Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 dokumen perjanjian
" Ihhh, Papi orang lagi mandi juga " teriak Ara menahan pintu .
" Astaga Aku pikir sudah selesai tadi " ucap Rey segera pergi menuju ruang makan .
15 menit kemudian selesai mengganti baju Ara menghampiri Rey diruang makan .
" Aku pikir Papi udah makan duluan " ucap Ara begitu sampai .
" Tidak Aku menunggu kamu " ucap Rey menatap Ara dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
" Yaudah ayo makan " ucap Ara mengisi piring nya lalu juga mengisikan piring Rey .
" Bahagia sekali seperti kamu hari ini " ucap Rey menatap Ara sambil menguyah makanan nya .
Gadis itu kalau di pandang-pandang manis juga rupanya !
" Iya Pi, hari ini nilai ujian ku bagus " kata Ara bercerita dengan antusias bahkan mengatakan apapun yang dialami disekolah hari ini .
" Jadi seminggu kedepan kamu libur karena giliran adik kelas yang ujian ?" tanya Rey yang diangguki Ara .
" Sesuai perjanjian ya Pi" pernyataan Ara dengan wajah lebih ceria lagi .
" Perjanjian apa?" tanya Rey meneguk makanan yang di kunyah nya dengan sedikit susah .
" Haaa, kok Papi lupa sih . Kan kalau libur sekolah Aku mau ikut kemanapun Papi pergi " ucap Ara dengan lesu saat Rey malah lupa .
" Iya " ucap Rey tanpa mengajukan pengecualian seperti biasa .
" Aku janji cuma ikut di kegiatan lain kalau Papi pacaran Aku nggak ikut kok " ucap Ara meyakinkan.
" Aku sudah putus dengan nya" pernyataan Rey yang membuat Ara terkejut mendengar nya , tadi memang Ara melihat ada pacar Rey yang datang tapi Karena Ara sudah terlanjur berjanji dengan dirinya bahwa tidak akan mengganggu Rey pacaran lagi makanya dia tidak mengusik Hazeera lagi.
Rey sudah terlalu baik padanya jadi Ara merasa bersalah juga telah jahat pada pacar Rey .
" Loh kok putus bukannya Papi sangat mencintai pacar Papi dan kalian akan menikah ?" tanya Ara menatap Rey dengan serius .
" Cintaku sudah pudar begitu saja saat mengetahui wanita materialistis itu hanya memanfaatkan ku saja " pernyataan Rey dengan nada sendu .
" Jadi dia materialistis Pi?" tanya Ara dengan polos yang diangguki Rey .
" Wajar Mama tidak menyukainya" jawaban realistis Ara .
" Tapi dari mana Papi tau kalau dia matre?" tanya Ara merasa ucapan Rey tidak sah tanpa adanya bukti yang logis .
Rey menceritakan semua pada Ara bagaimana kronologi kejadian malam itu hingga Rey bisa tau semuanya.
" Sabar ya Pi , kadang sesuatu yang tidak baik untuk kita memang selalu cepat di tunjukkan tuhan lewat cara tak terduga " ucap Ara mengelus tangan Rey diatas meja .
" Papi jangan sedih mungkin ada yang lebih baik dari dia dan yang paling penting Papi sudah tau sifat aslinya sebelum kalian memutuskan untuk menikah " Rey menatap dengan kagum sampai hatinya bergetar saat kata-kata itu keluar dari mulut Ara tanpa Rey prediksi.
Ternyata ada sisi lain dari gadis nakal itu yang sangat menakjubkan!.
" Aku tidak sedih hanya kecewa" ucap Rey saling tatap dengan Ara .
" Makanya kalau orang tua itu ngomong di dengerin ini malah ngelawan " ucap Ara menjitak kepala Rey tiba-tiba di tengah obrolan serius mereka .
" Ara" teriak Rey mengejar gadis sialan itu yang sudah berlari menaiki tangga.
" Sini kamu " ucap Rey mengejar sampai kekamar .
" Am, ampun Papi " ucap Ara terus berlari kesana kemari tak ingin Rey mendapatkan nya.
" Ara kamu benar-benar ingin Aku hukum " ucap Rey merasa kewalahan mengejar gadis nakal yang berlari lincah sekali .
" Papi ampun " ucap Ara yang sudah keringatan itu menghempaskan tubuhnya diatas sofa .
" Dapat, mau lari kemana kamu ?" ucap Rey puas sekali menindih gadis itu diatas sofa .
" Capek, Ara nggak bakal lari lagi " ucap Ara menatap Rey yang kini menindihnya.
" Dasar gadis nakal berani sekali menjitak kepala ku" omel Rey menatap Ara tajam .
" Ya habis muka Papi sedih amat Ara kan jadi kasihan " ucap Ara tanpa dosa .
" Jadi setelah kamu jitak muka Aku ceria gitu?" tanya Rey yang benar-benar mengunci tubuh Ara dibawahnya sampai bergerak pun tak bisa .
" Marah sama galak " tawa meledak Ara menjulurkan lidahnya pada Rey yang kini berada diatasnya.
Muach .
tanpa terduga Rey mengecup lidah Ara yang mencibir itu dan setengah mati menahan hasratnya untuk tidak mencium Ara .
" Ara " Rey mengecup pipi Ara untuk pertama kalinya setelah mereka menikah dan terakhir mengecup kening Ara untuk yang kedua kalinya setelah sebelumnya di saat mereka selesai akad .
" Ihhhh, Papi kok kecup-kecup Aku sih " ucap Ara komplen dengan ekspresi tidak terima.
" Kenapa ? Tidak boleh Aku mengecup istriku?" tanya Rey beruntun.
" Ehhh ngomong yang sopan Aku masih single " ucap Ara mempelototi Rey .
Rey bangkit lalu mengangkat Ara dan melemparkannya keatas ranjang king size milik nya hingga tubuh kecil Ara seperti bola yang mengenai permukaan empuk.
" Apa ini?" tanya Rey pada Ara mengambil buku nikah mereka di laci lalu menunjukkan pada Ara
" Buku nikah" ucap Ara membaca tulisan di cover buku itu.
" Baca ini " ucap Rey menunjukkan halaman dimana terdapat pas foto nya bersama Ara .
" Reynolds Ferdinand menikahi Ara dengan mahar," belum selesai Ara membaca Rey sudah menutup buku itu
" Jadi masih merasa single sekarang?" tanya Rey tanpa ekspresi.
" Iya" jawab Ara terkekeh .
" Apa harus Aku tanam benihku di rahim ini agar kamu tidak merasa single lagi " ucap Rey dengan vulgar .
" Ihhhh, apain sih Papi kan kita hanya menikah kontrak " ucap Ara .
" Kontrak ? Berapa bayaran nya?" tanya Rey seperti orang tidak mengerti tapi dari ekspresi wajahnya dia paham apa yang Ara maksud.
" Ma, maksud Ara perjanjian" ucap Ara meralat ucapannya.
" Aku belum menandatangani perjanjian itu " ucap Rey dengan valid .
" Ya makanya tanda tangan dokumennya sudah selesai Ara aja udah tanda tangan " ucap Ara dengan jujur mata polosnya benar-benar menggambarkan tanpa ada rasa takut atau terpaksa dia menandatangani perjanjian itu.
" nanti Ara antar keruang kerja Papi " ucap Ara kembali berjalan dan masuk keruang ganti .
..........
Rey dengan segala beban pikiran nya duduk sendirian di ruang kerja merenungi semuanya sebelum membuat keputusan.
Tok
Tok
" Papi " suara kecil Ara namun terdengar menggoda di telinga Rey.
" masuklah" ucap Rey .
Ara berjalan pelan memasuki ruangan Rey dengan tangan kebelakang.
" ada apa?" tanya Rey .
" Ini dokumen perjanjian nya Papi " ucap Ara meletakkan secarik kertas di atas meja Rey yang sebelumnya dia sembunyikan dibelakang nya .
Rey menatap tanpa ekspresi secarik kertas dihadapan nya dan menatap Ara yang berdiri di sebelah dia duduk .
" Isi perjanjiannya dikertas itu sesuai kok sama yang kita sepakati bersama" ucap Ara lagi yang memang membuat surat itu sendiri dengan tulisan tangan .
" Enggak " tegas Rey , berminat sekali gadis itu bercerai dengan nya sampai mau membuat surat tulisan tangan tanpa diketik.
" Lohh kok Papi nggak mau tanda tangan bukannya kemarin kita udah sepakat" ucap Ara menatap Rey kesal