NovelToon NovelToon
EGO

EGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: si_orion

Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.

Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.

Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.

Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.

Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 13

Di tengah asyiknya dia mengejek Edric bersama sahabatnya, bola mata Vernon menangkap presensi wanita incarannya. Olivia Addison.

Vernon menyeringai melihat gadis itu memisahkan diri dari kerumunan dan duduk di meja yang berada di ujung ruangan. Vernon lantas berdiri dan menghampiri wanita itu.

Olivia terhenyak saat seorang pria duduk disampingnya sambil merangkul bahunya. Olivia kemudian mendengus saat tahu siapa pelakunya. Siapa lagi jika bukan Vernon Harvey.

Olivia menghempaskan tangan besar yang merangkul bahunya itu, lalu menggeser kursinya menjauh dari Vernon. Namun Vernon dengan segera meraih dagu Olivia menghadapkan wajah wanita cantik itu padanya.

"Don't avoid me, babe." ucap Vernon.

Olivia kembali menghempaskan tangan Vernon dari dagunya, lalu hendak beranjak tapı dengan cepat pria itu menariknya kembali duduk.

"Dasar old man! Bisakah kau berhenti menggangguku?! Pergilah!" usir Olivia.

"Aku pria yang bertanggung jawab, sayang. Aku tak akan pergi begitu saja setelah menanam benihku di rahimmu." bisik Vernon.

Wajah Olivia memerah antara malu dan menahan amarah. Tapi dia harus sabar, dia tak mungkin memaki Vernon terang - terangan dan merusak acara pernikahan Edric dan Chelsea.

Vernon mengeluarkan ponselnya lalu membuka galeri video. Dia menyumpalkan satu earbuds di telinga Olivia dan telinganya. Pria itu lalu memutar salah satu video disana.

Olivia terkejut dan tubuhnya memanas saat dari earbuds itu dia mendengar suara desahan. Olivia ingin melepas earbuds itu tapi Vernon menahannya dan justru malah memberikan ponselnya pada Olivia.

Di dalam ponsel Vernon, terputar video mereka berdua saat berada di dalam pesawat beberapa hari yang lalu. Olivia memalingkan wajahnya tak ingin melihat video yang memperlihatkan bagaimana Vernon menyentak tubuhnya, dia benar - benar ingin melepaskan earbudnya tapi Vernon menahannya terus.

Olivia benar - benar was was sekarang, bisa - bisanya Vernon menonton video panas mereka di tengah kerumunan acara resepsi pernikahan.

Bagaimana jika ada yang melihat? Sungguh pria gila.

Olivia terus mengedarkan pandangannya, semoga tak ada siapapun yang mendekat pada meja mereka. Beruntung meja mereka berada di pojok ruangan.

Mata Olivia kemudian menangkap Maxwell yang sedang berjalan mengikuti seorang wanita yang sedang menggendong anaknya. Olivia ingin melambai untuk meminta tolong, tapi sayang, Kakak brengseknya itu bahkan tak menyadari kehadirannya.

"Bagaimana? Aku benar kan sudah memberikan kenikmatan tak terkira padamu?" tanya Vernon setelah mengakhiri video itu, Olivia bisa bernafas lega.

"Dasar old man."

Vernon terkekeh. "Aku memberikan pengalaman berharga untukmu, bahkan aku menjadikan momen pelepasan keperawananmu menjadi salah satu momen indah tak terlupakan."

Olivia menghela nafasnya. Old man itu kenapa selalu membahas hal yang kotor saat berbicara dengan Olivia. Apakah dia pikir Olivia adalah wanita nakal yang suka dengan objek obrolan seperti itu? Sungguh tidak!

"Hapus video itu!" suruh Olivia.

"Tak akan pernah, video ini adalah arsip untukmu." jawab Vernon.

"Kau memang tak pernah memiliki topik dan pemikiran lain ya selain itu? Kau benar - benar Old man mesum." ucap Olivia.

"Karena saat bersamamu, kepalaku di penuhi oleh keinginan untuk menyentuh tubuhmu." jawab Vernon.

Olivia merotasikan bola matanya, dia menghela nafas, memang butuh kesabaran ekstra menghadapi old man mesum sinting ini.

"Kenapa kau berubah? Kau tiba - tiba seperti terobsesi padaku, padahal dulu kau adalah orang yang paling sering mengejekku?" tanya Olivia.

"Keadaan bisa berubah, Sayang. Setelah dewasa kau berubah banyak dan membuat aku terobsesi padamu." jawab Vernon.

"Kau terobsesi pada tubuhku." koreksi Olivia.

"Tidak! Aku terobsesi padamu." bantah Vernon.

"Apakah obsesimu padaku hanya tentang tidur bersamaku saja?"

Vernon menggeleng. "Tentu saja tidak. Aku ingin memilikimu seutuhnya."

"Lalu kenapa kau tak memintanya dengan baik - baik pada Ayahku? Kenapa kau justru malah memanfaatkan kak Maxwell dengan menjadikanku objek perjanjian konyol kalian." seru Olivia.

"Jadi kau ingin aku datang pada Paman Aron dan melamarmu?"

Olivia berdecih. "Aku tak sudi menikah dengan old man mesum sinting sepertimu."

Vernon mendengus. "Mulutmu itu perlu aku hukum, sayang."

"Pergilah! Benihmu tidak akan tumbuh dalam rahimku! Kau tak perlu bertanggung jawab karena aku tak akan hamil anakmu!" ucap Olivia sebelum pergi meninggalkan Vernon sendirian.

Gadis itu perlu menenangkan diri, direcoki terus oleh Vernon membuat kepalanya terasa ingin pecah. Apalagi kini Maxwell justru malah mengurangi jam terbangnya, membuat Olivia banyak memiliki waktu kosong, sehingga Vernon dengan mudah selalu datang merecokinya.

.

.

.

Olivia pulang dengan hati yang dongkol, gadis itu mengemudi dengan kecepatan sedang Dia memasuki apartemen pribadinya berniat untuk berendam lalu tidur dengan nyenyak Namun rupanya, harapan Olivia sirna saat old man itu nyelonong masuk ke dalam apartemannya.

"Yak! Dasar tidak sopan!" seru Olivia kesal. Vernon dengan tidak tahu malunya masuk ke dalam kamar Olivia dan membuka jasnya. Olivia mengikuti pria itu masuk ke dalam kamar dengan malas.

"Aku sungguh tak ingin membuang waktu, gara - gara melihat video itu aku jadi menginginkannya lagi." ucap pria itu terburu - buru melepas kemeja dan celananya.

"Aku tak bisa." jawab Olivia singkat berjalan menuju lemari untuk mengambil baju tidurnya.

"Kau ingat perjanjian itu? Kau tak akan pernah bisa menolakku, sayang." bisik Vernon memeluk Olivia dari belakang sambil bibirnya memberikan ciuman di leher Olivia.

Olivia menyentakkan tangan Vernon dan berbalik menghadapnya.

"Aku sedang menstruasi." ucap Olivia sambil menarik tangan Vernon untuk masuk ke dalam gaunnya dan menyentuh celananya  yang terganjal oleh pembalut 

Vernon mendesah kecewa, sedangkan Olivia dengan tidak peduli melangkah menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi, gadis itu terkekeh setelah berhasil mengelabui Vernon. Olivia melepas dan membuang pembalut bersih itu ke tong sampah.

Ya, dia memang berbohong. Dia sedang tidak datang bulan, gadis itu mengelabui Vernon. Menyiksa pria itu dengan cara tidak memberikan keinginannya. Olivia ingin balas dendam dengan sikap mesum dan semena - mena pria itu.

***

Daniel pulang saat tengah malam dari pesta pernikahan Edric dan Chelsea, ya meskipun di pertengahan acara kedua pengantin itu mendadak menghilang. Dasar Edric tak sabaran melepas keperjakaannya.

Setelah mandi, Daniel berjalan - jalan mengitari kandang - kandang satwa di penangkarannya. Dia menyapa para rusa yang berkeliaran di halaman. Daniel melakukan night tour di penangkarannya sendirian.

Namun, saat dia memasuki kandang Hoshi dan Woozi. Dia terkejut ketika Woozi sedang menjilati gumpalan kecil di depannya. Daniel memperhatikan gumpalan yang Woozi jilati itu dan ternyata….

"Astaga, Woozi melahirkan." ucap Daniel.

"BEN! CEPAT PANGGIL DOKTER! WOOZI MELAHIRKAN!" teriak Daniel panik saat dia sudah berada diluar kandang Harimau.

Ben datang dengan mata yang masih setengah terpejam menghampiri Daniel. "A-apa? siapa yang melarikan?" tanya Ben yang kesadarannya belum penuh.

Ctakk!

Daniel menyentil kuat kening Ben membuat pria itu mengaduh dan tersadar sepenuhnya.

"Buka matamu! Cepat panggil Dokter, Woozi melahirkan!" ujar Daniel berkacak pinggang.

Ben membulatkan matanya. "MELAHIRKAN? WOOZI MELAHIRKAN? OH ASTAGA?! DOKTER! MANA DOKTER? WOOZI BERTAHAN, SAYANG." panik Ben berlarian kesana kemari sambil berteriak

Daniel menggelengkan kepalanya sambil menggaruk alis. Beruntung rumah Daniel memiliki tanah yang luas dan area penangkaran jauh dari gerbang utama, sehingga teriakan Ben ditengah malam begini tak akan membangunkan tetangga.

Setelah melalui proses kehebohan Ben dan penantian datangnya dokter Ela dan Veronica, akhirnya kini suasana kembali tenang. Ela berhasil mengambil dua anak Woozi dan memindahkannya ke ruangan yang telah Daniel buatkan khusus untuk anak - anak Woozi nantinya.

Veronica kini yang bertugas mengurus anak - anak Woozi, sedangkan Ela pergi ke kandang Woozi untuk mengecek kondisinya.

Veronica keluar dari ruangan khusus anak Harimau, dan dia begitu kaget saat Daniel berada tepat didepan pintu.

"S-sedang apa kau-. Tuan ada apa?" Veronica segera memperbaiki gaya bicaranya.

"Bagaimana kondisi mereka?" tanya Daniel.

"Kondisi salah satunya kurang baik, sepertinya Woozi salah posisi saat memindahkan yang kedua. Kaki depannya terkena taring Woozi jadi terdapat luka disana, dan ada kemungkinan akan ada kecacatan untuk bayi yang kedua. Sedangkan yang pertama, kondisinya jauh lebih baik dari yang kedua." jelas Veronica.

"Lalu keadaan Woozi?" tanya Daniel lagi.

"Dokter Ela sedang memeriksanya sekarang." jawab Veronica.

Setelah selesai mengecek kondisi Woozi dan anak - anaknya, Dr. Ela langsung pamit pulang karena besok pagi dia harus pergi ke Siberia untuk melakukan riset. Sehingga, dr. Ela meminta Veronica yang menghandle kondisi Harimau itu selama dia pergi.

"Kau menginaplah disini." ucap Daniel saat melihat Veronica sedang bersiap untuk pulang.

"T-tapi-"

Daniel melihat jam yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul 3 dini hari. Tak mungkin dia membiarkan Veronica pulang sendirian.

"Tak ada penolakan." seru Daniel langsung menarik pinggang Veronica dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Ben melongo melihat pemandangan itu.

"kenapa mereka jadi mesra seperti itu? Apa aku tertinggal sesuatu?" guman Ben.

"Jangan berpikiran yang tidak - tidak! Jaga anak - anak Woozi dengan baik. Kalau sampai kau lalai bertugas, kolam piranhaku dengan senang hati menenggelamkanmu." sahut Daniel yang mendengar gumaman Ben.

"SIAP BOS!!" teriak Ben berpose hormat.

Sementara itu, Daniel membawa Veronica ke kamarnya membuat wanita itu menjadi was was.

"A-aku akan tidur di kamar tamu saja." ucap Veronica melepaskan tangan Daniel dari pinggangnya, tapi Daniel dengan cepat menahan Veronica.

"Siapa yang mengizinkanmu untuk pergi, hem? Kau tidur disini bersamaku." ucap Daniel mendudukan Veronica di kasur.

Daniel mengambil satu kaos dan celana pendek miliknya lalu dia berikan pada Veronica. "Cepat ganti baju dan segera tidur."

Veronica menurut dan segera pergi ke kamar mandi untuk ganti baju. Selepas berganti pakaian, Veronica melihat Daniel masih duduk bersandar di kepala ranjang sambil menonton tv.

Veronica melihat balutan perban dilengan Daniel, dia jadi teringat bahwa pria itu memiliki luka cakaran dari Woozi.

"Kau belum mengganti perbanmu?" tanya Veronica berjalan mendekat, dia melihat perban Daniel sudah kotor.

Daniel mengangguk. "Hem, aku tak bisa menggantinya sendiri."

Veronica beranjak dan tapi Daniel dengan cepat menahannya. Veronica mengatakan bahwa dia hanya akan mengambil kotak p3k untuk mengganti perban Daniel.

.

.

Veronica telah selesai mengganti perban Daniel. Setelahnya dia ditarik oleh Daniel untuk segera berbaring di sampingnya.

"Peluk aku." perintah Daniel menarik salah satu tangan Veronica supaya melingkar di pinggangnya.

"Kau akan tinggal disini mulai sekarang." ucap Daniel dengan mata terpejam.

"Apa maksudmu?! Aku tak bisa dan aku tak mau!" tolak Veronica.

"Itu bukan permintaan, tapi sebuah perintah." jawab Daniel.

"Kau tak bisa seenaknya, Daniel!" sahut Veronica.

Daniel membuka matanya lalu menatap Veronica tajam. "Aku yang berkuasa disini, dan aku yang berkuasa atas dirimu!"

Veronica mendudukan dirinya diikuti Daniel. "Kau tak memiliki kuasa atas diriku sama sekali!"

Veronica hendak turun dari ranjang, tapi Daniel dengan cepat mendorong lalu menindih Veronica. "Kau bukan pihak yang bisa memilih apalagi menolak. Kau hanya bisa menerima apapun yang aku lakukan, dan memberikan apapun yang aku minta.

"Kau harus ingat bahwa reputasimu ada ditanganku, bukan hanya kau yang akan hancur, tapi juga keluargamu. Jadi diamlah, dan jadilah kucing penurut." sambung Daniel sebelum mengecup bibir Veronica lalu berpindah kesampingnya dan memeluk gadis itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!