Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir dari kenkiryu.
Seluruh pasukan Black Number dan warga Ibu Kota tercengang melihat sihir Keter yang berkilauan. Salah seorang anggota Black Number berkata, "Itukah sihir dari Tuan? Indah sekali." Nina tersenyum melihat energi sihir yang memancar dari Keter. "Tuan, apa yang akan kau lakukan kali ini?"
Kenkiryu merasakan kekuatan sihir yang luar biasa, membuatnya ketakutan. "Atmosfernya berubah. Dia menciptakan sebuah barrier pelindung yang begitu besar," gumamnya.
Keter tertawa terbahak-bahak di hadapan Kenkiryu. Kenkiryu tidak bisa bergerak sama sekali, kakinya terasa kaku. Seketika itu, sebuah suara bergema dari langit, "Izinkan aku memperkenalkan diriku. Namaku adalah Zakiel, aku adalah salah satu dari sepuluh malaikat agung."
Semua orang yang mendengar suara itu terkejut. "Zakiel? Malaikat agung yang membawa malapetaka itu?"
Nina, yang mendengar suara itu, langsung melirik ke arah Keter dan melihat jam raksasa yang tercipta dari sihir Keter. "Mungkinkah? Jam itu?"
Kenkiryu terduduk lesu. Dia melihat ke arah jam yang memiliki sayap malaikat tersebut. "Jam besar itu? Apa kekuatan itu sungguhan? Malapetaka terburuk, malaikat ketiga yang mengendalikan waktu dan bayangan."
Keter menjawab, "Iya, kau tepat sekali." Dia melanjutkan, "Kenkiryu, aku memahami maksud dan tindakanmu. Akan tetapi, jika kau terus melakukan hal yang seperti ini, kau akan membunuh orang yang tidak bersalah. Kau akan menghancurkan segalanya."
Keter langsung mengikat Kenkiryu dengan rantai sihirnya. Rantai itu bersinar biru kehijauan, seperti kilatan petir yang tertangkap dalam logam. "Jika kau ingin membenci, maka bencilah kepada orang yang tepat. Jika kau membenci seseorang yang tidak bersalah kepada dirimu, kau sama saja seperti ular yang memangsa seekor landak yang sedang berdiam diri."
Kenkiryu tersenyum pahit, "Kau benar. Mungkin apa yang aku lakukan ini adalah salah."
Keter membalas, "Kenkiryu, aku akan mengubah sejarah di mana kau tidak pernah terlahir dan seluruh ras vampire punah. Dan di masa depan, akulah yang akan di lawan oleh orang-orang yang ada di sini."
Keter menggunakan sihirnya. Seketika itu, jam besar itu berputar mundur dengan begitu cepat, mengubah sejarah. Cahaya biru kehijauan berputar-putar di sekitar jam, seperti pusaran waktu yang menyeret segalanya ke masa lalu. Keter mengubah sejarah di mana Kenkiryu tidak pernah terlahir, dan manusia melakukan pembantaian terhadap ras vampire. Kemudian, jam berputar dengan arah yang benar, dan seketika warna bulan menjadi normal kembali. Bulan yang tadinya merah darah, perlahan berubah menjadi putih keperakan, seperti cahaya perak yang menyelimuti langit.
Tubuh Kenkiryu lenyap di hadapan Keter. Keter berbisik dalam hati, "Dengan ini, orang-orang mengira akulah musuh mereka."
Seluruh kesatria dari Ibu Kota berlari menuju Keter untuk membunuhnya. Salah seorang kesatria melihat Keter yang sedang melayang di udara. "Disana, itu Keter! Ayo cepat!"
Nina dan pasukan Black Number menghadang kesatria Ibu Kota tersebut. "Apakah kalian mengincar Tuan kami? Kalau begitu, hadapi kami terlebih dahulu."
Kesatria itu berhenti berlari karena dihadang oleh pasukan Black Number. "Siapa kalian?"
Nina menatap tajam ke arah kesatria Ibu Kota tersebut dan membalasnya, "Kami adalah Black Number, bergerak di balik bayangan, untuk memburu."
Seluruh kesatria menghunuskan pedangnya sembari berkata, "Jika kau melindungi Keter, maka kau adalah musuh kami."
Seluruh pasukan Black Number pun melakukan hal yang sama. Nina berkata, "Menarik sekali."
Dan pertempuran terjadi di antara pasukan Black Number dan kesatria Ibu Kota.
Victoria, salah seorang anggota Black Number, mendatangi Keter. "Pada saat itu, saya berharap Anda membawa saya juga kesini."
Keter melihat ke arah Victoria dengan tatapan dingin. "Victoria, aku tidak ada waktu. Aku akan melakukan tugasku."
Keter melihat sekelilingnya. Ternyata, sebagian dari hutan sudah hancur. Keter berkata dalam hati, "Sepertinya, pada saat aku mengubah masa depan, aku melakukan destroyer untuk menghancurkan seluruh kesatria Ibu Kota."
Keter melesat cepat ke arah peperangan antara Black Number dan juga kesatria Ibu Kota. Pada saat Keter turun, dia memotong kepala salah seorang kesatria Ibu Kota dengan gerakan cepat dan tepat. Aura biru kehijauan terpancar dari pedang Keter, meninggalkan jejak cahaya yang mematikan.
Seluruh kesatria Ibu Kota sedikit merasa takut dengan kecepatan Keter. "Jika kalian tidak ingin bernasib sama, maka pergi lah dari sini," ucap Keter dengan dingin.
Seluruh kesatria Ibu Kota berlari meninggalkan Keter dan juga seluruh pasukan Black Number. Nina mendekati Keter dan berkata, "Tuan, sebenarnya kedatangan kami kesini ada sesuatu yang ingin kami sampaikan."
Keter menoleh ke arah Nina. "Ada apa Nina? Apa yang ingin engkau sampaikan?"
Nina pun mulai mengatakannya, "Melly akan menikah bersama orang yang bernama Gettan. Melly dipaksa dan diancam."
Nina berjalan mendekati Keter dan memberikan sebuah surat. "Ini dari Melly."
Keter mengambil surat tersebut dan membacanya.
"Mugi, pagi hari nanti aku akan menikah bersama Gettan. Aku meminta maaf kepadamu. Jika nanti kita bertemu, aku sudah bersama yang lain dan mungkin akan memiliki seorang anak. Aku mungkin akan hidup bahagia."
Keter begitu kesal dan berkata, "Melly akan menikah? Tidak mungkin! Lalu mengapa? Dan kenapa dia? Untuk apa itu?"
Keter mengeluarkan aura sihir yang begitu besar sehingga membuat angin yang begitu kencang. Seluruh anggota Black Number kebingungan. "Eh? Ada apa?" "Sudah kuduga Tuan Keter akan marah begini." "Tunggu dulu..."
Keter langsung melesat cepat menuju ke rumah Melly dengan kecepatan yang begitu tinggi. Di perjalanan, Keter bergumam, "Kau menyerah sekarang dan menikah? Melly, jika engkau memang dipaksa, maka aku akan merebutmu kembali."
Tepat jam 5 pagi, Gettan datang dan mengetuk pintu kamar Melly. Mendengar suara ketukan pintu, Melly terbangun dan berkata, "Siapa yang mengetuk pagi-pagi begini?"
Pada saat Melly membuka pintu kamarnya, dia terkejut karena Gettan datang. Gettan berkata, "Melly, ayo kita bermain sebentar."
Melly berjalan mundur sembari berkata, "Ke-kenapa engkau datang jam segini? Kita belum menikah, jadi pergi lah terlebih dahulu."
Gettan tersenyum sinis sembari berkata, "Tidak apa-apa. Lagi pula, kita akan menikah bukan?"
Gettan memegang pipi Melly, dan seketika itu Keter datang menghancurkan atap kamar Melly. Cahaya biru kehijauan menyala di sekitar Keter, seperti kilatan petir yang menerangi langit. Keter dengan aura sihir yang membara berkata, "Gettan, kau sudah berani menyentuh hal yang berharga bagiku. Aku akan merebutnya kembali."
Keter berteriak, "Akan aku pastikan itu!"
Melly yang melihat Keter datang tersenyum gembira dengan meneteskan air matanya. Melly berkata dalam hati, "Mugi!"