NovelToon NovelToon
Menikahi Duda Tampan

Menikahi Duda Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Selingkuh / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: safea

Mungkin ada banyak sekali gadis seusianya yang sudah menikah, begitulah yang ada dibenak Rumi saat ini. Apalagi adiknya terus saja bertanya kapan gerangan ia akan dilamar oleh sang kekasih yang sudah menjalin hubungan bersama dengan dirinya selama lima tahun lamanya.

Namun ternyata, bukan pernikahan yang Rumi dapatkan melainkan sebuah pengkhianatan yang membuatnya semakin terpuruk dan terus meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan. Di masa patah hatinya ini, sang Ibu malah ingin menjodohkannya dengan seorang pria yang ternyata adalah anak dari salah satu temannya.

Tristan, pewaris tunggal yang harus menyandang status sebagai seorang duda diusianya yang terbilang masih duda. Dialah orang yang dipilihkan langsung oleh Ibunya Rumi. Lantas bagaimana? Apakah Rumi akan menerimanya atau malah memberontak dan menolak perjodohan tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14

Biasanya Rumi akan lebih memilih menghabiskan akhir pekannya untuk tinggal di rumah dan melakukan beberapa kegiatan favoritenya, contohnya seperti menonton drama Korea atau mencoba resep baru yang ia temukan di aplikasi TikTok dan Youtube.

Namun untuk akhir pekan kali ini Rumi memilih keluar. Bukan tanpa alasan memang, keputusan ini ia buat setelah kedua teman baiknya mengajak untuk bertemu di salah satu pusat perbelanjaan.

Rumi juga tak memiliki alasan sama sekali untuk menolak ajakan itu karena selama ini pun mereka sudah jarang sekali bertemu. Kedua teman baik Rumi sudah menikah dan sudah memiliki anak juga sehingga mereka tak memiliki waktu sebebas Rumi saat ini.

"Mau aku anterin nggak Mba?" Kehadiran Rafka yang sepertinya sengaja menyembulkan kepalanya di sela pintu kamar tentu saja membuat Rumi terkejut bukan main sampai ia hampir melempar botol parfumenya sendiri.

"Adek kebiasaannya jelek banget, siapa sih yang ngajarin kaya gitu tuh?" Rafka sepatutnya bersyukur karena Rumi hanya melemparkan karet rambutnya dan bukan melempar botol parfume yang sedang kakaknya pegang.

"Maafin, soalnya kalo aku ketuk Mba suka nggak denger sih. Yaudah aku masuk aja deh mumpung pintunya nggak dikunci juga." Jangan tanya sekesal apa Rumi sekarang, tapi gadis itu masih berusaha menahannya dengan cara mengatur pernapasannya sendiri.

"Ini weekend, kamu nggak pergi pacaran sama Aksha?" Raut wajah Rafka langsung berubah saat mendapatkan pertanyaan seperti itu.

Rasanya tidak ada yang salah dari pertanyaan Rumi barusan, tapi kenapa Rafka terlihat sedih sekarang? Jangan bilang kalau adiknya ini juga baru saja putus dari pacarnya yang amat sangat ia cintai itu?

"Adek putus juga kah sama Aksha?" Kalau tadi Rafka nampak begitu sedih, tapi sekarang pemuda itu malah membelalakkan kedua matanya dengan sangat lebar.

"Heh mana ada. Masih pacaran kita tuh, Mba jangan sembarang ah kalo ngomong." Ya kalau mereka masih berpacaran, lantas kenapa Rafka harus memasang tampang sedih seperti tadi dan membuat Rumi jadi membuat praduga yang tidak seharusnya?

"Bukan salah Mba lah, kamu itu yang pasang tampang jelek makanya Mba bisa mikir kaya gitu." Cih, jelek katanya. Jelas-jelas Rafka sangatlah tampan sampai-sampai ia memiliki banyak sekali penggemar semasa sekolah dulu.

"Aku loh cuma lagi sedih karena nggak bisa pacaran sama Aksha hari ini, soalnya dia ada acara keluarga." Ah, begitu rupanya. Pantas saja siang begini adiknya masih betah mendekam di rumah dan malah menawari untuk mengantarnya.

"Lebay banget ih adek, kaya anak SD yang baru pacaran aja." Kakaknya ini tidak tahu saja kalau Rafka itu lemah sekali hatinya kalau sudah menyangkut orang yang paling dicinta.

"Udah lah nggak usah ledekin aku. Jadi gimana ini, mau nggak aku anter sampe ke mallnya?" Rumi terdiam sejenak karena ia sedang menimang, haruskah menerima tawaran yang cukup menggiurkan ini?

Kalau dia pergi bersama dengan Rafka, dia bisa jadi lebih hemat karena hari ini Rumi memang tidak berencana untuk menggunakan motor di saat cuaca panas begini.

"Diem berarti iya, kalo gitu aku tunggu di bawah ya Mba." Dasar adik durhaka! Padahal Rumi belum memberikan jawaban sama sekali, tapi ia sudah membuat keputusan begitu saja.

Baiklah, Rumi akan membiarkan Rafka mengantarkannya hari ini karena ia pun merasa kasihan sebenarnya. Bisa jadi adiknya itu sedang membutuhkan hiburan agar tidak terlalu galau.

"Ayah, Bunda, Mba berangkat main dulu ya. Enggak akan pulang malam kok, tapi kalo semisalnya Mba pulangnya malam pasti dikabarin." Belum lengkap rasanya kalau Rumi belum berpamitan pada kedua orang tuanya sebelum pergi kemana pun yang ia mau.

"Iya, hati-hati ya Mba." Kepala Rumi mengangguk sebanyak dua kali sebelum akhirnya ia benar-benar keluar dan menemukan Rafka yang sudah duduk dengan santai di dalam mobil sana.

"Kalo nggak kamu ikut ajalah main sama Mba, biar nggak bosen di rumah." Kedua mata Rafka sempat berbinar, namun tak lama begitu ia sadar kalau kini dirinya sudah dewasa.

"Malu kali Mba, aku udah gede kaya gini masah masih ngintilin Mba pas mau main." Kekahan renyah keluar dari mulut Rumi tanpa aba-aba sama sekali, ia tidak menyangka kalau adiknya akan berucap seperti itu.

"Padahal gapapa loh, temen-temennya Mba juga kan udah pada kenal sama kamu." Bukan kenal lagi, malah mereka juga sudah menganggap Rafka sebagai adik kecil yang menggemaskan.

"Enggak ah, nanti aja kapan-kapan kita jalan bertiga sama Aksha. Soalnya dia bilang kangen, pengen jalan-jalan sama Mba Rumi." Iya juga, sudah berapa lama ya ia tidak bertemu dengan kekasih adiknya itu.

"Minggu depan deh, atau kapan aja Aksha bisa." Itu adalah kalimat penutup obrolan mereka karena sekarang Rumi sudah harus turun.

Mobil yang mereka tumpangi telah memasuki area parkiran mall. Padahal Rafka tidak perlu melakukannya sama sekali karena Rumi pun bisa masuk dari pintu utama di depan sana.

"Nanti kalo mau pulang kasih tau ke aku ya biar dijemput." Rumi hanya menjawab permintaan itu dengan acungan ibu jari tanpa mengatakan apapun, lalu ia berlalu begitu saja.

Yang harus Rumi lakukan sekarang adalah membuka ponselnya terlebih dahulu untuk mengetahui kira-kira dimana kedua sahabatnya sedang menunggu.

"Di depan toko boneka?" Tak menunggu lama, Rumi lantas kembali melangkahkan kakinya untuk semakin masuk ke dalam mall yang sudah mulai dipadati oleh pengunjung.

Kedua matanya tidak tinggal diam sama sekali, ia mencari dengan teliti ke segala penjuru arah. Jangan sampai kelewatan karena Rumi sendiri yang akan kerepotan nanti.

"Ruru!" Mendengar namanya dipanggil dengan panggilan yang khas itu membuat kepala Rumi langsung menoleh sehingga ia menemukan dua orang sahabatnya di sana.

"Kebiasaannya nggak hilang-hilang nih anak, heran banget." Rumi menemukan kedua temannya yang sedang tergelak di sana kala dirinya semakin mendekat. Entah apa yang lucu menurut mereka.

"Umur udah mau kepala tiga padahal, tapi masih aja planga plongo kalo dilepas sendirian di tempat yang rame. Lucu banget lo Ruru." Siapa sangka Rumi akan tetap mendapatkan cubitan pelan di kedua pipinya seperti sekarang ini meskipun usianya sudah memasuki angka dua tujuh?

"Ah udahlah, ayo jalan. Kebetulan gue juga mau beli sesuatu di atas." Lebih baik sekarang Rumi segera membawa kedua temannya ini sebelum kegemasan mereka terhadap Rumi semakin membesar.

Satu jam sudah berlalu dan kini para wanita muda itu memilih untuk melipir sebentar ke restoran cepat saji yang ada di sana. Untuk apalagi kalau bukan mengisi bahan bakar.

"Minggu depan ketemu lagi ayo, tapi kudu bawa laki ye." Ide yang barusan saja Tika keluarkan diterima begitu saja oleh Shanti dengan anggukan kepala yang terlampau antusias.

"Gas lah, pas SMA kan kita nggak bisa yak kaya gini." Setelah menenggak minumannya dengan rakus, barulah Shanti mengeluarkan suaranya dengan penuh semangat.

"Yaudah boleh, lo berdua aja tapi yang bawa laki ya." Atas apa yang ia katakan barusan, tentu saja Rumi langsung mendapatkan tatapan bertanya-tanya dari dua orang lainnya.

"Lah kenapa? Laki lo sibuk banget kah sampe nggak bisa diajak jalan pas weekend begini?" Iya benar, Digo sedang sibuk bersama dengan wanita lain.

"Gue udah putus, jadi nggak punya laki lagi sekarang. Single gue tuh." Pengkuan itu Rumi lakukan dengan begitu santai, terlampau santai sampai ia tidak peduli respon seperti apa yang akan diberikan oleh teman-temannya.

"HAH?!" Sumpah mati rasanya Rumi malu sekali saat mendengar Shinta dan juga Tika yang nyaris berteriak dan menarik perhatian pelanggan lainnya di sini.

"Lah kenapa woy? Bukannya lo bilang si Digo lagi ngumpulin duit buat modal nikah?" Yah mari kita bahas semuanya di sini supaya kedua sahabatnya ini tidak kebingungan lagi.

"Selingkuh dia makanya gue putusin." Sepertinya jawaban yang Rumi berikan terlalu mengejutkan sampai membuat dua wanit lainnya membelalak dengan lebar.

"Yang bener aja Ru? Digo yang katanya cinta mati parah sama lo itu ternyata selingkuh." Tanpa merasa ragu atau berpikir dua kali, Rumi menganggukkan kepalanya sembari menghabiskan makanannya.

Baik Tika maupun Shinta, kedua sahabat baik Rumi itu sangat mengetahui dengan jelas bagaimana Digo selama ini. Pria itu kerap sekali meminta bantuan pada mereka berdua saat mereka sedang terlibat cekcok kecil.

Dimata keduanya, Digo itu adalah sosok yang sangat baik dan bucin. Tapi mereka tidak tahu kalau orang bucin kronis seperti itu juga masih bisa berselingkuh. Oh, Rumi yang sangat malang.

1
Esther Alviah Ekawati Ndoen
mulai ada ulat bulu
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Semoga Rumi berjodoh dengan sang duda, pak Tristan yang gentle dan murah senyum, tapi hanya saat dekat dgn Rumi, apalagi Joyie juga udh lengket dgn Miss Rumi.
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
Hai ka gabung yu di Bcm
kalau Kaka bersedia follow me ya ..
maka Kaka BS mendapat undangan dari kami. Terima kasih
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Yah gk papa Rafka, si duda lagi pdkt dengan mbk kamu, kalau mereka berjodoh kan gk masalah, apalagi Tristan laki2 baik yang sangat sayang pada anak nya.
Sylvia Rosyta
Aku mampir kak, ceritanya bagus jadi nggak sabar nunggu kelanjutannya.Salam dari penulis novel Pengantin Cantik Pilihan Tuan Ibrahim 😊
Lucky One
menarik🤩🤩
Misaki Nakahara
cerita ini menakjubkan! Aku merasa seolah-olah aku juga menjadi tokoh utamanya.
lyPoppy
Ceritanya mengaduk-aduk perasaanku, jempol di atas👍
Sol Ronconi
Setiap chapter bikin penasaran terus, authornya jago banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!