Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 24 — Perasaan Kehilangan
Senior Hong memegang dadanya yang terasa sakit, beberapa pukulan Liu Yuwen mengarah ke titik yang sama selama berulang kali sehingga luka di dadanya tidaklah ringan.
Meski ia sudah melindungi tubuhnya dengan qi, pukulan Liu Yuwen tetap bisa menembus pertahanannya dengan mudah, hal itu membuat Senior Hong menjadi waspada terhadap semua serangan pemuda tersebut.
Liu Yuwen nyatanya tidak membiarkan Senior Hong memulihkan lukanya, ia kembali mendekat dan menyerangnya dengan ilmu tangan kosong.
Keduanya kembali bertukar serangan namun tampak jelas Liu Yuwen mendominasi pertarungan.
"Nona Hua, segera pergi dari sini! Aku tak bisa menahannya lebih lama!" Seru Senior Hong dengan panik.
"Jumlah kita lebih unggul Senior, aku yakin dia sudah kehilangan sebagian besar jumlah qi'nya!" Lan Shishi tetap ingin bertarung, dia mengeluarkan dua pisaunya yang berwarna kehitaman.
Senior Hong tidak bisa berkata lebih banyak karena serangan Liu Yuwen semakin sulit diatasi, Senior Hong menjerit pelan ketika pukulan Liu Yuwen kembali mendarat di tubuhnya.
Setiap pukulan Liu Yuwen bagaikan palu gada yang terayun, Senior Hong yakin beberapa tulangnya sudah retak akibat menahan serangan pemuda tersebut.
Salah satu pukulan Liu Yuwen mendarat kuat di perut Senior Hong, membuat pria paruh baya itu terlempar beberapa meter hingga jatuh berlutut dan muntah darah.
Liu Yuwen tidak menyerang Senior Hong lebih jauh melainkan beralih ke tempat Lan Shishi berada.
Lan Shishi yang bersama belasan anggotanya yang tersisa menyerang Liu Yuwen dalam waktu bersamaan. Liu Yuwen menyambut serangan mereka dengan tangan dan kakinya.
Berbeda dengan Senior Hong yang masih bisa bertahan dengan beberapa pukulan Liu Yuwen, anggota sekte sisanya tak dapat melakukan hal yang sama terutama mereka yang masih berada di Alam Spirit.
Satu persatu Liu Yuwen membuat lawannya terlempar ke berbagai arah, satu pukulan Liu Yuwen cukup membuat mereka mengalami patah tulang yang serius sementara sisanya langsung kehilangan nyawanya.
Kekuatan fisik Liu Yuwen sejak awal sudah sangat mengerikan karena selalu mengonsumsi daging siluman serta pil penguat fisik.
Perlahan tapi pasti setiap anggota sekte itu mulai tumbang ke segala arah dan kini hanya menyisakan Lan Shishi seorang diri.
Liu Yuwen mencekik gadis itu lalu mengangkatnya ke udara, membuat Lan Shishi kesakitan dan meronta.
"Kau berpikir bisa membunuhku dengan mudah, hm?" Liu Yuwen tersenyum sinis. "Sudah banyak orang yang ingin melakukannya namun semuanya hampir berakhir seperti ini..." Liu Yuwen mengeraskan cekikkannya.
Tubuh Lan Shishi mendadak terasa lemas ketika pandangannya bertemu dengan mata Liu Yuwen, tatapan itu begitu dingin membuat gadis tersebut seolah ditatap monster mengerikan yang berada didalam kegelapan.
Liu Yuwen ingin mematahkan leher gadis itu namun tiba-tiba ada beberapa pisau yang mengarah ke tangannya.
Liu Yuwen tak bisa menangkisnya sehingga ia menarik tangannya dan melepaskan cekikkan itu untuk menghindari pisau tersebut, membuat Lan Shishi yang tercekik jatuh ke tanah dan terbatuk-batuk.
Diwaktu yang bersamaan Senior Hong sudah berada di dekat Liu Yuwen dan menyerangnya dengan kedua pisaunya.
Liu Yuwen tidak punya waktu menghindar, ia mengalirkan qi yang besar pada kepalan tangannya sebelum meninju kepala Senior Hong dengan kuat.
Pukulan tersebut membuat kepala Senior Hong meledak dan hancur bersama isi di dalamnya.
Lan Shishi yang masih terbatuk-batuk menjerit tertahan ketika melihat penjaga pribadinya itu sudah jatuh ke tanah tanpa kepala.
Lan Shishi seketika memuntahkannya isi perutnya, meski gadis itu sudah terbiasa melihat pembunuhan namun apa yang dilakukan Liu Yuwen berada di luar jangkauannya.
Liu Yuwen berjalan pelan mendekati gadis itu membuat Lan Shishi menangis histeris. "Jangan dekati aku! Menjauh dariku!"
Seumur hidupnya, Lan Shishi belum pernah merasa ketakutan hingga ketingkat seperti ini meski dia sudah dilatih untuk tidak takut mati.
Liu Yuwen nyatanya tidak peduli dengan jeritan Lan Shishi, untuk sekali lagi ia mencekik gadis itu lalu mengangkatnya ke atas.
"Anak muda, aku tidak tahu siapa dirimu tapi sebaiknya kau lepaskan dia atau kedua wanita ini akan bernasib buruk..."
Liu Yuwen tiba-tiba mendengar suara, ia menoleh dan menemukan ada sosok pria yang memakai topeng gagak sedang menyandera Yun Mao dan Lin Rou yang tak sadarkan diri.
Liu Yuwen menyipitkan matanya, ia meraba kemampuan sosok tersebut dan menemukan kemampuannya di atas Senior Hong.
"Aku tidak memintanya dua kali, lepaskan Nona Lan atau dua wanita ini akan mati!" Seru sosok itu, ia tidak bisa berbincang lama atau Lan Shishi akan kehabisan nafasnya dicekik Liu Yuwen.
Liu Yuwen tersenyum dingin lalu menoleh pada Lan Shishi yang sudah berurai air mata. "Kau beruntung hari ini tapi biarkan aku memberi peringatan keras, jika suatu saat kau bertemu denganku jangan harap di takdir selanjutnya kau bisa kembali dengan nyawamu..." Liu Yuwen kemudian menoleh pada sosok bertopeng gagak itu. "Kau ingin gadis ini bukan, ambillah!"
Dalam posisi masih mencekik Liu Yuwen kemudian melemparkan tubuh Lan Shishi ke salah satu arah dengan jarak yang cukup jauh.
Tubuh Lan Shishi terlempar puluhan meter, membuat sosok bertopeng itu terkejut dengan tindakan Liu Yuwen. "Kau... Berani?!"
Liu Yuwen tersenyum sinis. "Kau bisa mengambilnya sekarang juga tapi jika kau tidak ingin melepaskan kedua gadis itu, nasibmu akan sama seperti pria yang disebut Senior Hong ini." Liu Yuwen berkata demikian sambil melepaskan aura kegelapannya.
Sosok bertopeng gagak itu seketika merinding hebat serta perasaan terancam menyelimuti hatinya. Sosok bertopeng itu menelan ludah, tidak menduga anak muda di depannya bisa melepaskan aura semacam ini.
"Setelah ini kau akan berurusan dengan Sekte Darah Naga, pastikan dirimu tidak mati mengenaskan?!" Ucap sosok itu sebelum ia pergi.
Liu Yuwen tampak tidak peduli dengan ancaman tersebut, ia kemudian melihat sekelilingnya, kini area air terjun itu sudah dipenuhi banyak mayat.
Liu Yuwen sebenarnya tidak mau ikut campur dengan masalah dunia persilatan di kekaisaran ini karena perhatiannya hanya tertuju pada balas dendam terhadap adiknya.
Namun kejadian tadi membuatnya tidak punya pilihan lain selain bertindak, sekarang Liu Yuwen sudah melakukan apa yang dulu ia lakukan di kehidupan sebelumnya.
Liu Yuwen menghela nafas mengingat hal tersebut, ia kemudian membereskan anggota sekte itu yang masih bernyawa, Liu Yuwen tidak membiarkan salah satu dari mereka ada yang hidup.
***
Liu Yuwen tidak langsung membangunkan Yun Mao dan Lin Rou meski ia sudah membunuh seluruh Anggota Sekte Darah Naga yang menyerangnya, sebaliknya pemuda itu pergi ke tempat rombongan kereta mereka yang sebelumnya berhenti.
Ketika tiba di sana, Liu Yuwen mematung di tempat saat melihat banyak penjaga yang sudah tidak bernyawa.
Liu Yuwen juga menemukan jasad Senior Bai yang tersenyum memegang kampak besarnya dalam posisi berlutut. Selain itu ia melihat Long Chen dan Han Ziwei yang mati dalam keadaan saling berpelukan.
Liu Yuwen memejamkan matanya selama beberapa saat untuk meredakan emosi yang bergejolak di hatinya. Setelah sedikit tenang, ia kemudian mulai memberikan kuburan yang layak pada mereka.
"Maaf, aku tak bisa menyelamatkan kalian..." Liu Yuwen memberikan penghormatan terakhir setelah memakamkan mereka semua.
Liu Yuwen tidak bisa berbuat banyak, ia juga tidak merasa sedih ataupun kecewa pada dirinya, sejak awal ketika Liu Yuwen bertemu Senior Bai dan lainnya ia sudah siap dengan kemungkinan yang terburuk salah satunya adalah kehilangan mereka.
Mungkin cara itulah yang Liu Yuwen pakai di kehidupan sebelumnya untuk mengatasi rasa kehilangan di hatinya.