Suaminya berkhianat dan selalu mengabaikan nya, Calista malah tak sengaja bermalam dengan seorang Office Boy hotel tempat dia dijebak.
"Kamu masih perjaka?" tanya Calista pada lelaki tampan yang tidur dengan nya.
"Ya, Nona."
"Baiklah, aku akan bertanggung jawab! Kita akan jadi kekasih!" tutur Calista dengan serius, dia adalah orang yang selalu bertanggung jawab pada hal yang telah ia lakukan.
"Tapi saya hanya seorang Office Boy miskin."
"Aku nggak perduli latar belakang mu, aku hanya harus bertanggung jawab telah mengambil keperjakaan mu! Aku orang yang berpikiran sangat kuno, dimana keperawanaan atau keperjakaan sangat penting!"
Siapa sangka, ternyata lelaki itu bukan lah seorang OB biasa... akan tetapi seorang Bos besar misterius yang menyembunyikan identitas aslinya dari Calista dan pria itu mencintai Calista dengan ugal-ugalan!
Bagaimana rasanya dikhianati dan diabaikan suami lalu diceraikan, namun malah dicintai secara ugal-ugalan oleh kekasih misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter -29.
Ravindra membuka ponselnya lalu mengirim pesan pada bodyguard agar Putri tak di ijinkan masuk ke dalam rumah melalui pintu depan dan menyuruh gadis itu masuk lewat pintu belakang langsung menuju bangunan untuk para pembantu. Dia tak ingin kebersamaan nya bersama Calista terganggu dan hanya ingin menikmati kebersamaan berdua saja.
Bodyguard juga diminta membayar ongkos mobil agar Calista tak ikut turun tangan langsung.
"Siapa, sayang?" tanya Calista saat Ravindra masuk kembali ke ruang makan. Posisi ruangan makan dan pintu depan lumayan jauh, namun masih terdengar jika ada yang mengetuk pintu ataupun suara keributan.
Seperti saat ini, Putri sepertinya mengamuk karena dilarang masuk lewat pintu depan. Ravindra tak ingin Calista terganggu oleh hal sepele seperti Putri, dia sudah bisa menebak sifat gadis itu hanya dengan mendengar suara tinggi yang memarahi para bodyguard seperti pemilik rumah saja.
Huh! Perempuan tak tahu diri! Awas saja kalau ganggu Calista dengan kelakuannya...! Aku sengaja memberikan Calista rumah ini agar dia nyaman, tapi kalau gadis itu membuat Calista tak nyaman... akan langsung aku depaak tak peduli dia anak siapa! Geram Ravindra.
"Sayang, siapa yang datang? Kenapa ada suara ribut?"
"Anak Bibik." Jawab pria itu cuek.
"Loh, Putri. Aku harus keluar... buat bayar mobilnya." Calista setengah berdiri dari duduknya, namun Ravindra menaarik pinggaang kekasihnya itu dan tubuh Calista malah terjatuh di atas pangkuan Ravindra.
"Saat aku lagi bersama mu, jangan memikirkan orang lain. Bisa, hm?" protes Pria itu.
Baru saja Calista membuka mulutnya, ciuman lembut dari bibir pria itu menutup perkataan apapun yang akan keluar dari mulut wanitanya.
Tiba-tiba saja Ravindra berdiri dan mengangkat tubuh Calista dalam gendongan lalu membawanya naik ke lantai atas dimana segala fasilitas ada termasuk home theater dan ruangan santai serta tempat gym mini. Semuanya Ravindra persiapkan dengan sempurna untuk Calista, seperti perkataan nya dia ingin Calista hidup seperti di dunia dongeng.
Pria itu membawa Calista masuk ke ruangan home theater dan mendudukkan Calista di salah satu tempat duduk.
"Kita nonton saja sambil sarapan, aku ambil dulu sarapannya di bawah. Kamu pilih film yang ingin di tonton, oke."
Calista hanya menurut, dia merasa saat ini Indra sedang bersikap seperti Ravindra. Pria itu sedang memerintah dan tak ingin dibantah. "Oke!"
"Aku turun dulu." Ravindra mengecup kening Calista sekilas.
Calista mengangguk, lalu saat Ravindra keluar ruangan wanita itu mulai memilih film yang akan ditonton.
Ravindra turun dari lantai dua, dia menghubungi Bram agar datang ke rumah dengan membawa surat perjanjian untuk ditandatangani oleh Putri dengan kausal-kausal yang tidak akan membuat Calista merasa tak nyaman di rumahnya sendiri.
Ravindra juga memberi pesan lewat ponsel pada bodyguard agar ada yang berjaga di pintu belakang menuju ke dalam rumah inti agar Putri tidak diperbolehkan masuk dan hanya bisa tinggal di kamarnya di bangunan belakang tempat para Asisten rumah tangga tinggal.
Para bodyguard segera menjalankan tugas, dua orang berjaga-jaga di pintu belakang rumah. Kamar-kamar asisten rumah tangga berada di belakang bangunan rumah utama, jadi sangat jelas batasan rumah.
Dengan perasaan marah Putri akhirnya masuk lewat pintu belakang yang mengarah ke bangunan para asisten rumah tangga. Saat di dalam kamarnya bersama ibunya, gadis labil itu langsung marah-marah.
"Sombong banget sih Buk, Nona Calista itu! Aku dilarang masuk ke dalam rumah lewat pintu depan! Aku juga kan mau lihat isi rumah mewah ini, Buk!"
"Husss! Astaghfirullah, jangan ngomong macam-macam kamu! Nona Calista itu orang baik... emang dari mana Ibu dapet uang buat berobat kamu di rumah sakit karena kecelakaan! Itu uang dari Nona Calista, bahkan dia nanyain kabar kamu terus!"
"Alaahhhh! Palingan itu cuma pencitraan doang, biar nama dia baik di mata semua orang! Lagian... berita di internet juga bilang kalau dia itu penggoda dan udah pernah nikah lalu cerai! Wanita seperti Calista ini, seperti bermuka dua!" Ucap Putri dengan wajah mengejek.
"PUTRI....!!! Kalau kamu datang kesini cuma mau menghina majikan Ibu, lebih baik hari ini juga kamu pulang ke kampung lagi!"
Bik Sari langsung mengambil tas besar milik anaknya yang sudah ditaruh di atas kasur dengan ranjang berukuran sedang, lalu berjalan keluar kamar menenteng tas itu.
"Tunggu Buk! Iya iya! Aku nggak akan buka mulutku buat ngomong macem-macem lagi!" Wajah Putri memberengut.
Brak!
Bik Sari melempar tas besar milik putrinya dengan kesal ke lantai kamar, "Benahi pakaian mu dan kita akan makan di ruangan dapur untuk para asisten rumah tangga. Ada Mang Ujang disana dan sesekali anaknya juga datang untuk membantu. Kita ini punya dapur sendiri, jadi kamu juga nggak boleh masuk sembarangan ke rumah inti!"
Bik Sari pun keluar dari bangunan untuk para pembantu, dia melihat ke arah pintu belakang untuk masuk ke rumah inti Calista sudah ada dua bodyguard berjaga padahal biasanya tak ada.
"Ini pasti gara-gara Putri! Dia bikin onar di depan tadi! Dasar nggak bisa diatur tuh anak!" akhirnya Bik Sari kesal sendiri.
Setelah Putri membenahi pakaian dan barang-barang nya dari tas ke lemari kayu di dalam kamar, dia keluar untuk menyusul sang ibu. Saat dia berjalan mencari ruangan dapur, dia melihat beberapa bodyguard yang ada di depan tadi berjaga di pintu belakang.
"Apa itu pintu masuk ke dalam rumah? Aku harus mencari ide biar bisa masuk dan melihat isi rumah. Pasti banyak barang mahal dan aku bisa buat video di dalam sana buat konten aku di Y0u Tvbe!" gumam gadis itu dengan semangat.
Saat melewati para bodyguard, Putri tersentak kaget karena mendengar suara seseorang yang memanggil nya. Gadis itu melirik ke arah dalam rumah, pintunya sudah terbuka dan menampakkan wajah seorang pria ganteng tapi itu bukan Ravindra.
bener gak sih dia yg anuu sama Cal?/Awkward/