Dibesarkan dalam sebuah organisasi rahasia, membuat dua orang gadis dan dua orang pemuda tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda.
Chu Haitang adalah seorang dokter ajaib, dia menguasai berbagai macam pengobatan modern maupun tradisional.
Bao Yunceng adalah seorang ahli penempaan senjata, dia sangat lihai dalam membuat berbagai macam benda yang mematikan.
Liu Jinhong adalah seorang ahli strategi sekaligus ahli pedang, jurus-jurusnya terlihat sangat lembut, namun mematikan.
Rong Siyue adalah seorang ahli menundukkan binatang, dia sangat pandai dalam mata-mata dan menyusup.
Keempat orang tersebut dipertemukan pada saat berusia 5 tahun, mereka hidup sebagai saudara dan saling melindungi satu sama lain. Bekerja di bawah naungan seorang tuan yang misterius sekaligus kejam, membuat mental dan pemikirannya berbeda.
Bagaimana jika keempat orang tersebut mengalami perpindahan waktu? Masih bisakah mereka menjadi saudara yang rukun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIBA DI KOTA KABUPATEN GAOSUI
Setelah mengalahkan para perampok, akhirnya kereta itu kembali melaju dengan kecepatan penuh. Kali ini mereka harus segera sampai, agar tidak menarik lebih banyak perhatian orang lain. Kereta yang awalnya dibeli untuk kenyamanan, ternyata menjadi sasaran oleh orang-orang jahat, karena berpikir bahwa pemilik gerbong itu merupakan orang yang berasal dari keluarga kaya.
Liu Jinhong mengendalikan kereta dengan mantap, sedangkan Chu Haitang telah berpindah ke gerbong kereta, dia merasa sangat lelah dan ingin beristirahat.
Setelah melewati perjalanan yang sangat panjang, akhirnya kereta sampai di kabupaten Gaosui, Liu Jinhong segera pergi untuk mencari rumah sewa. Keluarga mereka membutuhkan tempat tinggal, sebelum rumah mereka selesai dibangun.
Ada banyak sekali rumah yang akan disewakan, Liu Jinhong sengaja memilih yang paling besar, dengan alasan kenyamanan. Lagi pula dia memiliki banyak harta di ruang penyimpanannya.
Sebelum meninggalkan dunia modern, bos nya datang untuk memberikan pengumuman. Semua anggota diharuskan membeli bahan makanan dalam jumlah yang sangat banyak, mereka juga mulai menimbun perhiasan, obat-obatan, bumbu dan berbagai senjata.
Setelah datang ke dunia baru, Liu Jinhong hampir saja mati untuk yang kedua kalinya. Beruntung dia mendapatkan penyelamatan, sehingga masih memiliki kesempatan untuk hidup dan membalas dendam. Dia juga ingin segera menemukan rekan-rekannya yang lain. Jika perhitungannya tidak salah, kemungkinan besar mereka juga terlempar ke dunia yang sama dengannya.
"Aku menyewa rumah ini selama 3 bulan, cukup besar dan sangat nyaman." ucap Liu Jinhong.
Semua anggota keluarga Chu akhirnya turun dari kereta, mereka menatap rumah sewa itu dengan sangat takjub. Di masa lalu, keluarga mereka hanya bisa tinggal di gubuk yang sudah lusuh, namun kali ini mereka memiliki tempat yang layak dan nyaman.
Lao Shi menitikan air mata, wanita tua itu mau tak mau teringat kembali pada suaminya. Seandainya saja di masa lalu mereka memiliki cukup uang, mungkin pria itu tidak perlu repot-repot menjadi tentara dan masih hidup bersama dengan anggota keluarganya yang lain. Sayangnya mereka terlalu miskin, 10 tael perak adalah harga yang sangat mahal, bahkan jika mereka bekerja keras dalam 5 tahun, masih belum tentu bisa mendapatkan uang sebanyak itu.
"Nenek, jangan berdiri di luar. Anginnya tidak terlalu bagus bagi kesehatan," ucap Liu Jinhong sambil menggandeng wanita tua itu, untuk memasuki rumah sewa mereka.
"Jinhong, rumah ini terlalu mewah. Kau pasti telah mengeluarkan banyak uang untuk menyewanya," ucap Lao Shi sambil menatap wajah pemuda itu.
"Nenek, apa yang kau katakan? Bukankah sebelumnya kau telah memanggilku sebagai cucu laki-laki keduamu? Maka aku memiliki kewajiban untuk berbakti, uang ini tidak ada apa-apanya, aku masih memiliki banyak simpanan. Di masa depan, keluarga kita akan hidup berkecukupan, kau tidak perlu memikirkan berapapun pengeluaran, aku akan mengurusnya untukmu." jawab Liu Jinhong.
Lao Shi menganggukan kepala, "Maka nenek akan mengandalkanmu untuk hidup enak, sampai mati!"
Liu Jinhong tersenyum tipis, "Serahkan semuanya padaku, dewa tua telah menitipkan banyak sekali harta berharga, tidak hanya rumah, bahkan keluarga kita bisa membeli kekaisaran."
Seluruh anggota keluarga langsung melotot, mata mereka terasa panas, setelah mendengar omong kosong yang di buat oleh pemuda itu.
"Berhenti membual! Cepat bantu aku untuk menurunkan semua barang dari kereta!" ucap Chu Wentian, dia bergegas menyela, takut jika kata-kata pemuda itu terdengar di telinga orang lain.
Liu Jinhong terbengong sesaat, namun dia bergegas pergi. Semua barang segera diturunkan, mereka juga mulai menatanya dengan sangat rapi.
"Ada 4 kamar di rumah ini, kamar depan akan di gunakan olehku dan kakak laki-laki, kamar kedua untuk ayah dan ibu, kamar ketiga adalah tempat tinggal untuk nenek, sedangkan kamar yang paling belakang milik kedua adik perempuan." ucap Liu Jinhong.
"Hei kakak, ini sangat tidak adil. Bukankah seharusnya kamar yang paling depan ditempati oleh kedua saudara perempuan?" ucap Chu Yunling dengan tidak puas.
Namun Liu Jinhong segera menggelengkan kepala, "Kamar depan jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan kamar belakang, akan lebih mudah bagiku bergerak, jika ada seseorang yang berani mengintai rumah kita."
Chu Yunling akhirnya setuju, dia tidak lagi memperdebatkan keluhan yang sama. Semua anggota keluarga mulai beristirahat dengan sangat tenang.
Liu Jinhong segera keluar, dia mencari rumput untuk makanan kuda. Selain itu juga, pemuda itu pergi ke gunung untuk mengambil bambu, kuda mereka saat ini masih belum memiliki kandang, mau tak mau dia pun harus bergerak cepat.
Chu Haitang pergi menuju desa Gujia, dia menemui kepala desa untuk mendaftarkan keluarga mereka, sekaligus mencari tanah yang cukup luas untuk membangun rumah.
Niat itu segera mendapatkan persetujuan, apalagi setelah Chu Haitang memberikan kepercayaan padanya untuk mengumpulkan para pekerja. Saat ini warga desa mereka sedang menganggur, kesempatan yang diberikan oleh gadis itu tentu saja tidak boleh disia-siakan, apalagi dia akan membayar dengan harga yang cukup mahal.
Warga desa menyambutnya dengan ramah, mereka memberikan hadiah perkenalan dengan berbagai macam sayuran, buah-buahan dan juga telur. Chu Haitang sangat terharu dengan reaksi dari warga desa, sepertinya dia mulai yakin dengan apa yang dikatakan oleh Song Jingchen sebelumnya, bahwa desa itu adalah yang terbaik untuk keluarga mereka.
Setelah mengucapkan beberapa patah kata, akhirnya Chu Haitang berpamitan. Dia memberikan 50 tael perak kepada kepala desa, untuk mengurus segala macam yang dibutuhkannya.
Li Meng terlihat sangat terkejut dengan kemurahan hati Chu Haitang, namun mengingat token giok yang terpasang di pinggang gadis itu, membuat dia menjadi semakin berhati-hati. Bahkan memperingatkan seluruh warga desa agar bersikap sopan terhadap keluarga baru itu.
Sesampainya di kota kabupaten, hari sudah larut. Chu Haitang bergegas pulang, agar bisa makan malam bersama dengan seluruh anggota keluarganya. Dia juga menceritakan semua yang terjadi di Desa hari ini, dan menunjukkan seluruh hadiah yang diberikan padanya.
"Mereka benar-benar sangat baik!"
"Ya, jarang sekali warga desa bersatu, mereka bisa saling mendukung satu sama lain."
"Sepertinya keputusan kita datang ke desa Gujia benar-benar tepat, saat bertemu dengan Song Jingchen nanti, kita harus berterima kasih." ucap Lao Shi.
"Ya," semua orang menjawab dengan sangat kompak, namun Chu Wentian segera mendengus.
"Jangan lupa bahwa pemuda asing itu telah meninggalkan jepit rambut emas di keluarga kita, cepat ataupun lambat, dia pasti akan datang!" ucapnya, sedikit ketidak senangan melintas di matanya.
"Aah... Aku hampir lupa, besok nenek akan mencari mak comblang untuk menemukan gadis gemuk yang memiliki berat 200 pon. Dia pasti cocok denganmu." ucap Lao Shi sambil melirik dengan ujung matanya.
Chu Wentian tersedak, neneknya terlalu bias. Dia menginginkan seorang menantu laki-laki yang sempurna untuk adik perempuannya, namun wanita tua itu ingin menemukan seorang gadis gemuk, yang mungkin saja bisa menghabiskan 10 mangkuk nasi untuk dirinya.