NovelToon NovelToon
Dihamili Tuan Impoten

Dihamili Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:279.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Alif Irma

(Tahap Revisi)

Hani tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya, yakni menjadi pelayan di sebuah Villa mewah. Namun nasib naas malah menimpanya di villa mewah itu.

"Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?" seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.

"Laki-laki yang burungnya mati suri" Hani mengatakannya dengan judesnya di depan semua orang.

Yuk simak kisahnya hanya di cerita Dihamili Tuan Impoten!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Kita sudah sampai" ucap Budi mengingatkan kedua orang berbeda usia itu yang masih sibuk melamun.

Hani mengusap sudut matanya yang berair, dia tersenyum dengan mata berkaca-kaca melihat kearah kediamannya yang beberapa hari ini tak ditinggalinya, dia bergegas turun dari mobil.

Ingin rasanya Hani berlari kencang lalu membuka pintu dan langsung berhambur memeluk bibi nya dengan eratnya.

"Terima kasih tuan" ucap Hani dengan sopan.

"Sama-sama. Sepertinya sudah larut malam, lain kali saja saya mampir, kebetulan saya ada urusan mendadak" ucap tuan Wibowo dengan ramah.

Hani menanggapi ucapan tuan Wibowo dengan anggukan kepala. Kemudian mobil mewah itu mulai melaju pelan, Tuan Wibowo sempat melambaikan tangannya kearah Hani hingga mobil yang ditumpanginya melaju pergi.

Hani mengetuk pintu rumah beberapa kali hingga terdengar suara seseorang dari dalam mulai membuka pintu rumah.

"Hani, apa bibi tidak salah lihat" ucap Halimah sambil mengucek matanya, bibi nya seakan tidak percaya melihat ponakannya sedang berdiri di hadapannya.

"Haniii" Halimah baru menyadari bahwa ponakannya benar-benar nyata di hadapannya.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Hani langsung berhambur memeluk bibinya. Perasaan haru seketika menyelimuti keduanya.

"Hani sudah dibebaskan, bibi" ucap Hani dengan mata berkaca-kaca.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu bebas nak. Siapa orang yang sudah membebaskan mu, nak?" tanya Halimah dengan perasaan haru dan bahagia.

"Tuan Wibowo, bibi. Intinya orang itu sangat baik" jawab Hani dengan jujurnya.

"Syukurlah, ternyata masih ada orang baik yang mau menolong orang miskin seperti kita" ucap Halimah sambil melepaskan pelukannya.

Halimah lalu membawa Hani masuk ke dalam rumah. Kebetulan dia sempat memasak makanan kesukaan Hani.

"Kamu pasti lapar, nak. Sana cuci tangan dulu, terus kita makan malam bersama" ucap Halimah dengan antusiasnya.

Semenjak Hani tidak ada di rumah, wanita paruh baya itu sering terlambat makan bahkan jarang makan malam dikarenakan tak ada nafsu makan. Bagaimana tidak, ponakannya sedang dalam tahanan, sedang dirinya tidak bisa berbuat apa-apa untuk membebaskan ponakannya.

Hanya satu yang bisa dilakukan oleh Halimah, yaitu berdoa kepada sang pencipta agar ponakannya segera di bebaskan. Kalau perlu keajaiban Tuhan datang menghampiri ponakannya.

"Makan yang banyak" ucap Halimah tersenyum sambil mengambilkan lauk pauk di piring Hani.

"Segini saja bibi, aku tidak bisa menghabiskannya, takutnya perutku bisa membesar" ucap Hani tersenyum diselingi canda tawa.

"Ada-ada saja kamu, cuma orang hamil perutnya yang membesar. Kalau cuma satu piring tidak mungkin perut mu akan membesar" ucap Halimah dengan seulas senyuman menghiasi bibirnya.

Hani dan bibi nya mulai menikmati makan malamnya dengan penuh khidmat. Selesai makan malam, Hani lekas mencuci piring kotor. Padahal bibi nya sempat melarangnya, namun dia tetap kekeh untuk mencuci piring.

"Bibi, beristirahat saja di kamar" teriak Hani dari dapur yang sedang mencuci piring.

"Iya" sahut Halimah sebelum masuk ke dalam kamarnya.

*

*

*

Kediaman keluarga Dirgantara....

Hans terlihat sibuk berada di ruang kerjanya di temani Thomas, si sekretaris handalnya. Sore tadi dia memilih pulang paksa daripada terus menjalani perawatan di rumah sakit. Dia sungguh bosan terus berada di rumah sakit, padahal kondisinya sudah membaik.

Hanya saja ibu tercintanya teramat khawatir akan kondisinya, bahkan ibunya ingin Hans sembuh total sebelum pulang ke rumah, namun Hans memilih membangkang daripada mendengarkan ucapan ibunya.

"Thomas, bagaimana dengan perjalanan bisnis ku? apa kamu sudah menjadwalkannya? " tanya Hans kepada sekretarisnya. Terlihat sebelah lengan Hans masih terlilit kain perban, namun tak menyurutkan pria pekerja keras itu untuk segera menyelesaikan pekerjaannya yang sudah menumpuk.

"Sudah tuan, perjalanan bisnis anda akan dilakukan minggu depan" jawab Thomas dengan hati-hati, mengingat mood atasannya sedang tidak baik saat ini.

"Hemm, atur segalanya dan pastikan semuanya berjalan dengan lancar" ucap Hans sambil menandatangani berkas penting di atas mejanya, walaupun kelihatannya sangat kewalahan mengingat sebelah tangannya masih terluka.

Cukup lama Hans dan sekretaris nya bergelut dengan laporan penting perusahaan, hingga Hans buru-buru membereskan pekerjaannya saat melihat ibu nya masuk ke dalam ruang kerjanya, itu pertanda baginya untuk menghentikan pekerjaannya.

"Sayang, kamu harus beristirahat. Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu" tegur Nyonya Miranda kepada putra semata wayangnya. Baru juga pulang ke rumah, putranya sudah disibukkan dengan pekerjaan kantor.

"Thomas, kamu boleh pulang" bisik Hans kepada sekretarisnya, takutnya ibu nya kembali mengomel.

"Baik tuan" ucap Thomas dengan anggukan kepala. Kemudian pamit undur diri dari hadapan atasannya.

"Sekarang waktunya untuk beristirahat, selamat malam sayang" ucap Nyonya Miranda tersenyum sebelum keluar dari ruang kerja putranya.

Hans menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia menyadarkan punggungnya di sandaran kursi. Saat memejamkan matanya tiba-tiba dia teringat dengan sosok pelayannya.

"Bagaimana kabarnya? Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Apa dia sudah makan atau belum?"

Hans bertanya-tanya dalam hati memikirkan sosok wanita yang sudah ditidurinya, entah mengapa semakin hari semakin membuatnya tertarik kepada wanita bernama lengkap Hani Handoko.

Baru kali ini Hans dibuat panas dingin gara-gara sosok wanita bernama Hani. Bayangkan saja setiap kali termenung, wajah cantik Hani selalu terlintas di pikirannya.

Ceklek

Lamunan Hans terbuyarkan saat mendengar pintu ruang kerjanya terbuka lebar. Refleks Hans mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan melihat sang kakek berdiri di ambang pintu.

"Apa yang sedang kamu pikirkan Hans, dari tadi kakek mengetuk pintunya. Tapi kamu tidak menyuruh kakek masuk" ucap tuan Wibowo sambil melangkah menghampiri Hans, sedang Hans tidak menggubris ucapan kakeknya.

"Kakek tebak sepertinya kamu sedang memikirkan nona Hani, iyakan"

Tuan Wibowo tersenyum tipis melihat tingkah cucunya sembari menarik kursi lalu duduk di kursi berhadapan dengan cucunya.

"Iya kek, aku sedang memikirkannya" ucap Hans keceplosan sambil mengusap rambutnya kebelakang. Sadar akan ucapannya Hans kembali berkilah. "Ya, aku memikirkan hal yang diperbuat kepadaku" ucapnya sambil mengelus lengannya yang terluka. Tapi tetap saja sang kakek mampu membaca pikirannya.

"Kakek sudah menduganya" Tuan Wibowo tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan cucunya.

"Apa kakek sudah membebaskannya?" tanya Hans sok cuek sambil mengubah posisi duduknya menghadap kearah sang kakek.

"Ya, nona Hani sudah bebas. Maka dari itu, kakek memberimu waktu satu bulan untuk meminta maaf langsung kepadanya dan kamu harus bertanggung jawab" ucap tuan Wibowo dengan tegasnya.

"Aku tidak bisa melakukannya, kek. Wanita itu sangat membenciku" ucap Hans sambil menghela nafas panjang.

"Hans, Hans, kamu itu cucu penerus Dirgantara. Sangat mudah bagimu untuk menaklukkan seorang wanita, yang terpenting gunakan akal mu dan hati mu" ucap tuan Wibowo diselingi gelak tawa memberikan nasihat untuk cucu penerusnya.

Hans hanya mampu diam membisu mendengar ucapan kakeknya.

"Aku siap bertanggungjawab. Tapi, aku tidak yakin wanita itu akan menerimaku" gumam Hans tidak percaya diri.

*

*

*

Seminggu kemudian.....

Hani menemani bibi nya berbelanja di pasar swalayan. Pasalnya selama seminggu ini, dia kembali menjadi pengangguran. Hani tak lagi bekerja di villa atas insiden tempo hari yang menimpa dirinya.

"Belanjaannya taruh disini saja bibi" ucap Hani sambil membantu bibinya menaruh barang belanjaan di bagasi motor.

"Iya sayurannya bibi pegang saja. Terus kita mampir ke apotik, stok persediaan obat di rumah sudah habis" ucap Halimah mengingatkan ponakannya.

"Siap bibi" ucap Hani dengan anggukan kepala lalu melajukan motornya menuju apotik terdekat.

Diperjalanan tiba-tiba saja sebuah mobil melintas dari arah berlawanan. Pengemudi mobil itu berkendara secara ugal-ugalan dan langsung menabrak motor Hani dengan kerasnya.

Brukkkk...

Kecelakaan pun terjadi, Hani tak bisa mengendalikan motornya dan langsung menabrak pembatas jalan, sedang bibinya terhempas di jalan dengan tubuh bersimbah darah.

Di luar dugaan, Hans yang sedang mengemudikan mobilnya memilih menepi di jalan saat melihat terjadi kecelakaan di depan. Tapi anehnya dia tak sengaja mendengar suara seseorang yang sangat dikenalinya.

"Bibi, bibi bangun"

Tanpa pikir panjang Hans langsung menghampiri para korban kecelakaan.

Bersambung.....

1
Novida Eryani
Luar biasa
Eka Uderayana
semoga sukses selalu
mrsdohkyungsoo
Luar biasa
mrsdohkyungsoo
hadiir
Siti Jule
biar pun gk suka sama hans tapi hani jng begitu juga sikap nya gk kurang ajar bnget keterlaluan gk tau diri orang miskin juga
Sulainiothman Sulainiothman
Luar biasa
M Dewi
bagus
M Dewi
kuberi hadiah mawar untukmu
Alif_Cha: terima kasih 🙏
total 1 replies
Sally Samuel
Luar biasa
Sophia Aya
mampir Thor
Nur Adam
lnjut
tzyii
next
lala
alhamdulilah keluarga feni juga bahagia
lala
hehehe erina aduin kakakx🤭
lala
mogok sekolah nih
lala
adik erlan perempuan
Kak olaa
semangat ditunggu kelanjutannya 💪
Kak olaa
jodohin anak hani n Feni thor
Ade
lanjutkan
Ade
hani udah jdi mama muda, gak disangka feni jga punya anak cewek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!