NovelToon NovelToon
Istriku, Mantan Kekasih Abangku.

Istriku, Mantan Kekasih Abangku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Penyesalan Suami / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:206.7k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

"Pergi dari sini...aku tidak ingin melihat wajahmu di rumah ini!!! aku tidak sudi hidup bersama penipu sepertimu." Bentakan yang menggema hingga ke langit-langit kamar mampu membuat hati serta tubuh Thalia bergetar. sekuat tenaga gadis itu menahan air mata yang sudah tergenang di pelupuk mata.

Jika suami pada umumnya akan bahagia saat mendapati istrinya masih suci, berbeda dengan Rasya Putra Sanjaya, pria itu justru merasa tertipu. Ya, pernikahan mereka terjadi akibat kepergok tidur bersama dikamar hotel dan saat itu situasi dan kondisi seakan menggiring siapapun akan berpikir jika telah terjadi sesuatu pada Thalia hingga mau tak mau Rasya harus bersedia menikahi mantan kekasih dari abangnya tersebut, namun setelah beberapa bulan menikah dan mereka melakukan hubungan suami-istri saat itu Rasya mengetahui bahwa ternyata sang istri masih suci. Rasya yang paling benci dengan kebohongan tentu saja tidak terima, dan mengusir istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengakuan dokter Arfan.

Di cafe depan supermarket, di sinilah Thalia dan Riri berada sekarang setelah menerima tawaran dari istri dokter Arfan untuk sekedar menikmati secangkir teh.

"Terima kasih sudah meluangkan waktu menerima ajakan Tante." sembari menunggu pesanan, mama Lena membuka obrolan.

"Sama-sama, Tante." jawab Thalia dan Riri hampir bersamaan.

"Oh ya Thalia, bagaimana kabar baby Faras??? Pasti sekarang berat badan baby Faras sudah semakin bertambah dan pastinya sekarang lebih besar ketimbang terakhir kali Tante lihat di rumah sakit." mengingat wajah baby Faras membuat mama Lena kembali melebarkan senyumnya.

Thalia meresponnya dengan anggukan, Seakan mengiyakan ucapan mama Lena tentang kondisi putranya saat ini.

Obrolan ringan di antara mereka terus berlanjut sampai dengan Thalia menyadari sudah hampir satu jam ia meninggalkan bayinya di rumah.

Thalia pun berpamitan pada istri dokter Arfan.

"Kami pamit dulu ya Tante, kasian baby Faras kelamaan di tinggal." Pamit Thalia sebelum berdiri dari tempat duduknya.

"Iya nak Thalia....maaf ya, Tante sudah mengganggu waktu kalian." balas Istri dokter Arfan.

"Tidak kok Tante, saya pribadi justru senang akhirnya bisa bertemu dengan Tante." aku Thalia.

Setelah menyalami istri dokter Arfan, Thalia dan Riri lantas beranjak meninggalkan cafe menuju ke area parkiran, di mana kini mang Ujang sedang menunggu.

*

*

Sore ini Rasya pulang ke rumah lebih awal mengingat pukul lima sore nanti pesawat yang ditumpangi keluarganya akan tiba di kota Surabaya.

"Assalamualaikum."

"Waallaikumsalam." jawab Bi Inah.

"Bapak sudah pulang."

"Iya, Bi." jawab Rasya.

"Di mana istri saya, bi???." tanya Rasya seraya melangkahkan kaki menuju ruang tengah.

"Ibu lagi masak di dapur, pak."

Rasya berjalan ke arah dapur. setibanya di koridor yang menghubungkan ruang makan dan dapur, Rasya dapat menyaksikan Thalia yang sedang sibuk dengan penggorengan dan juga spatula ditangannya. Rambut panjangnya di Cepol ke atas hingga memperlihatkan leher jenjangnya yang putih bersih.

Rasya menyandarkan tubuhnya pada dinding yang menghubungkan antara ruang makan dan dapur sembari memandang ke punggung sang istri yang sedang sibuk memasak.

"Bap_." Bi Atun tak melanjutkan ucapannya ketika Rasya memberi isyarat dengan menempelkan jari telunjuk di bibirnya. Ia melanjutkan langkah mendekat pada Thalia. sedangkan bi Atun kembali melanjutkan pekerjaannya, menyajikan hasil masakan Thalia di meja makan.

"Bi, tolong ambilin mangkuk dong!!."

Rasya mencoba mencari keberadaan mangkuk yang di maksud. tanpa menunggu lama, Rasya meraih mangkuk tersebut dan memberikannya pada sang istri, tanpa bersuara. Thalia menyalin udang saos Padang buatannya ke dalam mangkuk saji.

"Wangi banget....mas Rasya pasti bakalan suka nih, bi...." gumam Thalia yang belum menyadari keberadaan sang suami.

Rasya tersenyum senang, mendengar ternyata sang istri memasak menu kesukaannya secara khusus membuat Rasya merasa seperti ada ribuan kupu-kupu indah yang berterbangan di sekitarnya.

Thalia tersentak ketika merasakan sepasang tangan besar yang kini melingkar di perutnya. spontan Thalia memukul tangan besar itu dengan telapak tangannya hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. "Plak...."

"Argh....sakit sayang....." mendengar suara suaminya sontak membuat Thalia berbalik badan, dan otomatis pelukan Rasya terurai.

"Mas Rasya..."

"Maaf mas.....aku pikir tadi siapa.... maaf ya mas..... sakit banget ya????." tanya Thalia dengan perasaan bersalahnya. ia berpikir jika Rasya benar-benar merasa kesakitan akibat pukulan jemari lentiknya, sedang kenyataannya pukulannya itu sama sekali tidak terasa sakit bagi Rasya, pria itu hanya berpura-pura saja.

Thalia memperhatikan punggung tangan suaminya, barangkali ada yang memar akibat pukulan tangan lentiknya, sedangkan Rasya justru sibuk mengamati wajah cantik istrinya yang sedang mencemaskan kondisi tangannya.

"Maaf ya mas, spontan soalnya. tadinya aku pikir siapa yang main peluk-peluk gitu aja" wajah Thalia berubah sendu akibat diselimuti perasaan bersalah.

Melihat itu, Rasya mengulum senyum lalu berkata. "Memangnya siapa yang berani peluk kamu selain mas, hm????."

"Iya juga ya????." ujar Thalia sambil menggaruk keningnya. sepertinya otak smart Thalia baru mendapatkan fungsinya kembali.

Thalia mengerucutkan bibirnya menyaksikan Rasya tersenyum, senyuman yang terlihat seperti ledekan di mata Thalia.

"Mas ..."

"Hem." Rasya hanya berdehem sebab mulutnya sedang sibuk mencicipi menu udang saos Padang buatan sang istri.

"Di supermarket tadi, kami tidak sengaja bertemu dengan istrinya dokter Arfan." beritahu Thalia. sontak saja pandangan Rasya kembali beralih pada sang istri. namun begitu, Rasya tidak menyela apalagi sampai mencecar karena tahu jika Thalia masih ingin melanjutkan ceritanya.

"Tadi beliau juga mengajak aku dan Riri untuk sekedar menikmati secangkir teh di cafe depan supermarket, tapi tidak begitu lama soalnya aku tidak tega kelamaan meninggalkan baby Faras."

"Ternyata Tante Lena itu orangnya baik banget ya, mas...." komentar Thalia setelah menceritakan tentang pertemuannya dengan istri dari dokter Arfan pagi tadi.

Rasya mengangguk, seakan setuju dengan pendapat istrinya. "Tentu saja sayang, buktinya beliau rela mendonorkan darahnya untuk kamu saat itu." Rasya ikut berkomentar.

"Tante Lena...??? ulang Rasya dalam hati. Bukankah panggilan Thalia kepada wanita itu seolah menggambarkan kedekatan yang sudah mulai terjalin di antara mereka??? Kalau memang seperti itu, Rasya ikut senang mendengarnya.

"Jika sudah selesai memasak sebaiknya kamu segera kembali ke kamar sayang, biar bi Inah yang membereskan sisanya!!!."

Rasya mengecup sekilas puncak kepala istrinya. "Mas ke kamar dulu, mau mandi sudah gerah soalnya." pamit Rasya dan Thalia mengiyakannya.

"Bibi boleh kembali ke bawah, biar saya yang menjaga Baby Faras!!." kata Rasya pada Bi Inah setibanya ia di kamar.

"Biak, pak."

"Oh iya bi, tolong sampaikan pada mang Ujang untuk segera menjemput ibu dan juga mas Abi di bandara !!."

"Baik, pak. Kalau begitu saya pamit, pak." kata bi Inah sebelum benar-benar berlalu meninggalkan kamar majikannya itu.

Rasya mendaratkan bobotnya di tepi ranjang. sebenarnya pagi tadi Rasya tidak benar-benar meeting seperti pengakuannya pada sang istri, ia justru melakukan janji temu bersama dokter Arfan di restoran xxx. Rasya kembali teringat akan obrolannya bersama ayah kandung istrinya di restoran tadi.

Flash back on.

"Selamat pagi, pak Rasya." sapa dokter Arfan setibanya di resto.

"Selamat pagi, pak dokter... silahkan duduk!!." Rasya berdiri sejenak menyambut kedatangan pria itu, lalu sesaat kemudian kembali menempati kursinya.

"Mohon maaf sebelumnya pak Rasya, kalau saya boleh tahu ada kepentingan apa sampai pak Rasya mengajak saya bertemu di sini???." jujur, sejak semalam dokter Arfan sudah sangat penasaran dengan niat dan tujuan Rasya yang ingin mengajaknya bertemu.

Tidak ingin berbasa-basi, Rasya langsung ke intinya. "Apa benar anda adalah ayah kandung dari istri saya???." sebenarnya semua bukti yang ditunjukkan oleh asisten Fadi sudah menjadi bukti yang akurat, namun Rasya ingin mendengar pengakuan langsung dari pria dihadapannya itu.

Deg

"Bagaimana anda bisa tahu???." bukannya langsung menjawab, dokter Arfan justru balik bertanya.

"Saya rasa anda cukup mengenal saya, dan saya rasa anda pun cukup tahu bahwa mencari suatu informasi tentang seseorang bukanlah hal yang sulit bagi saya." ujar Rasya dihadapan dokter Arfan.

Bagaimana ia bisa melupakan semua itu, dokter Arfan menghela napas beratnya.

"Seperti yang anda katakan, Thalia adalah anak kandung kami yang diculik puluhan tahun silam, dan entah siapa yang menjadi pelaku penculikan tersebut, sampai saat ini kami belum tahu, bahkan saat itu pihak yang berwajib tidak dapat menemukan titik terang tentang pelaku penculikan itu." teringat akan hari terberat di dalam hidupnya tersebut mampu membuat kedua bola mata pria paru baya itu berkaca-kaca.

"Tapi setelah sekian lama akhirnya Tuhan mendengar doa-doaku, di saat aku mulai mengikhlaskan nya, Tuhan menuntunnya kepadaku. Hari itu, seorang wanita hamil yang kondisinya cukup memprihatinkan, ternyata adalah putriku."

"Melihat tahi lalat unik di perut Thalia serta golongan darahnya, entah mengapa naluri saya mengatakan bahwa dia adalah putri saya yang hilang, dan benar saja setelah melakukan tes DNA hasilnya membuktikan bahwa Thalia adalah putri kandung saya."

Sebagai pria yang sudah memiliki seorang anak, Rasya seakan bisa merasakan kepedihan serta penderitaan yang dialami dokter Arfan selama ini, akibat kehilangan putri kandungnya.

"Apa istri anda tahu tentang hal ini ???." tanya Rasya.

Dokter Arfan menggeleng. "Belum, sampai detik ini saya belum mengatakannya pada siapapun, termasuk kepada istri saya." pengakuan dokter Arfan lagi-lagi mengejutkan Rasya. "Tolong untuk tetap merahasiakan hal ini sampai saatnya tiba nanti!!!." pinta Dokter Arfan dengan wajah penuh harap.

Rasya mengangguk, mengiyakan permintaan dokter Arfan. "Tetapi Jika suatu saat pak dokter memerlukan bantuan saya, maka jangan sungkan untuk mengatakannya!!!." ujar Rasya.

Ya, Rasya masih menggunakan panggilan seperti sebelumnya pada ayah kandung istrinya tersebut. bukannya ingin bersikap tidak sopan, tapi Rasya merasa semua kenyataan yang ada seperti mimpi sehingga ia sendiri menjadi canggung dalam bersikap.

1
Iceu Ktp
keren
Kar Genjreng
jadi bingung Thania ternyata ibu mertuamu menyadarkan suami mu yang sudah menghina dan pernah mengusir mu di tengah malam,,,dan sekarang baru menyadari nya bahwa semua bukan salahmu dan anak dalm kandungan mu pun Rasya sudah mengetahui nya,,,
Kar Genjreng
wah lumayan bagus ko ceritanya,,,
Kar Genjreng
katakan terus terang ri biar Sarah kena damprat,,,thalia Rasya sudah mulai gelisah,,, beruntung ketika kamu ngidam bukan sang ayah yang mual,,,coba bila itu terjadi pasti langsung tau,, biarpun kamu bilang baru tujuh bulan, ternyata ampir brojol
Kar Genjreng
iya ketemu dan kamulah yang menolong untuk kabur wekk,,apa ga sebaiknya pindah saja dari kota S ke kota J siapa tau di sana dapat pekerjaan pula,,,dan biar terserah Riri kalau ga bisa ikut pindah,, daripada makan hati Nelan jantung lihat bos yang tak lain dan tak bukan adalah ayah biologis nya,,,itu di bilang otak' pinter,,,tapi bodoh harusnya bisa menghitungnya kapan mengusir',,,di hitung 🥺🥺
Kar Genjreng
😭😭😭😭sesakit ini ternyata Thalia hanya anak angkat,,, tetapi kenapa orang tua angkatnya begitu tega membuang Thalia,,, padahal orang kan semakin tua,,,coba kalau masih sayang Thalia kelak bisa menjaganya bila tua,,,dan untuk suaminya padahal belum resmi di cerai tetapi mana mungkin wanita bisa nikah kembali,,,laki laki kaya CEO tapi bodoh,,,harusnya cari tau dan kalau nikah sirih hamil bukan nya merugikan bagi wanita,,, Thalia masih h waras mempertahan kan anak untuk penerus baguss,,,
Kar Genjreng
di dua bab recehannya cukup menarik dan ingin meneruskan,,, Rasya akan menyesal dulu telah membuangnya setelah menam benih di rahim Thalia. ,,,apa bila Kamu mengusir nya kembali' akan lebih banyak kamu menyesalinya,,,
Kar Genjreng
mampir Thor ga sengaja nih bolehlah,,,salam kenal,🙏🙏
Nafisah
mampir ya kak,,,baru nemu buku ni
secret
next thorr, ditunggu selalu upnya.. semangaattt
atik
Alhamdulilah up juga thor, uda kangen banget dg bang Okta & Riri
gak sabar nunggu Rangga tau kalo bosnya itu suaminya Riri
Ani Basiati: lanjut
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
Pedes ya Ri 😆😆😆👍👍👍
guest694820527
Luar biasa
Dwi ratna
aku suka ceritanya,
Dwi ratna
kak Selvi yg bnyk dong upny✌️✌️✌️
secret
perempuan tuu emg suka bikin penyakit sendiri yaa😂😂 next thorr, semangatt
Desmeri epy Epy
lanjut thor dobel up dong thor
atik
Kata okta, "cuma kamu wanita yg sangat kucintai sayang, mas gak gombal tapi ini nyata"
cie... aku yg jadi baper
lanjut thor, semangat
kisah Okta & Riri bagus
Nailott
tuh kan okta, jawab dong pertanyaan riri,
Nailott
tenang oom budi, sebentar lagi okta akan mengungkapkan siapa jati dirinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!