Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab22
Hari-hari berlalu dengan indah Shanum sangat diistimewakan Rendra,apapun keinginannya pasti dituruti termasuk tidak memecat dinda tadinya Rendra akan memecat dinda tapi Shanum melarang dengan alasan dia akan tambah dibenci.
Hari ini Shanum dan Rendra masih betah diatas ranjang mereka masih belum bangun padahal matahari sudah sangat panas.
Baru ada pergerakan saat hp Rendra bunyi karena yang lebih dekat Shanum akhirnya dia yang mengangkatnya.
"hello"sapa Shanum tapi tak ada jawaban.
"Siapa yang telpon yang?"Tanya Rendra.
"Nggak tahu nggak ada suara".
"Matikan aja"Suruh Rendra.
Shanum mematikan teleponnya dan kembali menaruhnya di atas meja.
"Mau kemana?"Tanya Rendra sambil menarik Shanum dan memeluknya lagi.
"Lihat ini tuh sudah hampir jam sebelas mas aku harus bangun nggak enak sama orang-orang disini"Jawab Shanum sambil menunjuk kearah jam.
"Biarin aja ini rumah kita,biar seperti ini dulu aku masih ingin memelukmu seperti ini".
"Emangnya kamu nggak lapar mas?"
"Kalau lapar tinggal makan kamu kan"
"kok di cubit sih yang,sakit tahu"Keluh Rendra.
"Biarin "Kata Shanum sambil berjalan ke kamar mandi dia tidak peduli kalau saat ini dia tidak pakai sehelai baju pun.
"yang tungguin aku mau ikut".
Sedangkan dilain tempat seorang gadis tengah menangis sehabis menelpon seseorang dia adalah Dinda.
Dinda mendapati kenyataan yang pahit saat hp Rendra diangkat seorang wanita.
...****************...
Rendra dan Shanum sekarang berada diparkiran sebuah restoran terkenal mereka ingin makan romantis berdua.
Sampai di dalam Shanum benar-benar takjub dengan dekorasinya benar-benar sangat indah.
Restoran itu di boxing Rendra jadi di dalam nya hanya ada mereka berdua.
"Gimana kamu suka?"Tanya Rendra.
"ini indah banget mas"Sanjung Shanum.
Tanpa kata Rendra jongkok di depan Shanum.
"ngapain kamu mas jangan begini malu dilihatin orang"Protes Shanum.
"Aku ingin melamar mu kembali karena dulu aku belum sempat melamar mu secara resmi.Cantika Shanum Irawan maukah kamu menjadi istri dan sekaligus menjadi ibu dari anak-anakku,menemaniku dalam keadaan senang dan susah,hidup menua bersamaku apakah kamu bersedia?"
"Iya aku bersedia "Jawab Shanum.
Rendra memakaikan cincin Kejari Shanum dan langsung memeluknya sedangkan Shanum malah menangis,tangisan bahagia.
"Ayah makasih sudah pilihkan aku seorang yang sangat mencintaiku dan sangat sempurna"Kata Shanum yang hanya diucapkan dalam hati.
"I Love you Shanum".
"I Love you CEO ku"Kata Shanum sambil membalas pelukan Rendra.
"Ayo kita makan nanti keburu dingin makanannya"Ajak Rendra.
Mereka makan dengan senang sesekali Rendra menyuapi Shanum.Hingga pukul sepuluh malam mereka baru meninggalkan restoran itu.
Selama perjalanan Shanum selalu menyenderkan kepalanya dibahu Rendra tangan mereka saling bergandengan seakan tidak mau lepas.
Saat tiba disebuah taman Rendra menghentikan mobilnya dan mengajak Shanum turun,mereka berjalan sampai di sebuah kursi panjang yang ada di taman itu.
"Mas kita ngapain kesini disini gelap dan tak ada orang?"Tanya Shanum agak sedikit ketakutan.
"Tepat di sinilah aku diketemukan almarhum ayah dan bunda dengan keadaan tidak sadar"Jawab Rendra.
"Aku dibawa ayah dan bunda kerumah sakit saat sadar aku tidak tahu siapa diriku sendiri karena kasihan ayah dan bunda membawaku ke Surabaya di jadikan anak angkatnya.Aku disekolahkan sama seperti bang Agus,tak lama kamu lahir saat itu aku. Dan abangmu sangat senang kami sering berebutan untuk menjagamu".
"Apa sekarang kamu masih tidak ingat siapa kamu".
"Tidak!,aku berharap tidak mengingatnya karena keluargaku cuma kamu"Kata Rendra.
"Tapi kalau nanti suatu saat ada keluargamu yang cari gimana?"
"Entahlah,dulu cuma kalung ini yang ada pada diriku makanya ayah memberi nama Narendra "jelas Rendra"Mulai sekarang kamu yang pakai kalung ini".
"Biar aku simpan saja aku takut hilang".
"Ayo kita pulang udaranya sudah sangat dingin kamu juga udah kedinginan".
Shanum hanya mengangguk.