BADANMU ITU KAYAK GAPURA DESA!
Itulah kalimat yang sering di dengar Berryl, seorang wanita karir bertubuh gemuk yang selalu berpenampilan sederhana dan nerd.
Ia selalu tak beruntung dalam kehidupan sosialnya. Wanita itu acap kali mengalami pembullyan dan pengkhianatan.
Dihina, direndahkan dalam lingkungan kerja, bahkan difitnah oleh orang yang ia percaya. Parahnya, keluarga sang suami ikut memperlakukan nya dengan semena-mena.
Pada akhirnya, Berryl berusaha bangkit, ia bertekad akan membalas semua perlakuan buruk yang ia dapat.
Akankah Berryl berhasil membalas mereka semua?
Hallo Readers, saya ingin menginfokan bahwa novel PEMBALASAN ISTRI GENDUT merupakan novel yang pernah saya rilis di akun saya yang lain dengan nama pena Zindvl. Novel ini sudah saya hapus di akun lama dan saya rilis kembali di akun baru saya dengan nama pena Dae_Hwa yang memiliki makna mutiara yang berkilau. Saya harap di akun baru ini, saya dapat berkilau bak mutiara yang indah ✨
Mohon dukungannya 👊🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PIG 9
"Di mana Berryl, Bu?" tanyaku pada Ibu saat tak menemukan Berryl di kamar.
"Loh, kok nanya Ibu sih, Nu. Mana lah ibu tau di mana si buntelan kentut itu. Bukannya dia masih di kantor? Kan biasanya juga lepas Maghrib pulangnya," jawab ibu.
"Ngantor apaan, Bu. Berryl udah pengangguran, dia di pecat gara-gara video viral nya itu. Ibu udah nonton kan yang dikirim Kanaya tadi siang?" jelas ku.
"Apa?! Di pecat? Waduh, Nu! jadi nanti siapa yang mau kasih dia makan? Ih, Ibu gak mau ya kalau harus mengeluarkan uang sedikitpun untuk gorila coklat itu!" seru Ibu yang membuat aku tertawa terbahak-bahak.
"Julukan baru ya, Bu? Gorila coklat ha ... ha ..."Aku kembali tertawa, ibuku memang selalu handal menciptakan julukan untuk istriku yang tak berguna itu.
"Haduh, kamu ini kok malah ketawa! Ini gimana jadinya?!" cicit Ibu.
"Ha ... Ha ... Ibu tenang aja, aku udah punya rencana buat dia. Jangan di pikirkan, sekarang yang perlu ibu tau ... anak ibu ini sekarang sudah naik jabatan," jawabku bangga.
"Hah? Naik jabatan? Gimana maksudnya, Nu?" tanya Ibu heran.
"Kok gimana maksudnya, ya naik jabatan. Posisi nya Berryl sudah diberikan padaku, Bu. Sembilan belas juta perbulan sudah pasti masuk kantong ku. Belum lagi ditambah uang lembur dan bonus. Huuuuw!" Aku menjerit kegirangan membayangkan gajiku bulan depan.
"Alhamdulillah, akhirnya. Nanti bagi-bagi ibu ya, Nu," jawab Ibu semangat sembari duduk di kursi goyang nya.
Aku menganggukkan kepalaku. " Pasti dong, Bu. Setiap bulan aku bakal kasih satu juta untuk ibu jajan."
"Hah? Dikit amat, Nu. Si gendut aja ngasih ibu uang jajan perbulan lima juta, Nela aja empat juta untuk jajan. Masa kamu kasih ibu sejuta doang, rugi dong," protes ibu.
Banyak juga Berryl memberi uang saku untuk Ibu dan Nela. Kok bisa ya? Uang saku Ibu dan Nela saja sudah sembilan juta, uang belanja dapur dan bulanan untuk empat orang saja sudah hampir tujuh juta. Belum lagi biaya Berryl olahraga dan ongkos pulang pergi ke kantor. Apalagi setiap bulan, pasti Berryl membeli perhiasan baru yang harganya wow. Sembilan belas juta bukannya gak cukup? Tapi dia tidak pernah meminta uang sepeserpun padaku. Dari mana uangnya? Ah, bikin bingung saja.
"Eh, ada suami artis gendut yang lagi viral nih!" ejek Nela yang baru saja keluar dari kamarnya.
Aku memutar malas bola mataku. "Kamu ngelihat Berryl gak, Nel?"
"Enggak, Mas. Emang ada apa sih?" sahut Nela.
"Iya, kamu tuh nyari si gendut mau ngapain? Tumben tumbenan," tanya Ibu.
"Aku mau mintain BPKB mobil, Bu." Aku menggaruk ujung pelipis ku.
"Buat apaan? Mau jual mobil? Bagi dua ya, Ha ha," sahut Nela usil.
"Mobilku hilang, Bu," ucapku lemas.
"Apa?! Kok bisa?!" seru kompak Ibu dan Nela.
"Aku juga gak tau, waktu cek di cctv kantor ada cowok yang masuk kedalam mobil itu dan membawanya entah kemana. Aku sudah laporkan ke kantor polisi juga, tapi di mintain BPKB pula. Makanya aku nyari Berryl, kan mobil atas nama dia, dia juga yang simpan semuanya. Harusnya dia udah di rumah, tapi ini gak ada di kamar," ujarku.
"Haduh sayang banget loh itu mobil, seumur-umur baru ini kita punya mobil yang nangkring di depan rumah. Ini malah hilang!" cicit Ibu.
"Coba lah telfon si gendut itu, Mas," saran Nela.
"Sudah, berkali-kali. Tapi gak di angkat juga," jawabku.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Aku menggantung handuk basah di belakang pintu kamar mandi. Dalam keadaan polos, aku mendekati jendela kamar. Tanganku sedikit membuka tirai jendela, mataku menelisik dalam gelapnya malam.
"Kemana si Berryl ini, gak pulang-pulang juga. Sudah jam delapan malam!" cicitku.
Saat aku ingin menutup kembali tirai jendela, aku menyadari jika jendela itu dalam kondisi tidak tertutup rapat.
"Nyaris saja memberi makan maling." Tanganku mengunci rapat jendela dan melangkah mendekati lemari pakaian. Tubuhku yang t*lanjang bulat ini nyaris membeku karena dinginnya AC.
Mataku nyaris melompat keluar saat tak melihat satupun pakaian Berryl. Seolah masih tak percaya, aku menggeledah seluruh lemari dan akhirnya membuatku menghela nafas panjang.
"Bahkan pakaian dalamnya pun tak bersisa," gumam ku.
Aku bergegas berpakaian dan menggedor kamar Ibu dan Nela.
"Ada apa sih?" tanya Nela dengan wajah ngantuk.
Ibu pun menatapku seolah menanyakan hal yang sama.
"Berryl kabur dari rumah!" jawabku setengah menjerit.
"Apa?!" seru kompak mereka berdua.
"Waduh mas, jadi ini gimana? Siapa yang mau cuci piring dan beresin rumah?" tanya Nela panik.
"Kok malah itu yang kamu pikirkan, Nel," jawabku kesal.
"Apa jangan-jangan Berryl yang mencuri mobil itu, Nu? Ah, mobilku!" Ibu memegang tengkuk nya yang kurasa mulai menegang.
"Haduh jangan pikirkan itu dulu, Bu. Ini istriku kabur loh." Aku memicingkan mataku.
"Hih! Bodo amat kalau dia sih ...! udah pengangguran juga! tinggal cari istri baru, gitu aja kok repot," cibir Ibu.
"Bener tuh, Mas. Lagian dia juga yang rugi ninggalin Mas Ibnu. Emang ada yang mau sama dia kalau udah lepas sama kamu, Mas? Gendut begitu, sudah gendut ... mandul pula....!" ejek Nela yang mengundang gelak tawa dariku dan Ibu.
Ada benarnya juga yang di katakan mereka, toh Berryl hanya aib bagiku. Jangankan menurunkan bobotnya, memberikan keturunan untukku pun dia tak mampu!
"Tapi mobil gimana nih, Bu?" Aku mencebikkan bibirku.
"Ya mau gimana? Sudah hilang juga toh, kayak pemilik aslinya. Gaji kamu kan besar, nanti bisalah kamu dan Kanaya mencicil mobil," jawab Ibu.
"Kanaya? kenapa dengan Kanaya?" Aku menaikan alisku.
"Kok kenapa? Ya Kanaya lah yang cocok jadi pengganti gentong karatan itu!" cibir Ibu.
Kanaya? Entahlah, aku tidak pernah memikirkan pernikahan dengannya. Selama ini aku hanya menikmati permainan bersamanya. Soal fisik mungkin Kanaya pemenangnya, akan tetapi tipe ideal ku adalah wanita pintar yang berkepribadian baik. Dan itu hanya ada pada sosok Berryl, Kanaya? seperempatnya pun tidak menyerupai.
Ah! Berryl, dimana gendut j*lang itu? Berani-beraninya dia meninggalkan ku. Jikalau kami harus berpisah, akulah orang yang berhak membuangnya!
*
*
*
kyknya ga ada keterangannya... 😁😁
lanjut...💪
mulai semangat bacanya..