NovelToon NovelToon
Puncak Pesona

Puncak Pesona

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Murni / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Di SMA Gemilang, geng syantik cemas dengan kedatangan Alya, siswi pindahan dari desa yang cantik alami. Ketakutan akan kehilangan perhatian Andre, kapten tim basket, mereka merancang rencana untuk menjatuhkannya. Alya harus memilih antara Andre, Bimo si pekerja keras, dan teman sekelasnya yang dijodohkan.

Menjadi cewek tegas, bukan berarti mudah menentukan pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Butuh Bukti Lagi

Bab 15

Di sisi lain, Rina dan geng syantik tampaknya tidak puas dengan hasil rencana mereka sebelumnya. Mereka mengumpulkan diri di sudut aula, berbisik dan merencanakan tindakan selanjutnya. Rina menatap teman-temannya dengan tatapan penuh dendam.

 

“Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kita harus membuat Alya malu malam ini juga,” kata Rina dengan nada dingin.

 

Salah satu anak buah Rina, Sari, mengusulkan ide yang tampaknya cerdas. “Bagaimana kalau kita merusak gaun Alya? Aula ini cukup ramai, jadi tidak akan ada yang sadar kalau gaunnya tiba-tiba rusak.”

 

Rina memikirkan ide tersebut dan tersenyum licik. “Bagus, kita akan coba itu. Pastikan gaunnya benar-benar rusak, tapi jangan sampai kita ketahuan.”

 

Saat Andre dan Alya selesai berdansa, Alya ingin mengambil makanan di meja buffet. Sebelum sampai meja tempat makanan, ada seseorang menghentikan Alya dan mengajak ngobrol. Di sanalah salah satu geng syantik beraksi. Perlahan menggunting beberapa bagian gaun Alya.

 

“Baiklah Alya, sampai jumpa nanti di sekolah ya,” ucap orang tersebut. Sedangkan Alya melangkah menuju tujuan semula.

 

Tanpa disadari, gaunnya tersangkut pada salah satu sudut meja, dan dengan cepat robek. Momen itu menjadi sangat memalukan bagi Alya, karena bagian atas gaunnya terbuka dan tidak bisa menutupi tubuhnya dengan sempurna. Dia dengan panik menahan baju itu agar tidak melorot lebih jauh.

 

Beberapa orang di sekitar mulai berteriak kaget, dan suasana seketika menjadi gaduh. Andre, yang melihat kejadian tersebut, berlari dan berusaha menutupi Alya dengan jasnya, namun karena terburu-buru, dia kesulitan membuka kancing jasnya.

 

“Alya, tunggu!” teriak Andre, berusaha dengan panik.

 

Namun, sebelum Andre bisa membantu lebih jauh, Bimo datang dengan sigap. Dengan gerakan cepat dan penuh perhatian, Bimo mengalungkan jasnya di sekitar tubuh Alya dan melindunginya dari tatapan orang-orang di sekitar.

 

“Tenang, Alya. Aku akan membawamu keluar dari sini,” kata Bimo dengan lembut, menuntun Alya menuju pintu keluar aula.

 

Setelah memastikan Alya aman, Bimo membawa Alya ke mobilnya dan mengajaknya pulang. Dalam perjalanan pulang, Alya hanya bisa duduk diam di kursi penumpang, wajahnya tertekan dan penuh kesedihan.

 

“Maafkan aku, Alya. Aku tidak tahu mereka akan berbuat seperti ini,” ucap Bimo, berusaha menenangkan Alya.

 

Alya hanya menggelengkan kepala, menahan air mata. “Ini benar-benar buruk, Bimo. Aku merasa sangat dipermalukan. Tapi ini juga bukan salahmu.”

 

Bimo melirik pada Alya, ingin rasanya dia menenangkan lebih dari itu. Mengusap pundaknya mungkin. Namun, Bimo tahu diri sebagai pria yang bertanggung jawab.

 

Bimo, dengan hati-hati, mengemudikan mobilnya melewati jalanan malam yang tenang, sambil memikirkan bagaimana cara membuat Alya merasa lebih baik setelah kejadian malam yang mengecewakan ini.

 

Bimo tiba di rumah bibinya Alya tepat pukul 10.30 malam. Rumah itu tampak tenang dengan lampu depan yang masih menyala, memberikan kehangatan di tengah malam yang sepi. Ketika Bimo memapah Alya yang lusuh, ibunya Alya yang masih berada di rumah segera menyambut mereka di pintu depan. Awalnya, senyum hangat terpancar di wajah ibunya Alya, tetapi senyuman itu segera berubah menjadi kekhawatiran ketika melihat kondisi Alya yang kusut dan lemah.

 

“Ya ampun, Alya! Ada apa ini?” seru ibunya dengan nada panik, segera mendekati anaknya.

 

Bimo menjelaskan sambil berusaha tetap tenang, “Maaf Tante, tadi ada kejadian di pesta sekolah. Alya... ada yang mencoba mencelakainya. Saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjaganya.”

 

Ibunya Alya membantu memapah Alya masuk ke dalam rumah dan menuntunnya ke sofa di ruang tamu. “Terima kasih, Nak Bimo. Terima kasih sudah menjaga Alya,” kata ibunya dengan suara yang mulai tenang, meski jelas terlihat kekhawatirannya.

 

“Alya, kamu istirahat dulu di sini ya, sayang,” kata ibunya sambil mengelus kepala Alya. Alya hanya mengangguk lemah, masih terkejut dengan kejadian malam itu.

 

Bimo berdiri canggung di pintu, merasa harus menjelaskan lebih lanjut. “Tante, sebenarnya tadi ada insiden yang tidak terduga. Salah satu siswa berusaha mempermalukan Alya di depan semua orang. Saya... saya mencoba yang terbaik, tapi maafkan saya kalau masih kurang.”

 

Ibunya Alya menatap Bimo dengan mata penuh pengertian. “Bimo, kamu sudah melakukan yang terbaik. Aku tahu betapa sulitnya situasi seperti itu. Terima kasih sudah menyelamatkan Alya.”

 

Bimo tersenyum samar, masih merasa bersalah. “Kalau begitu, saya pamit dulu, Tante. Kalau ada apa-apa, jangan ragu hubungi saya.”

 

Setelah berpamitan, Bimo melangkah keluar rumah. Saat dia menuju mobilnya, dia melihat Andre baru saja tiba. Andre tampak tergesa-gesa, jelas cemas dengan keadaan Alya. Tanpa sepatah kata, Andre berlari menuju rumah bibinya Alya yang pintunya masih terbuka, sama sekali tidak menyapa Bimo.

 

Andre masuk ke rumah dan langsung menemui ibunya Alya. “Tante, bagaimana keadaan Alya? Saya sangat khawatir,” katanya, napasnya sedikit terengah-engah.

 

Ibunya Alya menatap Andre dengan sedikit kebingungan tapi tetap ramah. “Andre, Alya sudah di dalam, dia sedang istirahat. Kejadiannya benar-benar membuat kami semua terkejut. Terima kasih sudah datang.”

 

Andre mengangguk dan mendekati sofa tempat Alya berbaring. “Alya, kamu baik-baik saja?” tanyanya dengan suara penuh perhatian.

 

Alya membuka matanya perlahan, melihat Andre di hadapannya. “Andre, aku baik-baik saja, hanya lelah. Terima kasih perhatiannya.”

 

Andre menatap Alya dengan mata yang penuh kepedulian. “Kita akan pastikan kejadian ini tidak terulang lagi. Aku janji, Alya.”

 ###

Sementara itu, Bimo duduk di dalam mobilnya, menatap rumah bibi Alya dengan campuran perasaan cemas dan lega. Dia tahu bahwa Andre juga peduli pada Alya, dan meski hatinya merasa cemburu, dia sadar bahwa yang terpenting adalah keselamatan Alya.

 

Keesokan harinya, Bimo tiba di sekolah dengan perasaan cemas masih menggelayuti hatinya. Ia merasa tidak tenang memikirkan keadaan Alya setelah kejadian malam sebelumnya. Ketika berjalan menuju kelas, matanya tiba-tiba menangkap sosok Alya yang sedang berjalan bersama Lita menuju taman sekolah.

 

Dengan langkah cepat, Bimo menyusul mereka. "Alya, kamu sudah ke sekolah? Kupikir kamu akan istirahat dulu," ucap Bimo dengan nada khawatir.

 

Alya tersenyum lemah. "Aku memang berpikir untuk tidak masuk sekolah hari ini. Tapi kalau aku tidak datang, Rina dan gengnya akan merasa menang. Aku tidak mau mereka mendapatkan kepuasan itu."

 

Lita yang berada di samping Alya menimpali, "Iya, Alya. Kita harus tunjukkan kalau kita lebih kuat dari mereka."

 

Lita yang semula tidak tahu kejahatan geng syantik, sekarang ikut menduga karena Alya dan Bimo bahas tentang geng Rina itu. Dan masuk akal juga, geng mereka memang selalu buat onar. Namun, bagi Alya dan Bimo, bukanlah dugaan lagi, geng syantik memang pelaku. Bimo dan Alya cuma butuh bukti beberapa lagi untuk geng syantik benar-benar dapat hukuman berat.

 

Bersambung....

1
Sodikin Jin
hmmmm...kak, saya lebih suka, cerita tentang kultifasi. 🙏
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tapi sayang, sepertinya tidak dilanjutkan. Jika ingin audionya dilanjut, harus banyak yang beri saran langsung pada pihak Mangatoon
Sodikin Jin: tidak apa kak... saya tunggu setiap audio kakak tentang kultifasi.
total 3 replies
Kamaya
kenapa ya, geng cewek ky gini merasa harus memiliki cowok populer di sekolahny. pdhal aslinya dia gak dilirik samsek ma tuh cowok. tapi ttp aja mngklaim jgn direbut org lain. hm.,..
Kamaya
Pasti jodoh Alya cowok. Iya kan tor? 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!