Terima kasih narin, kamu sudah menepati janjimu" Ucap sari didalam hati.
Sari seorang gadis desa yang memiliki kelebihan dapat melihat sosok tak kasat mata mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dikota. Hari-harinya selalu kesepian namun kesepian itu menjadi sirna setelah narin datang ke hidupannya. sari berteman baik dengan sosok tak kasat mata itu. Namun sayang mereka harus berpisah karna sesuatu
walaupun begitu tetap narin ingat dan menepati janjinya kepada sari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gitafiq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NARIN
Setibanya sari dan ratna di kota, mereka akan tinggal di sebuah asrama atlit, jadi tidak hanya ada anak-anak yang mendapatkan beasiswa yang tinggal disitu tapi ada para atlit yang berasal dari desa-desa lain.
Kak ismi adalah orang yang dipercayakan untuk membagikan kamar untuk setiap anak anak desa yang mendapatkan beasiswa ataupun para atlit yang baru datang.
"Hai aku ismi, panggil aja aku kak ismi. Nanti kita akan satu sekolah di SMA 17 tapi aku akan jadi kakak kelas kalian" Ucap ismi sambil memberikan tangannya untuk bersalaman. " I iya kak nama saya ratna, ini teman saya sari" Sambil ratna menjabat tangan kak ismi lalu disusul sari pun berjabat tangan juga.
"Ayo aku tunjukkan kamar kalian" Kata kak ismi sambil jalan menuju asrama atlit tersebut. Dengan bersusah payah karna keberatan membawa tas, berbeda dengan ratna tampak santai karna iya membawa koper beroda yang dibelikan oleh ayahnya.
Sambil terpogoh-pogoh sari sambil berjalan menyusuri lorong asrama mata sari sambil mengamati sekitar, sangat banyak sosok yang menatap ke arah mereka tapi ada satu sosok yang menarik perhatian sari.
Seorang gadis seumuran sari yang sangat cantik berambut panjang berwarna pirang dan bermata biru, berkulit putih namun gaunnya berwarna putih dilumuri darah. Sosok gadis tersebut selalu menatap sari dengan tatapan tidak suka terhadapnya.
Tetapi sari tidak menghiraukan sosok tersebut selain karena sari memang tidak takut, sari juga masih ingat pesan ibunya kalau jangan sampai mereka-mereka tahu kalau sari sebenarnya bisa melihat mereka.
Sesampainya didepan kamar mereka , kak ismi pun mengetuk pintu kamar tersebut "dina ratih " Kak ismi pun mengetuk kembali "dina ratih, kalian sudah tidur".
Tak lama terdengar suara langkah kaki dan suara kunci pintu terbuka. " Eh kak ismi, kenapa kak? Tumben " Ucap dina. "Ini aku mau ngantar anak baru mereka dari jalur beasiswa. Sari ratna, ini dina teman sekamar kalian dina ini dari jalur atlit semoga kalian akur ya" Kata kak ismi.
Ratna dan sari pun menganggukkan kepala. "Terima kasih banyak ya kak" Ucap sari lalu kak ismi pun mengacungkan jempol .
"Ayo masuk-masuk!! Sini-sini aku bantu" Kata dina sambil membatu sari yang tampak keberatan membawa tas yang ia bawa"
"Ini ranjang kalian tinggal pilih siapa yang akan meniduri kasur atas dan siapa yang akan meniduri kasur bawah" Sambung dina sambil menunjuk ranjang susun yang berada di samping ranjang dina.
"Aku diatas ya sar" Kata ratna berbicara kepada sari "oke na" Jawab sari sedikit lega karena sari malas bila ia tidur kasur atas maka ia akan terus bertatapan dengan sosok gadis cantik yang sari lihat di lorong yang sekarang berada di kamarnya tepat berada diatas lemari yang terletak di samping atas ranjang sari dan ratna, sambil gadis tersebut menatap hampa ke arah mereka.
"Ohiya din, kita dikamar ini cuma bertiga aja? " Tanya sari kepada dina dan dina menjawab "nggak kok kita berempat , temanku satu lagi namanya ratih sekarang sedang berbelanja di minimarket untuk membeli kebutuhannya, palingan sebentar lagi dia datang".
Betul saja tak lama mereka mengobrol ada suara ketukan pintu dan itu menandakan berati itu adalah ratih. Dina pun membukakan pintu lalu saat membukakan pintu dina kaget tidak melihat siapa pun dina langsung menutup pintu kamar , lalu berkata
" Kayaknya salah dengar deh haha" sambil sedikit tertawa.
Tak lama mereka bertiga mendengar suara ketukkan pintu lagi dengan cepat dina langsung membukakan pintu namun dengan hasil yang sama , tidak ada orang diluar kamar.
"Ihh siapa sih yang iseng ketuk-ketuk kamar orang" Ucap dina sambil agak meninggikan nada suaranya. Dan lagi-lagi terdengar suara ketukan pintu belum sempat dina membuka pintu, sari langsung membuka karena posisi sari lebih dekat dari pintu.
Saat sari membuka pintu ia langsung menoleh kekiri tidak ada siapa-siapa lalu sari menolehkan kepalanya kekanan sari agak terkejut melihat sosok 3 anak laki-laki putih bersih bertelanjang dada dan hanya menggunakan popok kain namun mereka memiliki mulut yang lebar sampai ketelinga saat sari melihat mereka tengah tertawa menyeringaikan mulut mereka sontak sari langsung berlagak pura-pura tidak melihat agar teman-temannya tidak ikut terkejut dan sari takut mereka-mereka tahu kalau sari bisa melihat mereka.
Bergegas sari langsung menutup pintu dengan cepat "kenapa sar? Ada siapa? Siap yang ketuk? "
Sari dihujani pertanyaan oleh ratna. Dina pun juga tampak sedikit keheranan melihat raut wajah syok sari "kamu nggak papa kan sar? " Tanya dina.
" E enggak kok, nggak papa tadi itu rupanya suara orang ngetuk pintu dikamar sebelah" Sambil sedikit tersenyum bingung Jawab sari menenangkan teman-teman sekamarnya.
Mendengar perkataan sari, dina langsung berkata "memang dasar mereka laras itu dikamar sebelah selalu aja usil, kalau ditanya langsung pasti nggak ada yang mau ngaku!! ".
Dina pun langsung membaringkan badannya di kasur bawah di ranjang dina dan ratih. Begitu juga dengan ratna langsung membuka koper untuk berbenah pakaian yang akan dimasukkan dalam lemari.
Sari pun yang masih berada di belakang pintu akan beranjak menuju tasnya namun langkah sari terhenti ketika melihat sosok gadis cantik tadi yang duduk diatas lemari mereka, mendadak terbang melayang menghampiri sari lalu berkata sambil sedikit menyeringai" Kamu bisa lihatkan? Perkenalkan namaku narin"
Sari pun hanya terdiam dan sempat menatapnya sekian detik lalu sari ingat pesan ibu lalu sari menabrak sosok itu langsung melanjutkan merapikan barang-barang didalam tas ke lemari.
Saat sari menoleh kembali kearah pintu ternyata gadis itu sudah menghilang, sari sedikit agak lega untung saja sari mengingat pesan ibu kalau tidak akan celakalah sari.
Keesokan hari, sari dibangunkan oleh alarm dina menandakan sudah jam 6 pagi. Sari, ratna dina, dan ratih terbangun secara bersamaan karena alarm dina cukup keras. Dina melihat ratih pun bingung "kapan kamu datang? Siapa yang bukain pintu? Heran dina.
" Itu si sari tadi malam sari yang bukain aku pintu, untung aja sari masih bangun, sambil kenalan juga tadi malam, aku sih sebenarnya sudah dapat kabar kak ismi kalau ada orang baru dikamar" Ucap ratih.
Tadi malam sari memang masih bangun karna sari lupa memberi kabar ke ibunya saat setiba di kota, sari hanya memberi kabar lewat wa karna sari tidak enak menelpon ibunya karena takut membangunkan teman-temannya dan juga sari takut membangunkan tidur ibunya.
"Ohiya kita belum kenalan, kenalin aku ratih" Ucap ratih sambil mengarahkan tangan ke ratna. Ratna yang masih setengah sadar langsung buyar dari lamunan langsung bersalaman dengan ratih " Iya aku ratna".
" Ngomong-ngomong kalian dari satu desa yang sama? Tanya dina. Mendengar pertanyaan dina, sari pun langsung menjawab "iya kami dari desa yang sama kami dari desa A dan juga kami juga satu SMA saat di desa. Kalau kalian dari mana dan kalian atlit apa?".
"Kami berdua dari desa berbeda aku dari desa B dan dina dari desa D, kami berdua sama-sama atlit cabang olahraga anggar" Mendengar jawaban ratih, sari agak kagum "lain kali boleh tidak kalau aku ikut kalian latihan, aku juga ingin coba? Kamu ikut kan na?" Tanya sari ke ratna, ratna pun hanya mengganggukan kepalanya karena masih mengantuk.
"Boleh dong" Kata dina"tapi nggak mungkin hari ini ya karena hari ini adalah hari pertama kalian masuk sekolah" Mendengar jawaban dina, sari senang sekali.
Mereka berempat sekarang sudah siap untuk berangkat sekolah "kok kalian belum berangkat ? " Lirik ratna ke dina dan ratih. "Emangnya kalian kalian tau sekolahnya dimana? Tanya dina. Ratna pun tertawa " Ohiya aku lupa, ayo cepetan sar nanti kita terlambat" Mendengar ucapan ratna, sari pun bergegas untuk berangkat kesekolah berasama-sama