Takdir Cinta Ayyura_Aydeen

Cukup lama Ayyura dan Azzahra berpelukan layaknya telletubies. Mereka saling melepas rindu satu sama lain. Azzahra juga kakak tingkatnya Ayyura sewaktu di New York, dan dia juga mengenal Alana teman seangkatannya. Namun karena ada suatu insiden, membuat mereka semua berpisah.

"Jadi Kamu kenal dengan Yura nak"? tanya Fahri.

"Iya dong Abi, Ayyura ini adik tingkatnya Zahra bi".

"Yura pernah kuliah di Turki"? sela Mami Hanna.

"No, mam. Bukan di Turki tapi saat di New York".

"Kamu pernah sekolah di New York sayang"? tanya Hanna yang kembali penasaran.

Ayyura mengangguk kecil dan malu-malu.

"Yura dulu gadis yang paling popular dan tercantik di fakultas Kedokteran kita mam, uhh .. siapa yang gak kenal seorang Ayyura di kampus kita". pujinya sembari mengangkat kedua alisnya antusias.

Ccckkk .. Aydeen berdecak kesal saat mendengar ucapan sang adik yang mengatakan bahwa istrinya menjadi primadona dikampusnya dulu.

"Ahh .. memang secantik itu menantu Mami ini". Hanna pun ikut memuji sang menantu.

"Kalian mau ngobrol atau mau makan"! sentak Aydeen tiba-tiba mendelik tajam pada adiknya itu.

"Cih .. kenapa? Abang tidak suka? Abang cemburu? sebentar .. sebentar .. kata Abang tadi Ayyura kakak iparnya Zahra, berarti"? Zahra melotot, mulutnya terbuka lebar dan dia langsung cekikikan setelah itu.

hihihi "Ayyura kakak iparku? Mana mungkin dia mau sama Kamu Bang"! ejek Zahra yang sudah tertawa secara terang-terangan pada Abangnya.

"Zahra, jaga ucapanmu nak". tegur Abi Fahri.

"Hmmm .. maaf Abi, habisnya Abang lucu deh suka ngadi-ngadi, Ayyura itu wanita yang sempurna masa mau sama modelan kayak Abang hufft". seloroh Zahra sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia benar-benar tidak percaya bahwa Ayyura sudah menikah dengan Aydeen saat ini.

"Kau! dasar tikus kecil"! Aydeen mulai begitu kesal, sumpah mood makannya sudah benar-benar hilang gara-gara adik kesayangan nya itu.

"Nak, duduk". perintah Hanna yang mulai menatap satu persatu putra dan putrinya itu.

"Nak, Mami kenalkan ini putri ke tiga Kami Ayyura sekaligus menantu perempuan satu-satunya yang ada dirumah ini, dia wanita yang telah dinikahi oleh Abangmu 3 bulan lalu". ucap Mami Hanna lembut.

"Hah? Jadi Yura benar-benar kakak ipar Zahra dan Kak Maryam sekarang mam"? tanya Zahra kembali.

Hanna dan Fahri mengangguk dengan kompak.

"What??? bagaimana bisa mam"?

"Bukannya yang harus Abang nikahi wanita ular itu"? tukas Zahra yang tidak pernah suka dengan Malika.

"Azzahra"! tegur Fahri dengan tatapan elangnya.

"Maaf Abi". jawabnya pelan sembari menundukkan kepalanya. Dia takut jika Abinya sampai marah.

"Ccckkk .. Kau buat nafsu makan Abang jadi tidak berselera lagi. Aku mau kekamar saja, dan ingin istirahat. Silahkan lanjutkan makan malamnya". ucap Aydeen lalu berdiri kemudian berjalan menuju pintu lift untuk segera naik kekamarnya.

Ayyura menghela nafas beratnya, padahal Aydeen dari sejak siang belum makan apapun.

"Maafkan Zahra Abi, Mam". gumam Zahra yang merasa sangat bersalah. Habisnya dia masih tidak percaya dengan keadaan sekarang ini.

"Nanti akan Mami jelaskan semuanya padamu nak". sambung Hanna untuk meredahkan ketegangan.

"Abi, Mami .. Yura izin untuk membawakan makanan kekamarnya Bang Aydeen, karena sejak siang tadi Abang belum makan apapun. Yura takut nanti Abang masuk angin dan sakit". ucap Ayyura dengan pelan.

Zahra menatap lekat pada wajah sahabatnya itu.

"Ayy .. Kamu hutang penjelasan ya sama Aku nanti". cicit Zahra dengan kerlingan mata nakalnya.

Fahri dan Hanna hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mereka saja. Zahra anaknya memang rada labil dan manja. Dia juga sedikit bar-bar kerap kali selalu membuat ulah didalam keluarga Addison.

"Silahkan nak, maaf atas ketidaknyamanan yang dibuat oleh adik iparmu ini nak". balas Abi Fahri.

"Terimakasih atas perhatiannya sayang, semoga Kamu berhasil membujuk bayi besarmu itu nak". goda Mami Hanna sembari tertawa kecil.

Tiba-tiba Azzahra mendekati Ayyura lalu berbisik dengan pelan di balik telinga gadis bercadar itu.

Ayyura tersenyum malu saat mendengar ucapan sang adik iparnya. Zahra memang benar-benar berbeda dari gadis umumnya, pikirnya.

"Apa yang Kamu bisikkan kepada kakak iparmu"? tanya Mami Hanna ikut penasaran.

"Ihhh Mami Kepo, itu urusan anak muda". cibir Zahra.

Ccckkk ... "Dasar gadis nakal". balas Mami Hanna.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tok .. tok .. tok ..

"Abang .. ini Yura". panggilnya dengan lembut.

"Hmm .. masuk aja, gak dikunci kok". jawab Aydeen.

Ayyura pun masuk dengan menenteng nampan dengan berbagai makanan yang ada disana.

"Abang makan yuk". ajak Yura yang sudah duduk disofa kamarnya itu.

"Nanti aja, Abang belum lapar". ujar Aydeen.

"Tapi Abang belum makan sejak siang tadi".

Aydeen tersentak, dari mana istrinya tahu kalau dia tidak sempat makan siang hari ini.

"Ayo Bang .. nanti makanannya keburu dingin". panggil Ayyura kembali dengan begitu lembut.

Aydeen tidak bisa membantah jikalau sang istri sudah berkata begitu lembut seperti barusan.

Pria itu segera mendekati sang istri dan duduk disebelahnya dengan perasaan terpaksa.

"Abang sini deketan". bujuk Yura kembali saat melihat sang suami yang duduk begitu jauh darinya.

Aydeen menghela nafas panjangnya, dia seperti suami yang takut istri. Karena selalu tidak bisa membantah apa yang diperintahkan istrinya.

Ayyura tersenyum saat Aydeen dengan patuh mendekatinya. Ayyura mulai membuka cadar dan pashmina panjangnya. Aydeen yang melihat Ayyura sudah tidak mengenakan cadar dan hijabnya lagi langsung meneguk ludahnya, betapa cantiknya wanita yang ada disebelahnya ini.

"Mau makan sendiri? atau mau disuapin"? tanya sang istri sembari tersenyum lembut padanya.

"Kalau disuapin, emang boleh"? bukan menjawab Aydeen malah balik bertanya pada Ayyura.

"Yaudah sini, kalau mau disuapin". sahut Yura lembut lalu menyodorkan sendok yang sudah ada nasinya.

"Aaaa ...". Aydeen tersenyum kecil lalu segera lebih mendekat dengan sang istri. Lalu dia juga menerima suapan itu dengan hati yang begitu bahagia.

Selama Ayyura sibuk menyuapi sang suami, tidak ada satupun dari mereka yang membuka suaranya. Mereka benar-benar makan dengan hening.

"Sebentar lagi kita akan berjamaah shalat isya bareng ya, apa Kamu mau"? ucap Aydeen setelah melahap semua makanan yang sudah disajikan oleh istrinya barusan.

Ayyura pun mengangguk sembari tersenyum manis. Dia sangat senang dengan perubahan-perubahan kecil yang sedang dilakukan Aydeen untuk rumah tangganya ini. Ayyura sangat bersyukur karena Allah sudah mulai melembutkan hati sang suami.

Semoga Allah senantiasa selalu memberikan kebahagiaan pada rumah tangganya yang baru seumur jagung ini. Semoga para malaikat juga selalu melindungi rumah tangganya dari masalah dan bahaya dari siapapun.