Abelia Lestari adalah seorang gadis polos dan lugu yang bekerja sebagai pelayan di rumah Tuan Muda kejam bernama Anggara. Sering mendapat siksaan hingga kehilangan kesucian sudah Abel alami hingga pada akhirnya membuat Abel menyerah pada hidupnya.
Namun keajaiban terjadi, gadis yang biasanya polos dan lugu itu berubah menjadi gadis yang berbeda, wajah yang memancarkan ketegasan dan mata yang tajam bak elang. Dendam pun satu persatu mulai terbalaskan.
Apa yang sebenarnya telah dialami Abel dan apa yang terjadi padanya? Langsung saja baca kelanjutan ceritanya👉🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Adiliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siasat Tiffany
Dijalanan yang sangat ramai mobil dan motor yang berlalu lalang terlihat seorang wanita tengah berjalan ditrotoar dengan tangan yang menjinjing tas berukuran sedang, wajahnya menekuk masam dan terlihat kesal.
“Tiffany” panggil seorang laki-laki berumur sekitar 35 tahun sedikit kencang, ia berlari kecil mendekat ke arah Tiffany yang berpenampilan tak seperti biasanya.
“Mengapa kau terlihat seperti ini? Apakah telah terjadi sesuatu padamu? Dan siapa yang telah menamparmu, jawab aku!” ucapnya lagi mendesak Tiffany agar segera menjawab rasa penasarannya yang kian bertambah.
Tadinya ia ingin menjemput sang istri langsung ke restoran tempatnya berkerja, namun secara tidak sengaja dari kejauhan ia sudah melihat Tiffany yang berjalan dengan tatapan kosong di trotoar tak jauh dari rumah mereka berada.
Dengan terburu-buru ia menarik gas motornya dan menghampiri Tiffany, nampak keterkejutan dari raut wajahnya ketika melihat lebam bekas dari tamparan diwajah istrinya, perasaan khawatir pun menyelimuti hatinya karena Tiffany yang tak kunjung memberi jawaban atas semua pertanyaan darinya tadi.
“Tiffany, sayang..” ucapnya lagi sembari mengusap lembut bahu sang istri.
“Eh..” akhirnya Tiffany tersadar, “kamu ngapain disini” tanya nya menatap suaminya heran.
“Justru aku yang harusnya nanya sama kamu, ngapain kamu jalan sendirian di trotoar dengan tatapan kosong seperti ini”
Mendengar pertanyaan dari suaminya, Tiffany lantas menarik ujung bibirnya membentuk seringai licik, tiba-tiba saja muncul sebuah ide yang terbesit didalam otaknya.
“Hiksss… ini semua karena ulah adik kamu Andra” jawab Tiffany mengeluarkan air mata buayanya.
“Adik aku? Maksud kamu Abel?” tanya Andra mengangkat alisnya heran, mengapa Tiffany tiba-tiba bisa bertemu dengan adiknya? Bukankah adiknya berkerja sebagai pembantu, sangat mustahil jika mereka bisa bertemu di restoran mewah tempat Tiffany berkerja.
“Memangnya siapa lagi adikmu selain jala*ng itu?” hardik Tiffany menatap suaminya kesal.
“Hentikan Tiffany, jangan mengeraskan suaramu, apakah kau tidak sadar jika saat ini kita masih berada ditempat umum”
Seketika Tiffany langsung tersadar dan menatap sekelilingnya, ternyata benar saja. Orang-orang disekitar kini menatap mereka dengan tatapan yang aneh, dengan segera Tiffany menarik tangan Andra dan mengajaknya untuk pulang.
“Sekarang lanjutkan ceritamu” ucap Andra ketika mereka sudah tiba di rumah.
“Semuanya berawal dari aku tidak sengaja bertemu dengannya di toilet restoran, saat aku sedang membersihkan bajuku yang sedikit kotor tiba-tiba saja adikmu itu menarikku dan menampar wajahku, padahal aku sama sekali tidak tahu apa kesalahanku”
“Aku bertanya padanya dan meminta maaf dengan tulus kalau aku telah berbuat salah padanya, tapi dia tidak mau mendengarkan ucapanku sama sekali dan meninggalkanku begitu saja.. hikss”
Sembari ia bercerita tak lupa ia meneteskan air mata buayanya dan sesekali menatap kearah Andra untuk mengetahui bagaimana reaksi dari suaminya itu. Dan sesuai dengan dugaannya, Andra terlihat mengepalkan tangan, bahkan wajahnya pun mulai memerah karena menahan amarah.
“Dan puncaknya terjadi ketika aku akan mengantarkan minuman pada ruangan vip, saat itu aku terkejut ketika melihat adikmu juga berada diruangan itu dan duduk bersama para pria kaya hingga tanpa sengaja minuman yang ku bawa terjatuh dan mengenai bajunya”
”Aku sudah meminta maaf, tapi adikmu tetap tidak menerimanya dan kembali menampar wajahku hikss.. Akupun sudah menasehatinya agar tidak melakukan hal menjijikkan supaya tidak mencoreng nama baik keluarga kita, tapi dia justru merayu para pria itu dan meminta mereka untuk membuat diriku dipecat dari restoran itu”
“Atasanku pun tentu saja langsung mengiyakannya karena ia tidak ingin melawan orang yang berkuasa seperti mereka, bahkan dia pun ikut menampar wajahku sehingga pipiku menjadi sangat lebam seperti sekarang ini.. Adikmu sangat jahat Andra hiks.. Dia sungguh tega pada kakak iparnya sendiri, padahal aku sudah sangat berbaik hati padanya.. hikss”
“Sialan” gumam Andra menggertakkan giginya.
“Baru saja kedua orang tua yang menyusahkan itu mati, kini justru gadis tak tahu diri itu pula yang ingin menyusahkan kita!” Marahnya termakan ucapan sang istri mentah-mentah. “Dimana gadis itu sekarang? Jawab aku! Aku harus segera memberikan pelajaran padanya, berani-beraninya dia menjadi jala*ng dan mempermalukan keluarga ini”.
“D-dia masih berada di restoran tadi mas” jawab Tiffany terbata.
“Kau ikut aku! Dan lihat bagaimana aku akan membalaskan perbuatannya yang sudah menyakiti kamu” ucap Andra menarik tangan Tiffany, tapi dengan cepat Tiffany menghentikan langkahnya, ia tidak ingin semua rencananya hancur begitu saja, jika mereka pergi kembali ke restoran justru ia yang akan menanggung semuanya karena kebenaran pasti akan langsung terbongkar.
“Kenapa?” tanya Andra menatapnya heran.
“Jangan mas, kamu tidak akan pernah bisa melawan mereka, mereka adalah orang-orang yang sangat berpengaruh di dunia bisnis dan sudah pasti mereka memiliki sangat banyak koneksi, dan untuk menyingkirkan orang seperti kita maka itu hanyalah hal yang sangat mudah bagi mereka” jawab Tiffany.
Mendengar hal itu Andra kembali terduduk lemas sembari memijit pelipisnya, “Lalu kita harus bagaimana? Aku tidak akan pernah membiarkan dia merusak reputasi keluarga kita”.
“Bagaimana kalau begini saja..”
Tiffany mendekatkan mulutnya ke telinga Andra, membisikkan sesuatu yang menjadi rencananya.
“APA KAU GILA!!” Teriak Andra marah, Tiffany pun dibuat sangat terkejut olehnya.
“Apaansih kamu mas, biasa aja dong ngomongnya gausah teriak-teriak gitu, sakit nih telinga ku dengernya”
“Lagian dimana otak mu itu hah? Rencana mu itu sama saja akan menghancurkan reputasi keluarga ini, kalau seperti itu lebih baik aku pergi sekarang juga untuk memberikannya pelajaran” ucap Andra kembali berdiri.
“Tunggu mas.. tungguuu, kenapasih kamu ini ga sabaran banget jadi orang, biar aku jelasin dulu”
Tiffany menarik Andra untuk duduk kembali, ia menjelaskan bagaimana detail dari rencananya dan keuntungan apa saja yang akan mereka dapat jika rencana yang dilakukannya telah berhasil.
“Bagaimana?” Tanya Tiffany tersenyum licik.
“Bagus, rencanamu sangat bagus” puji Andra ikut tersenyum licik, “Kenapa kamu tidak mengatakan semuanya dari tadi, kalau gitu kan jadi buang-buang tenaga ku aja buat marah kaya tadi”.
“Ya kamu sih jadi orang ga sabaran banget” cemberut Tiffany.
“Uhhh gemesnyaa, maafin aku ya sayang” ucap Andra sembari mencium pipi Tiffany.
“Lihat saja, kau akan merasakan akibatnya karena sudah berani melawanku” batin Tiffany merasa sangat senang.
Sedangkan disisi lain, Genia tidak henti-hentinya bersin sedari tadi.
“Apakah Nona sedang sakit?” tanya Malio memastikan, karena tak henti-hentinya Nona Mudanya itu bersin sedari tadi, padahal sebelumnya ia baik-baik saja.
“Tidak-tidak, hidung saya hanya terasa gatal saja” jawab Genia, karena memang benar adanya, ia sedang tidak sakit sekarang.
“Lanjutkan saja makannya” ucap Genia yang diangguki oleh ketiganya.