Tawanya, senyumnya, suara lembutnya adalah hal terindah yang pernah aku miliki dalam hidupku. Semua yang membuatnya tertawa, aku berusaha untuk melakukannya.
Meski awalnya dia tidak terlihat di mataku, tapi dia terus membuat dirinya tampak di mata dan hatiku. Namun, agaknya Tuhan tidak mengizinkan aku selamanya membuatnya tertawa.
Meksipun demikian hingga di akhir cerita kami, dia tetaplah tersenyum seraya mengucapkan kata cinta terindah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet Marriage 25
Leina masih belum bisa menerima pengakuan Ravi, baginya ini adalah sesuatu yang tidak mungkin. Menikah dengan Ravi adalah salah satu cara baginya meninggalkan orang yang mencintainya tanpa penyesalan. Tapi jika Ravi mencintainya, maka percuma saja rencana yang ia susun selama ini.
Hingga keberangkatan mereka menuju tanah suci, Leina masih belum menjawab apapun tentang pernyataan perasaan Ravi. Dirinya masing benar-benar bingung sekarang. Di satu sisi dia senang tapi disisi lain dirinya takut juga. Tapi sikap dan perlakuan Ravi terhadapnya sama sekali tidak berubah, malah bisa dikatakan semakin baik dan manis.
" Lei, apa tempat duduknya cukup nyaman?"
" Nyaman kok Mas, nggak perlu khawatir."
Ravi mengangguk kecil lalu tersenyum. perjalanan dari Indonesia menuju ke tanah suci tidaklah sebentar. Sebenarnya Ravi khawatir, tapi kata Dokter Sapto semuanya akan baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Meskipun demikian, Ravi tetap selalu berpesan kepada Leina, jika dirasa ada yang tidak nyaman maka harus segera memberi tahu.
Padahal kondisi fisik Leina sungguh baik-baik saja. Sampai detik ini ia masih mampu menelan makanan dengan baik meskipun mulai sedikit tidak bernafsuu dengan makanan. Keseimbangan tubuhnya juga masih bagus, sehingga dia tidak lah mudah terjatuh. Hanya saja memang perangai Leina menjadi sedikit berubah. Ya semua itu karena efek perkembangan dari penyakitnya.
Selama perjalan itu, Leina terus memikirkan apa yang dikatakan oleh Ravi. Melihat wajah Ravi yang tertidur seperti ini, bohong kalau Leina berkata tidak memiliki perasaan apapun terhadap teman yang jadi suaminya itu. Hanya saja dia masih kukuh terhadap pendiriannya. Dia masih meyakini pendapatnya sendiri bahwa pergi adalah cara yang terbaik untuk membuat semua orang tidak sedih atas ketidakberadaannya nanti.
" Haah, Ya Allah, apa yang harus ku lakuin terhadap Mas Ravi."
Rasanya sekarang amat sangat gamang bagi Leina. Wajah Ravi terus membuatnya meragu dengan keputusannya pergi. Dalam hati terdalamnya, Leina ingin terus bersama pria itu hingga akhir hidupnya.
Tapi, bukankah itu egois? Ya seperti itu lah yang saat ino dia rasakan. Rasa yang ada dalam hatinya saling bertabrakan.
" Lei, kamu nggak tidur?"
" Tadi udah Mas, tapi kebangun aja. Soalnya udah lumayan lama kan tadi aku tidurnya."
" Apa ada yang lagi kamu pikirin? Lei, soal pernyataan ku waktu itu, nggak usah kamu pikirin. Aku nggak maksa kamu buat punya perasaan yang sama ke aku. Aku cuma mau kamu bisa ngandelin aku di setiap apa yang kamu butuhin. Jadi jangan merasa terbebani."
Perkataan Ravi semakin membuat Leina merasa bersalah. Suaminya begitu tulus dalam memperlakukannya.
Memang benar Ravi tidak mengharapkan apapun darinya, dan meminta Leina untuk tidak merasa terbebani, tapi tentu Leina tidak bisa demikian.
" Mas, apa mau menungguku?"
" Ya?"
" Menunggu ku buat jawab perasaanmu."
Sebuah lengkungan senyum dibuat oleh Ravi pada bibirnya. Ia yakin bahwa Leina juga memiliki perasaan yang sama. Dan istrinya itu hanya bingung serta takut. Maka tentu saja Ravi akan menunggu, menunggu agar mereka bisa menjalani pernikahan ini dengan sesungguhnya.
" Ya, tentu saja. Aku bakalan nunggu kamu sampai kamu siap. Kamu nggak perlu khawatirkan itu Lei. Dan nanti mari kita fokus ibadah oke. Kita lalukan perjalanan ini dengan sebenar-benarnya."
Leina menggenggam erat tangan Ravi. Baru ia sadari keberadaan Ravi begitu berarti baginya. Keberadaan pria itu adalah salah satu sumber kekuatannya untuk terus semangat dalam menjalani hari.
" Terimakasih Mas Suami."
TBC
😭😭😭😭😭😭😭
Bnr" nih author,sungguh teganya dirimuuuuu
Semangat berkarya thoor💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻
gara" nangis tnp sebab
😭😭😭😭😭
bnr" nih author
pasti sdh ada rasa yg lbih dari rasa sayang kpd teman,cuman Ravi blum mnyadarinya...
bab". mngandung bawang jahat😭😭😭😭😭
Mski blum ada kata cinta tapi Ravu suami yg sangat peka & diandalkan...
aq padamu mas Ravi😍