entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. menemukan mereka
"Maafkan Aku. kalian lanjutkan saja."ucap nyonya Tamara sambil terbata-bata. selain ia merasa bersalah karena sudah menerobos tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Ia juga merasa takut melihat tatapan tajam Alexander kepadanya. akhirnya nyonya Tamara memutuskan untuk keluar dari ruangan itu terlebih dahulu.
"maaf atas ketidaknyamanan ini. itu adalah mama saya, Iya biasa melakukan hal ini untuk mengejutkan anaknya."ucap Alexander berbohong sambil menahan rasa malu akibat kelakuan dari menyata marah.
"Oh tidak apa Tuan Alexander. kami juga pernah mengalami hal seperti ini. di mana seorang ibu selalu agresif untuk bertemu dengan anaknya. apalagi ada kabar penting yang ingin Ia sampaikan yang membuat Ia senang dan gembira. maka ia akan seenaknya menyelonong masuk ke dalam ruangan kita."ucap salah satu klien Alexander yang sukses mengundang gelap tawa di sana.
"Iya Tuan Alex tidak apa.! sebaiknya kita lanjutkan lagi meetingnya."ucap salah seorang lagi.
Mereka pun kembali fokus dan melanjutkan pembahasan demi pembahasan mengenai kerjasama mereka. cukup lama mereka membahas dan berbagai ragam ide dan masukan serta bantahan dari sana. akhirnya mereka langsung menemukan titik temu kerja sama itu. setelah mereka rasa pembahasan itu sudah mendapatkan jalan, akhirnya mereka menyudahi pertemuan itu.
setelah itu beberapa klien pun pamit untuk meninggalkan kantor Alexander.
"Baiklah kalau begitu Tuan Alexander. semoga kerjasama kita ini berjalan dengan lancar tanpa kekurangan suatu apapun."ucap salah satu dari mereka sambil berjabat tangan dengan Alexander Begitu juga dengan yang lainnya.
Setelah itu mereka langsung meninggalkan ruangan Alexander diantar oleh asistennya sampai ke lobi gedung mewah itu.
setelah very mengantarkan orang-orang besar itu, Ferry pun kembali ke ruangan sang atasan untuk mengambil beberapa berkas yang akan ia revisi nanti. setelah ia sampai di ruangan Alexander Ferry melihat atasannya kembali melamun dan hanyut dalam pikirannya. Iya mengetuk beberapa kali namun sama sekali tidak ada respon dari Alexander dan akhirnya Ferry memutuskan menerobos masuk ke dalam.
"maaf tuan, saya ingin mengambil beberapa proposal untuk direvisi."ucap Ferry langsung membuyarkan Lamunan Alexander kala itu.
" hmmm..." feri pun langsung berjalan menghampiri meja yang dipenuhi dengan tumpukan berkas-berkas yang akan ia revisi nanti. namun tiba-tiba Alexander kembali membuka suaranya.
"Ferry, bagaimana pencarianmu selama ini. apakah masih belum ketemu juga. ini sudah 6 bulan 10 hari, Apa kamu masih belum bisa menemukan tanda-tanda keberadaan mereka."ucap Alexander dengan cerewetnya.
Ferry pun menarik nafasnya dalam sepertinya ia akan mengatakannya langsung kepada tuannya. agar tidak diteror terus menerus olehnya. Iya pun langsung mengeluarkan hp-nya dan mengirimkan semua laporan kepada Alexander.
"maaf tuan, aku lupa mengatakannya. sekarang semua berkas mengenai keberadaan nyonya dan kedua tuan muda cilik sudah saya kirimkan di nomor tuan."ucap Ferry.
(tidak apalah. biarkan tuan berjuang. aku yakin, nyonya pasti tidak akan semudah itu luluh dengan nya. ) batin nya.
mendengar hal itu Alexander pun langsung memeriksa gawainya. Iya mengamati satu persatu laporan yang dikirimkan oleh feri kepadanya. tiba-tiba bibirnya menunggingkan senyum tatkala Ia mendapatkan laporan bahwa Anastasia sedang mengandung dan usia kandungannya sudah 8 bulan.
Alexander memperhitungkan hal itu dan benar saja, ia yakin bahwa anak yang dikandung oleh Anastasia adalah miliknya. setelah membaca semua laporan itu Alexander langsung mengambil kunci mobil dan keluar dengan terburu-buru.
"feri tolong handle semuanya. aku akan pergi menemui istri dan anak-anakku."ucap Alexander sambil berlari meninggalkan ruangan itu. sementara Ferry menggelengkan kepalanya melihat kelakuan tuannya itu.
"hah.. sebegitu senangnya kah kamu tuan mendapat kabar keberadaan mereka. mudah-mudahan saja nyonya Anastasia mau ikut denganmu dan mudah-mudahan saja semuanya tidak dipersulit."ucap Ferry sambil mengemas laporan itu dan membawanya ke ruangannya.
***
Alexander pun melajukan mobilnya dengan pelan menuju alamat itu. tak henti-hentinya bibirnya mengukir senyum yang manis memikirkan istri dan kedua anaknya.
"tunggu aku. kita akan segera bertemu."ucap Alexander lagi sambil menambah kecepatannya. dengan penuh tidak sabaran Alexander akhirnya sampai di sebuah perumahan yang padat penduduk dan langsung menuju alamat yang tertera di sana.
tak lama Ia pun sampai, Iya sejenak memandangi rumah kecil itu. walaupun ia merasa senang namun dalam hatinya masih terbersit rasa bersalah terhadap istri dan kedua anaknya. Iya juga menjadi ragu Apakah Anastasia dan kedua anaknya mau ikut kembali.
"huft Kenapa aku menjadi gugup seperti ini..."ucap Alexander. Iya berusaha menormalkan detak jantungnya yang berdetak sangat kencang dan tidak normal. berkali-kali ia menarik nafas dan menghembuskannya secara pelan. setelah ia merasa cukup, dia pun menekan bel yang ada di luar pagar itu.
ting tong ting tong.. suara bel dipencet dari luar gerbang. Anastasia yang berada di dalam rumah sambil menemani kedua buah hatinya itu menjadi terkejut mendengar bel itu. kemudian terdengar lagi suara bel Yang saling bersahutan.
"aduh siapa sih yang membunyikan bel seperti itu."ucap Anastasia. Ia pun langsung keluar untuk memeriksa Siapa yang sudah iseng dan bunyikan bel berkali-kali.
"Iyan sama zio tunggu di sini ya bunda ingin keluar memastikan Siapa yang menekan-nekan bel seperti itu."ucap Anastasia kepada aryano dan alzio. Anastasia pun bergegas keluar.
ceklek.... Anastasia membuka pintu gerbang itu. dan tampaklah sosok yang berdiri tegak sambil membelakanginya.
"Maaf anda sedang mencari siapa?"tanya Anastasia.
deg... jantung Alexander berdetak saat mendengar suara lembut yang dirindukannya selama ini. Iya pelan-pelan membalikkan badannya dan menghadap kepada Anastasia. melihat hal itu Anastasia sedikit terkejut namun ia kembali menormalkan kembali keterkejutannya.
sesaat suasana menjadi hening. tak ada satu orang pun yang memulai pembicaraan, mereka tenggelam dalam pemikiran masing-masing. Alexander langsung meneliti tubuh sang istri dari atas sampai bawah. kemudian berhenti di perutnya. lalu ia memasang senyum masam.
"Kenapa kamu pergi meninggalkanku dan membawa serta anak-anak ?. Kenapa kamu juga tidak mengatakan bahwa kamu sedang hamil. dan mengapa kamu pergi begitu saja.?"tanya Alexander ke pada Anastasia dengan mata yang mulai berkaca-kaca. melihat Alexander seperti itu Anastasia tersenyum miring. Iya berkata dalam hati apa-apaan sih Alexander ini..!!
"Apa maksud kamu bertanya seperti itu kepadaku?. Kenapa juga kamu harus menanyakan Kami pergi darimu ?, Kenapa juga kamu menginginkan aku mengatakan bahwa aku sedang hamil anakmu.? Tak sadarkah kamu. semua pertanyaanmu itu hanya kamu yang bisa menjawab."ucap Anastasia sedikit emosi namun tiba-tiba ia kembali menormalkan ekspresinya karena ia sedang hamil, Jadi ia harus bisa mengendalikan emosinya mengingat ibu hamil itu rentan sekali dengan air mata.
"Aku tahu aku salah. Karena itulah aku datang mencari kalian dan membawa kalian pulang kembali ke rumah. tahukah kamu, Aku sudah enam bulan lebih mencari kalian seperti orang gila."ucap Alexander pelan menekan perasaannya. Anastasia pun memicingkan matanya.
"kamu sungguh tidak masuk akal. seharusnya kamu senang karena kami sudah pergi dari kehidupan kamu. kalau saja kamu hanya membenciku, mungkin aku masih bisa bertahan, namun kamu tak hanya membenciku kamu juga membenci kedua anakku. coba kamu katakan, apa alasan kami untuk tetap berada di samping kamu. sementara kami sama sekali tidak kamu anggap keberadaannya."ucap Anastasia lagi matanya mulai mengeluarkan air mata.
(dasar, Kenapa Ibu hamil itu sangat sensitif. padahal aku tidak ingin menangis. Tapi tetap saja air mata ini keluar begitu deras.) batinnya sambil menikah air matanya itu. Alexander pun berjalan maju satu langkah reflek Anastasia langsung mundur satu langkah.
"Anas, pulanglah bersamaku. aku janji aku akan memperbaiki kesalahanku. Tak tahukah kamu Aku sangat menyesal dengan keegoisanku selama ini."ucap Alexander kepada Anastasia sambil berusaha untuk menggapai tangan Anastasia.
"Apa yang kamu lakukan.? sebaiknya berhentilah untuk membohongi kami.!! karena sampai kapanpun aku tidak akan Sudi kembali kepadamu lagi.!! dan ya, semua anak-anakku sudah kamu bayar, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun karena itu sudah tidak menjadi tanggung jawab kamu."ucap Anastasia lagi kembali membuat hati Alexander ditusuk oleh belati tajam sampai hatinya berdarah-darah.
"maafkan Aku. aku mohon kembalilah dan bawalah anak-anak bersamamu. aku janji akan menyayangi mereka selayaknya ayah dan anak."ucap Alexander lagi dengan suara lirihnya.
"tidak bisa. Aku akan segera mengurus surat perceraian kita. mengingat saat ini aku sedang mengandung, jadi aku mengundur pengurusan itu. tapi kamu tenang saja. aku sama sekali tidak akan meminta harta apapun karena memang kami tidak berarti apapun dalam kehidupan kamu. sekarang juga pergilah dari sini dan jangan datang lagi tunggu saja surat pengadilan itu datang."ucap Anastasia mendorong pelan tubuh Alexander sebelum menutup pintu gerbang rumahnya.
untuk saat ini Alexander memilih untuk mengalah. setidaknya ia sudah tahu di mana keberadaan istri dan anak-anaknya dan bagaimana keadaan mereka.
Anastasia langsung meninggalkan tempat tersebut sambil berlinang air mata, sementara Alexander tetap setia berada di depan pintu gerbang itu sambil menundukkan kepalanya dengan air mata yang membanjiri pipinya.
sesaat punggung pria dan gagah perkasa itu pun bergetar akibat menangis mengeluarkan isi hatinya dan menyesali perbuatannya. namun tak berlangsung lama ia kembali menormalkan kembali emosinya.
*** bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚