Istri Pilihan Ibu season 1
Davin Rendra Wicaksono, terpaksa menikah dengan Riana Zulaika. Seorang gadis yang terkenal janda di usia mudanya, karena harus mengurus anak dari kakak perempuannya.
Dan sampai pernikahan itu terjadi, Rendra belum mengetahui bahwa wanita yang dia nikahi itu masih seorang gadis.
Akankah Rendra bisa mencintai Riana? Dan mungkin kah rumah tangga mereka berjalan dengan baik?Penasaran kelanjutannya kan??? yuuu cuuuz ikutin terus cerita nya yaaaa.....
Istri pilihan Ibu season 2
Kegagalan cinta membuat Alaric menjadi semakin tertutup untuk membuka hati pada wanita. Sampai Riana, bundanya turun tangan memilihkan seorang wanita untuk anak sulungnya itu.
Akankah Alaric melupakan cinta lamanya dan menerima wanita yang dipilihkan oleh bundanya?
Ikuti terus ceritanya ya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon septriani wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Mobil Go-car yang di pesan Riana sampai di cafe tempat Rendra dan sahabatnya berada. Riana masuk kedalam dan melihat sekitarnya, mencari suami dan teman-teman. Didit yang melihat kedatangan Riana langsung melambaikan tangannya. Riana pun menghampiri kursi yang berada di pojok dekat jendela, tempat favorit ke-tiganya.
Rendra tidak menyadari kedatangan istrinya. Dia masih sibuk memainkan game yang ada di ponselnya. Kedua sahabatnya pun pamit dan meninggalkan Riana disana. Keduanya sengaja memberikan waktu mereka untuk menyelesaikan masalah mereka.
Riana yang berada di sebrang Rendra pun hanya menatap tersenyum melihat sisi lain dari sang suami. Dia terus menatap Rendra seperti bocah lima tahun yang sedang memainkan mainan kesukaannya. Sesekali Rendra mengeluh saat dirinya kalah dari permainannya dan Riana tertawa kecil melihatnya.
Sudah tiga puluh menit Rendra masih belum menyadari keberadaan istrinya di depannya. Dia masih terus berkonsentrasi dengan permainan yang ada di ponselnya.
“Mas, Ria laper.” Rendra yang mendengar suara istrinya langsung melirik ke arah depannya dengan mata yang melotot kaget. Riana langsung melempar senyuman saat sang suami melihatnya.
“Sejak kapan kamu disini?” tanyanya yang masih kaget.
“Setengah jam yang lalu.” jawabnya tersenyum. Rendra melihat sekitar mencari kedua sahabatnya.
“Mereka udah pulang Mas, habisnya dicuekin sama Mas Rendra sih,”
“Terus, ngapain kamu kesini?”
“Mas, Laper.” ujar Riana manja, mengalihkan pertanyaan suaminya. Rendra langsung memanggil pelayan cafe dan Riana pun memesan makanan.
Riana terus menatap sang suami sambil tersenyum. Dan itu berhasil membuat Rendra merasa salah tingkah.
“Apaan sih ngeliatin mulu,” ucapnya langsung memalingkan wajahnya menghadap ke luar cafe.
“Mas, Maafin Ria ya! Mungkin hari ini Ria sudah membuat Mas Rendra merasa kesal.” Rendra langsung menatap istrinya yang sedang tertunduk menyesal.
Rendra menarik tangannya dan menggenggamnya. Riana mengangkat wajahnya kaget, saat Rendra menarik tangannya.
“Kamu tau apa kesalahanmu?” tanyanya dengan nada yang lembut dan Riana mengangguk.
“... Jadi?”
“Maaf! Pak, Bu, ini pesanannya terimakasih,” seorang pelayan meletakan pesanan mereka.
“Makasih ya, Mba.” ujar Riana.
“Jadi?” kembali Rendra menanyakan pada istrinya.
“Mas, makan dulu yu! Laper.” ucapnya sambil menarik tangannya tersenyum.
Rendra menarik nafas dalam, dia pun mematuhi titah sang istri dan keduanya pun menikmati makanan yang mereka pesan. Selesai menyantap makanan, Keduanya berencana untuk langsung pulang ke rumah. Rendra sejak tadi masih menantikan jawaban dari istrinya.
“Jadi, apa keputusanmu?” Rendra mulai membuka suaranya sambil memegang kemudi.
“Aku akan tetap akan bekerja Mas.” Rendra yang emosi, membanting setirnya ke pinggir sampai banyak klakson mobil berbunyi untuknya dan ada juga yang membuka jendela mobilnya memaki dirinya. Tapi, Rendra tidak peduli, dia terus menatap sang istri dengan wajah yang serius dan marah.
Riana tidak menyangka dengan reaksi suaminya. Jantungnya hampir saja berhenti saking kaget dirinya, saat Rendra membanting setirnya.
“Jadi, kamu benar-benar tidak percaya padaku kalau Aku sanggup menghidupi keluargamu?” ucapnya dengan nada yang cukup tinggi.
“Mas, Aku kan belum selesai ngomongnya,”
“Maksud kamu?”
“Aku akan tetap bekerja dirumah melayani anak dan suamiku.” ucapnya sambil tersenyum. Seketika wajah Rendra memerah, dia memalingkan wajahnya dan menahan senyumnya. Riana tersenyum melihat suaminya.
**♥️♥️***
Sesampai dirumah, Keduanya di sambut gadis kecil yang sudah bangun dari tidurnya. Seperti biasa Rendra mengendong Salsa berjalan menghampiri keluarganya.
“Kalian dari mana? Ibu sudah memasak banyak makanan untuk kalian, eh taunya kalian makan siang di luar,” keluh Ratih. Keduanya saling menatap dan tersenyum.
“Maafin Mas, Bu. Tadi, Mas ada sedikit urusan,”
“Urusan atau urusan?” goda sang adik yang membuat keduanya malu.
Suasana kala itu sangat hangat dan ceria. Keluarga Wicaksono sangat beruntung kedatangan dua malaikat ke rumah mereka. Terlebih Salsa yang menjadi penghangat untuk mereka, karena selama ini rumah mereka selalu saja sepi dengan kesibukan masing-masing.
Malam ini Riana meminta izin pada suaminya, untuk membawa Salsa tidur bersama mereka. Riana sangat rindu pada anaknya, dan Rendra pun menyetujuinya. Ketiganya pun sudah berada di atas kasur dibawah selimut putih tebal. Seperti biasa Riana mendongengkan cerita pada sang anak.
“Om, bobo cini?” tanya gadis kecil yang sebentar lagi akan menginjak tiga tahun.
“Kok panggilnya Om? Panggil Ayah Rendra.” ucap Rendra dan itu membuat Riana merasa bahagia.
“Bunda, ini Ayah?” tanyanya lagi pada Riana. Riana tersenyum mengangguk menjawabnya sambil membelai rambut panjangnya.
Tidak disangka, Salsa bangun dari tidurnya dan langsung naik ke atas perut Rendra dan memeluknya dengan erat. Gadis kecil itu meluapkan rasa rindunya akan sosok sang ayah yang selama ini dia Rindukan. Riana yang melihatnya langsung meneteskan air matanya.
Tuhan, Aku tidak tahu kalau selama ini Salsa sangat merindukan Ayahnya.
Rendra tersenyum, dia duduk dan menyambut hangat pelukan sang anak. Salsa tidak mau sama sekali melepas pelukannya walaupun sudah di rayu oleh Riana. Gadis kecil itu terus memeluk Rendra sampai dirinya tertidur. Rendra pun perlahan menidurkan Salsa.
“Maaf Mas, jadi merepotkan. Aku tidak tau kalau selama ini dia sangat merindukan sosok seorang Ayah,” ucap Riana sambil menatap anaknya. Air matanya pun kembali mengalir, dia merasa sangat bersalah selama ini. Rendra menarik tubuh istrinya dalam pelukannya.
“Aku janji akan membahagiakan kalian berdua.” ucapnya mencium kening istrinya.
Ibu benar, Riana adalah seorang malaikat. Sayang, Aku janji akan membahagiakan kalian berdua.
.
.
.
.
.
~Bersambung~
Buat kalian yang belum gabung ke grup chat Author, yuuuk gabung! disana kita bisa berkenalan satu sama lain dan juga ngobrol-ngobrol syantik...
Dan jangan lupa follow Author di Noveltoon dan Mangatoon.
juga IG Author : @Septriani_wulan15
Jangan lupa like, komen dan vote yaaa...
Terimakasih 😘