Sebuah pengkhianatan seorang suami, dan balas dendam seorang istri tersakiti. Perselingkuhan sang suami serta cinta yang belum selesai di masa lalu datang bersamaan dalam hidup Gladis.
Balas dendam adalah jalan Gladis ambil di bandingkan perceraian. Lantas, balas dendam seperti apa yang akan di lakukan oleh Gladis? Yuk di baca langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersiaplah mendapat balasan
Kembali pada Gladis yang saat ini sedang duduk bersandar pada kepala sofa yang berada di ruang tengah. Memperhatikan putrinya yang saat ini sedang bermain dengan putri tetangganya yang beberapa hari ini baru pulang dari luar kota.
Kedua gadis kecil itu nampak asik bermain dengan masak-masakannya. Tidak memperdulikan keberadaan Gladis atau pun cemilan yang sengaja Gladis siapkan untuk kedua bocah itu.
Gladis tersenyum saat ia mendengar kedua bocah itu berbicara. Suaranya yang masih sama-sama cadel, membuatnya terdengar sangat lucu. Sejenak, rasa sakit yang di rasakan oleh Gladis menghilang karena tingkah kedua bocah itu yang terlalu menggemaskan. Hingga beberapa saat kemudian, Gladis merasa haus, dan pergi menuju lemari pendingin.
Mengambil sebotol minuman, lalu menenggaknya dengan perlahan, menikmati kesegaran pada tenggorokannya yang kering. Setelah itu tenggorokannya sudah tidak lagi kering, Gladis pun berjalan menuju kamar. Mengambil ponsel yang ia letakan di atas nakas.
Gladis berniat untuk membuka aplikasi penyadap whatsapp suaminya, namun ia urungkan ketika ia melihat pesan whatsapp dari mantannya, Darren.
Darren.
Kenapa kamu tidak membalas whatsapp'ku Sya?
Darren.
Kenapa cuma di read doang? Kamu pikir pesanku koran yang cuma di baca doang.
Gladis menghela nafasnya, saat ia membaca pesan yang di kirim oleh mantan kekasihnya tersebut. Sebuah ide untuk balas dendam, kembali menghampiri otak kecilnya.
"Sepertinya, aku harus mulai melakukan rencana balas dendam ku kepada Evan." Gumam Gladis sembari menggenggam erat ponsel di tangannya. Menatap penuh dendam, ketika ia membayangkan perbuatan sang suami yang laknat itu.
Gladis tidak ingin merasa sakit sendirian atas pengkhianatan yang telah di lakukan oleh suaminya tersebut. Ia harus membuat Evan merasakan bagaimana sakitnya ketika ia mengetahui pengkhianatan orang yang selama ini telah ia percayai.
Perlahan jari jemari Gladis pun mulai bermain di atas keyboard ponsel, mengetik beberapa kata untuk membalas pesan yang di kirim oleh mantan kekasihnya, Darren.
Aku tadi sedang menemani anakku bermain. Jadi, tidak sempat membalas pesanmu.
Segera Gladis pun mengirimkan pesan itu kepada Darren. Kemudian, ia keluar dari aplikasi whatsapp, lalu masuk ke dalam aplikasi penyadap whatsapp suaminya.
Mas Evan aku kangen.
Mas, juga.
Malam ini kita bertemu lagi, ya.
Iya, sayang. Mas, kerja dulu, ya. Sampai bertemu nanti malam.
Semangat kerjanya, Mas. Ku tunggu kedatanganmu. Hari ini aku membeli lingerie berwarna merah favoritmu. Aku yakin, kamu past akan menyukainya.
Benarkah? Aku jadi tidak sabar untuk bertemu denganmu.
Benar dong, sayang. Kapan aku bohong? Memangnya kamu, bisa berbohong kepada istrimu, hahah.
Jangan membahas istriku, aku tidak suka. Yasudah, aku kerja dulu, siapkan tenaga untuk nanti malam.
Siap, sayang. Aku akan memuaskanmu malam ini, sama seperti malam sebelumnya.
Aku tahu. Kamu paling terbaik dalam hal itu. Aku selalu merasa puas.
Hmm, kalau di bandingkan dengan istrimu, siapa yang lebih memuaskan?
Jangan di bandingkan dengan istriku. Sudah lama aku tidak melakukannya. Sudahlah, kita akhiri percakapan kita, aku mau melanjutkan pekerjaanku yang tertunda.
Baiklah, sayang. Aku tidak akan mengganggumu lagi. Selamat bekerja. Love you.
Percakapan itu membuat hati Gladis kian memanas, kabut amarah jelas terpancar dari tatapannya. Nafasnya memburu, hatinya begitu sakit, meskipun ini bukanlah kali pertamanya Gladis membaca percakapan mesum suami bersama selingkuhannya itu. Namun, tetap saja Gladis merasakan sakit yang luar biasa.
"Tunggu saja pembalasanku, mas. Kamu pikir, cuma kamu saja yang bisa berselingkuh, aku pun bisa, mas. Kamu harus merasakan kesakitan yang aku rasakan selama ini." Ucap Gladis dengan kilatan amarah yang membumbung tinggi. Rasanya ia ingin sekali memecahkan seisi ruangan kamar itu melampiaskan amarahnya yang semakin hari, semakin membuncah.
"Lihat saja, siapa yang akan berakhir dengan gila dalam permainan ini. Kamu atau aku." Lirihnya dengan tangan terkepal kuat. Rasa yang teramat sakit, membuat rasa cinta Gladis perlahan menghilang tergantikan dengan rasa kebencian dan penuh dendam.
Wanita mana yang tidak sakit hati ketika mengetahui suaminya sendiri bermain gila dengan perempuan lain? Semua wanita pun akan merasakan apa yang Gladis rasakan saat ini. Hanya saja, cara menghadapinya yang berbeda. Mungkin jika wanita lain mengetahui suaminya berselingkuh di belakangnya, mereka akan langsung menginterogasi suaminya sambil meluapkan kekecewaannya serta amarahnya. Atau bahkan mereka memilih untuk bercerai daripada harus tersiksa batinnya. Namun, berbeda dengan Gladis, dia ingin suaminya merasakan hal yang sama daripada harus bercerai dan membuat putrinya menjadi korban.
Drrrttt.... Drrrttt...
Deringan ponsel menyadarikan Gladis dari lamunannya. Ia segera melihat ponselnya, lalu tersenyum. "Sepertinya kamu memang pantas untuk jalan balas dendamku, Darren. Maafkan aku, jika aku menggunakanmu untuk kepentinganku sendiri." Ucap Gladis ketika ia melihat nama Darren di layar ponselnya.
Segera Gladis pun menggeser tombol berwarna hijau, lalu menempelkan benda pipih itu pada telinganya. Duduk di sisi ranjang, menunggu si penelepon mengeluarkan suaranya.
"Sya... Akhirnya kamu menjawab panggilanku. Sungguh aku sangat merindukan suaramu, Sya." Suara yang sangat tidak asing di telinga Gladis, akhirnya ia bisa mendengarnya kembali setelah delapan tahun berlalu.
Suara itu tidak berubah sedikit pun, membuat Gladis kembali mengingat pada masa lalunya. Masa dimana dia dan Darren masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang bahagia.
makasih Thor🙏💪