Revenge : Istri Nakal Tuan Keyvan

Di jam istirahat, diam-diam Nayya pergi tanpa sepengetahuan Keyvan. Dia buru-buru menyetop taksi dan mengatakan alamat tujuannya.

Selama diperjalanan, dia menggenggam erat tasnya dan menghela nafas berulang kali, mencoba mengumpulkan keberaniannya.

Baru, setelah beberapa menit, taksi yang ia tumpangi berhenti di depan rumah seseorang. Siapa lagi jika bukan rumah Jerry.

Nayya turun dari taksi dan bergegas masuk. Dia di buru waktu karena takut Keyvan akan curiga.

Tok Tok Tok

Berkali-kali Nayya mengetuk pintu, namun Jerry tidak kunjung membukanya. "Ck, kemana dia sebenarnya?" gumam Nayya. Waktunya tidak lama, tapi Jerry justru tidak bisa di temui. Akhirnya mau tidak mau ia menghubungi Jerry untuk mengetahui keberadaan pria itu.

"Om dimana?" tanya Nayya setelah sambungan teleponnya di angkat oleh Jerry.

"Aku sedang pergi, ada apa memangnya?" tanya Jerry.

Nayya terdiam sejenak. Dia seolah sedang memikirkan sesuatu dan akhirnya berkata, "aku ada di depan rumah sekarang. Ada barang milikku yang ingin aku ambil."

"O, ya sudah, kau masuk saja."

"Baik." Nayya mematikan sambungan telepon tersebut dan mengambil kunci duplikat miliknya. Dia tersenyum senang dan segera masuk ke rumah tersebut.

Rumah ini adalah tempat tinggalnya setelah ayahnya meninggal. Dan setelah ia beranjak dewasa, ia memilih untuk tinggal di apartemen dan semua biaya hidupnya di tanggung oleh Jerry.

Awalnya ia merasa berhutang budi pada pria itu, tapi sekarang setelah tahu yang sebenarnya, ia mulai muak karena hanya dijadikan alat untuk balas dendam oleh pria itu.

Untuk itu, hari ini juga ia akan memutuskan hubungan dengan pria itu. Dia berencana mengembalikan semua biaya yang sudah pria itu keluarkan untuknya dengan cara bekerja di perusahaan Keyvan.

Tidak mungkin Keyvan tidak memberinya gaji, bukan? Walaupun status nya sebagai istri Keyvan, tapi di perusahaan dia adalah asisten Keyvan. Itu artinya ia juga berhak mendapatkan gaji. Lalu, ia akan menggunakan uang itu untuk mengganti seluruh biaya yang Jerry keluarkan untuknya.

Lalu, untuk apa Nayya masuk ke rumah Jerry di saat pria itu tidak di rumah?

Jawabannya adalah, ia ingin mengembalikan obat yang Jerry berikan padanya.

Ya, mengingat racun yang Jerry tanamkan di pikirannya membuatnya hampir saja membunuh orang yang tidak bersalah. Tidak hanya itu, ia merasa sangat berdosa karena memendam dendam selama bertahun-tahun pada orang yang baik padanya. Dan sekarang, ia akan melakukan apa yang harusnya ia lakukan.

Diam-diam Nayya masuk ke kamar Jerry dan mencari botol obat milik pria itu.

"Dimana dia menyimpannya?" gumam Nayya yang membuka satu persatu laci yang ada di sana. Tidak hanya itu, dia juga mencarinya di dalam lemari. Namun nihil, ia tidak menemukannya.

"Aku yakin dia selalu mengkonsumsi obatnya. Tapi kenapa tidak ada?" Nayya kembali mencarinya. Kali ini ia juga mencari di ruang kerjanya.

"Ini dia," ucap Nayya senang saat menemukan botol obat milik Jerry yang di simpan di laci meja kerjanya. "Aku harus cepat sebelum om Jerry pulang." Nayya membuka tutup botol tersebut dan menumpahkan isinya di meja, lalu ia mengganti isinya dengan obat yang Jerry berikan padanya. Setelah selesai, ia menyimpan obat tersebut di laci dan memasukkan obat yang ia tumpahkan ke botol obat yang ia bawa.

"Maafkan aku, Om karena aku melakukan ini. Tapi aku sudah lelah karena kau jadikan alat untuk balas dendam. Jika mencari siapa yang salah, maka Keluarga Prakasa lah yang bersalah karena sudah menelantarkan ibuku. Dan kau juga salah satu keluarga Prakasa. Jadi sekarang, aku tidak akan salah sasaran untuk balas dendam," seringai Nayya.

Dia buru-buru memasukkan obat tersebut kedalam tas nya dan bergegas keluar dari ruang kerja Jerry. Namun tiba-tiba ...

"Apa yang kau lakukan di ruangan ku?"

Deg

Tubuh Nayya menegang, melihat Jerry yang berdiri di depannya. "O-om, ka-kau sudah pulang?" tanyanya terbata.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku, Nayya. Apa yang kau lakukan di ruangan ku?" tanya Jerry dengan rasa curiga.

"A-aku ... " Nayya menggigit bibir bawahnya, gugup karena tidak tahu harus menjawab apa. "Ayo pikirkan sesuatu, Nayya?" batinnya bermonolog.

Jerry mendekat dan berdiri tepat didepan Nayya. "Kau membuatku curiga, Nayya. Kau tidak ... "

"A-apa yang kau katakan, Om? A-aku datang kemari karena ingin mengambil sesuatu." Nayya merogoh tas nya dan memperlihatkan sebuah flashdisk pada Jerry.

"Tiba-tiba aku merindukan orang tuaku dan aku menyimpan semua foto mereka di dalam flashdisk ini. Dan aku masuk ke ruangan mu karena aku meminjam laptop mu untuk melihat mereka karena belum tentu saat aku kembali ke rumah itu, aku bisa melihat mereka," seru Nayya

Jerry tidak percaya. Dia merebut flashdisk tersebut dan melihatnya.

"Gawat!" batin Nayya

"Aku akan mengeceknya," seru Jerry yang membuat tubuh Nayya menegang.

"A-apa?"

"Kenapa? Apa tidak boleh?" tanya Jerry

"Te-tentu saja boleh." Nayya mengumpat dalam hati saat melihat Jerry membawa Flashdisk itu ke ruangannya. Tapi sepertinya Dewi Fortuna berpihak padanya karena tiba-tiba ponselnya berdering yang membuat Jerry menghentikan langkahnya.

"Siapa yang menelepon?" tanya Jerry.

"Keyvan. Aku tadi pergi diam-diam, sekarang pasti dia mencari ku." Nayya memasukkan ponselnya kedalam tas dan mengambil kembali flashdisk tersebut dari Jerry. "Maaf om, aku harus segera kembali, jika tidak Keyvan akan curiga."

"Baiklah, berhati-hatilah," seru Jerry yang di jawab anggukan oleh Nayya.

Wanita itu berbalik dan menghela nafas lega, bersamaan dengan ponselnya yang kembali berdering.

"Halo, maaf, aku keluar sebentar untuk mencari makan. Ini sebentar lagi aku akan kembali." Nayya menjawab sambungan telepon tersebut sambil berlalu, keluar dari rumah itu, sedangkan Jerry terus menatap punggung Nayya yang menghilang di balik pintu.

"Kau membuat ku curiga, Nayya. Tapi semoga kau tidak mengkhianatiku. Karena jika sampai itu terjadi, maka aku akan melakukan hal yang tidak akan pernah kau duga," seru Jerry.