Amelia Angelica nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku, berkat nilai-nilaiku yang bagus sejak SMP kini aku menempuh pendidikan di King's College London dengan beasiswa tahap akhir. Namun kesalahan fatal aku lakukan dan kembali ke tanah air. Disitulah segalanya berawal.
Memulai hidup dengan mengabdikan diri disebuah Rumah Sakit swasta, pada awalnya semua berjalan dengan baik sampai kemudian takdir berkata lain.
Penasaran????? simak yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin MangaToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili Mangatoon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15. Cerita Kita Telah Usai
Setiap hari pasien Amelia selalu banyak dan mereka mulai mengantri sebelum jam dinas di rumah sakit dimulai, hal inilah yang membuat Amelia merasa tidak enak baik pada Angga sebagai sahabat dan sekaligus rekan dokternya maupun pada pasien Angga yang belum pernah bertemu dengannya.
Pada jam istirahat siang, Amelia sengaja mengorbankan makan siangnya karena sudah mengatur janji dengan Angga dan pasiennya. Dalam hati kecil Amelia menyimpan rasa penasaran tentang sosok pasien Angga yang sepertinya orang penting karena Amelia cukup mengenal Angga yang sangat peduli pada pasien tersebut.
Tok tok tok
Ceklek
"Jam istirahat kan???" tanya Angga yang telah berdiri dipintu ruangan Amelia
"Demi pasien kamu, nih,,,aku rela gak istirahat, mana pasiennya ". Ujar Amelia menatap Angga dengan malas
"Semangat dong,,,,mana senyum maut dokter Amel yang selalu menjadi obat mujarab pasien-pasiennya ". kata Angga tersenyum lebar menampilkan giginya yang putih
Angga kemudian keluar memanggil pasien tersebut. Amelia yang sedang menulis tak memperhatikan orang yang bersama Angga.
"Dokter Amel,,,kenalkan ini pasiennya yang aku ceritakan ". kata Angga dengan formal, bagaimana pun dekatnya hubungan mereka akan tetapi jika dihadapan pasien mereka kembali bersikap formal.
"Silahkan duduk pak, bu,,,," ujar Amelia setelah berhasil menguasai perasaannya.
"Baiklah pak Rico dan bu Sarah, silahkan konsultasikan semuanya pada ahlinya, saya permisi ". kata Angga kemudian berlalu dari ruangan Amelia
Rico dan Sarah salah tingkah melihat ekspresi Amelia yang tidak pernah mereka sangka, sedangkan Amelia berusaha menekan perasaan marah dan bencinya pada penghianatan pasangan didepannya.
Amelia bersikap profesional bagaimanapun tugasnya untuk mengobati dan menyelamatkan nyawa manusia semampunya.
"Baiklah pak Rico dan bu Sarah, siapa yang sakit dan kalo bisakah anda memperlihatkan hasil labnya ". tanya Amelia dengan tenang namun datar
"Aku yang sakit, Mel,,,," kata Sarah sambil mengeluarkan semua hasil labnya yang lumayan banyak, menandakan bahwa dia berpindah-pindah dokter.
Amelia terhenyak ketika membuka dan memeriksa dengan teliti hasil pemeriksaannya, sambil menarik napas dalam-dalam Amelia kemudian angkat bicara.
"Maaf bu Sarah,,,,kalo boleh saya sarankan sebaiknya ibu berobat keluar negeri yang alatnya lebih lengkap dan ilmu kedokterannya lebih maju ". Ujar Amelia prihatin dengan penyakit Sarah
"Apa maksudmu,.Mel,,,,kenapa kamu menolak menangani istriku, aku yang bersalah padamu jangan kau balaskan pada istriku ". kata Rico dengan nada tinggi
"Pak Rico,,,,bukan aku tidak ingin menangani penyakit istri bapak tapi rumah sakit kami tidak mempunyai cukup dokter yang ahli mengenai kanker yang diderita oleh istri bapak, maaf aku akan konsultasikan dengan dokter Angga selanjutnya bapak dan ibu bertanya pada dokter Angga ". ujar Amelia yang tak ingin berterus terang tentang separah apa penyakit yang diderita oleh Sarah
"Mel,,,,,maafkan perbuatan aku dimasa lalu, aku yang salah menggoda dan merebut Rico darimu, aku gak mau keluar negeri berobat, jika sesuatu terjadi padaku maukah kau menikah dengan Rico,,,aku tau kalian saling mencintai ". kata Sarah tiba-tiba menggenggam tangan Amelia
"Maaf bu Sarah,,,,lebih baik ibu berusaha untuk sembuh untuk melanjutkan kehidupan rumah tangga kalian, jangan bersikap pesimis seperti ini, pikirkan suami ibu yang hanya akan bahagia jika bersama bu Sarah ". ujar Amelia setelah mengatasi rasa terkejutnya.
"Enggak Mel,,,,aku merasa hidupku gak bakalan lama lagi, jadi kumohon berjanjilah untuk menikahi Rico ". kata Sarah terisak.
Rico memandangi wajah cantik nan teduh milik Amelia dengan tatapan sulit diartikan, sedangkan Amelia yang mengetahui jika Rico menatapnya sedemikian rupa tak memperdulikannya dan memberikan pengertian dan semangat pada Sarah
"Maaf bu Sarah,,,,cerita kita telah usai dan tidak akan pernah ada kelanjutannya, tidak perlu lagi mengingat semua yang sudah terjadi, jadi aku minta pada bu Sarah agar berusaha sembuh dan berbahagialah bukankah seperti itu cita-cita kalian ". ujar Amelia prihatin melihat betapa terpuruknya Sarah dengan penyakit yang dideritanya.
"Tidak adakah perasaanmu tersisa untuk Rico, Mel,,, tidak bisakah kalian kembali seperti dulu,,,"kata Sarah masih berusaha membujuk Amelia
"Sekali lagi maafkan aku bu Sarah,,,,aku punya kehidupan sendiri dan tidak ada lagi tempat bagi Rico di kehidupanku kini dan akan datang ". ujar Amelia dengan tegas.
Sarah kehabisan kata-kata untuk membujuk Amelia agar bersatu dengan Rico. Sarah ngotot tak ingin berobat keluar negeri padahal harapan untuk sembuh itu selalu ada apalagi suaminya yang seorang pemilik perusahaan besar memiliki kemampuan finansial yang lebih dari cukup untuk berobat.
Amelia pun tak ingin mengambil resiko menangani Sarah dengan penyakit kanker otak dan kanker serviks yang sudah stadium 2, mengingat sifat Rico yang selalu ingin menjatuhkan Amelia membuatnya berpikir seribu kali lipat makanya Amelia memilih untuk menyarankan agar berobat diluar negeri.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Selamat menikmati dan jangan lupa dukungannya ya...
Salam hangat dan salam manis selalu dari author
Love you all