When I Married With You

Dengan gugup ihsan mondar mandir di depan kamar mandi. Menunggu istrinya yang tak kunjung keluar, alana tengah memeriksa apakah dirinya hamil atau tidak.

Tak bisa ihsan pungkiri jika kini dirinya gugup setengah mati. Kalau benar alana hamil, itu artinya dia akan jadi seorang ayah di usianya yang masih muda.

Meskipun alana menggunakan kb, bukan berarti benihnya tidak akan tumbuh. Apalagi dia selalu menaburkan nya di dalam ketika main.

Ceklek!

Ihsan mendongak, menatap alana yang berjalan melewatinya dan duduk di pinggir ranjang. “Gimana hasilnya?” Tanya nya dengan tak sabaran.

Terlihat alana menghela napas sebelum menyodorkan testpack padanya. Segera ihsan mengambilnya, melihat hasil yang tertera di sana.

Hanya garis satu, itu artinya alana tidak sedang hamil saat ini. “Aku gak hamil” Ujar alana lalu berbaring. Menelungkup kan wajahnya di sana dan memejamkan matanya.

Ihsan ikut naik, dia segera memeluk alana dari belakang. “Lo kecewa? Lo pengen cepet punya anak?” Dia bertanya sembari berbisik di telinga istrinya. Kepala mereka menempel dengan ihsan yang memeluk pinggang Alana.

Alana menggeleng dalam pejamannya, meraih bantal dan dia bersiap untuk tidur. Tak kecewa, hanya saja dia merasa seperti sedih dengan hasilnya.

Ihsan malah ikut ketiduran sembari memeluk istrinya, sampai sore tiba alana bangun lebih dahulu. Dia menunduk, melihat suaminya yang tertidur dengan kepala di dadanya.

Bergerak dengan hati hati, alana melepaskan lilitan tangan cowok itu. Dia bangkit dan duduk di sisi ranjang, melihat jam dinding yag menunjukkan pukul setengah tiga sore.

Alana membasuh wajahnya lalu turun untuk segera menyiapkan makanan. Mereka melupakan makan siang karena tertidur pulas sampai hampir sore.

Meski bingung mau masak apa, alana memutuskan untuk membuat makanan yang simple. Yaitu ayam goreng ketumbar dan sayur asem. Dia mulai menyiapkan bahan bahan, menghaluskan bumbu dan mulai menggoreng ayam.

Selagi menunggu ayam matang, bawang merah dan putih dia cincang. Lalu di masukkan goreng dengan minyak sedikit dan masukkan air. Bahan bahan sayur asem dia masukkan, begitu setengah matang alana memasukkan bumbu penyedap.

Tangannya beralih mengangkat ayam goreng yang sudah matang itu, lalu dia tiriskan sampai minyaknya berkurang. Sayur asem yang sudah matang dia masukkan ke dalam mangkuk.

Alana tak memasak nasi karena tadi pagi sudah dan belum tersentuh karena mereka makan di luar. Alana meletakkan masakkannya di meja serta nasi.

Untungnya dia tak perlu memanggil ihsan, karena cowok itu sudah lebih dulu turun dengan sarung dan rambutnya yang basah.

“Wangi, masak apa?” Ihsan datang dan merangkul alana.

“Ayam goreng ketumbar sama sayur asem” jawab alana.

“Ayo makan bersama” Ajak ihsan.

Alana mengangguk, mereka makan bersama dengan hidmat. Ihsan mengakui masakan alana memang enak, istrinya pintar dalam memasak.

“Nanti kalau kita udah mau punya anak, kita pindah” ujar ihsan tiba tiba.

Alana yang tengah mengunyah makanannya seketika berhenti, dia menatap suaminya dengan bingung dan tak percaya.

“A-apa?” Alana kaget.

Ihsan mengangguk. “Nanti kalau kita udah mau punya anak kita pindah. Gue udah lihat lihat harga rumah di dekat kebun kota lumayan murah, bisa gue cicil dari sekarang” Ujar cowok itu. Pembicaraan nya mulai serius, karena dari awal dia tak menganggap pernikahan ini hanya di atas kertas.

“Um” Meski bingung alana mengangguk.

“Gue yakin bunda udah kasih tahu lo soal pekerjaan gue. Gue udah hampir dua tahun jadi potografer karena hobi, dan hasil nya gue masukkin ke atm.” Ucap cowok itu.

“Awalnya gue mau pake buat gue kuliah dan gue tabung buat bikin studio. Tapi karena kita udah nikah, gue mulai cicil rumah aja sekalian buat modal usaha” lanjutnya.

Dia bercerita panjang lebar, seolah masa depannya sudah di tata dan di siapkan secara sempurna. Alana sampai terkejut, cowok itu bisa bersikap serius sampai memikirkan masa depan mereka.

“Terus avira gimana? Kamu gak ada niat serius sama dia?” Alana penasaran dengan jawaban cowok itu, dia tak bisa menahan untuk tidak bertanya.

…