di hadapan Bella dan Johan tidak menginginkan itu. Putrinya saat ini hanya butuh ketenangan,”Selesaikan masalah mu papa akan menunggu di luar,” ujar Johan dan Bella menganggukkan kepalanya pelan.
Johan keluar dengan menatap Arrayan sekilas, ia tidak peduli karena yang terpenting untuknya saat ini adalah istrinya,”Bagaimana keadaanmu?” lirih Arrayan yang ingin menyentuh Bella namun langsung di tepis oleh istrinya.
“Aku akan mengurus perpisahan kita, setelah itu aku akan melaporkan diriku ke polisi karena sudah membuat orang tuamu tiada, Mas!” seru Bella menatap sendu pada Arrayan.
Degh!
*
*
Bersambung.
😅