Karena terlilit hutang, seorang karyawan rela menyerahkan istrinya sendiri sebagai jaminan pada seorang boss perusahaan demi mendapatkan pinjaman yang jauh lebih besar.
Usia pernikahan Lukas yang menginjak pada angka 7tahun namun tak juga dikaruniai seorang keturunan, membuat lelaki itu perlahan membenci Seruni sang istri! alasan itu pula yang membuat Lukas tega berkhianat dan membuang Seruni di kediaman Panca sebagai asisten rumah tangga.
Ketulusan serta kebaikan Panca yang begitu mencolok di awal pertemuan, akhirnya membuat Seruni terbuai, wanita itu bahkan bersedia menikah dengan Panca setelah bercerai dari Lukas demi bisa membahagiakan Nyonya Arini!
Namun siapa sangka? mental Panca yang berantakan justru membuat Seruni harus kembali jatuh bangun menjalani hubungan rumah tangga barunya.
Akankah Seruni mampu mengendalikan sang majikan dan membebaskan Panca dari bayangan trauma masa lalunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbagai Tanaman Pilihan Seruni
Denting waktu menunjukkan pukul 15.25,
Kram perut yang melanda membuat Sherly akhirnya kembali ke apartemen lebih awal,
Apa-apaan ini? kenapa Lukas selalu mengkonsumsi alkohol akhir-akhir ini? dia juga tak memiliki niatan untuk pergi ke kantor! memang tak begitu banyak pekerjaan tapi setidaknya, dia bisa mengisi waktu luang untuk mengerjakan projek bulan depan yang harus ia tangani dengan santai bukan? kenapa dia jadi pemalas seperti ini?!!
"Lukas-, hentikan babe!! sudah cukup! kau telah menenggak lebih dari 3 botol minuman beralkohol!! organ dalam mu bisa rusak jika kau terus-menerus seperti ini!!" Sherly tampak meraih sloki dari genggaman Lukas secara paksa.
"Tolong diam lah Sherly!! aku sedang kalut sekarang! tolong pergilah!!" kalimat ketus serta dorongan kasar dari Lukas tampak membuat Sherly kebingungan.
"Babe!!! ini diriku!!! apa sebenarnya yang telah terjadi padamu, Lukas?? kenapa dirimu jadi seperti ini??" jemari Sherly kini tampak mengusap lembut pipi sang kekasih membuat Lukas akhirnya menatap ke arahnya dengan wajah sendu.
"Sher-, aku benar-benar telah menceraikan nya! aku kehilangan Seruni sekarang, Sherly!!!"
"A-apa??? jadi kalian benar-benar telah sah untuk berpisah?? apa diriku tak salah dengar, babe??" wajah Sherly pun berbinar, wanita itu menubruk tubuh Lukas yang justru menampilkan raut wajah sendu.
"Lukas!!! itu artinya-, kita bisa segera menikah??"
"Apa maksudmu Sherly??"
Kalimat yang terlontar dari bibir Lukas seketika membuat Sherly merenggangkan dekapan dari tubuh sang kekasih.
"Babe!! kau telah berjanji akan menikahi diriku setelah dirimu menceraikan Seruni bukan?? kenapa sekarang dirimu terlihat plin-plan seperti ini?"
"Menikah???" Lukas tampak menggelengkan kepala karena matanya yang kian berat.
"Babe!!! kita telah berjanji dari dulu! aku tak mau tahu!! kau harus menepati semua perkataan mu padaku!!"
"Entahlah!! Sherly -, sepertinya aku masih belum bisa mewujudkan nya! memperistri seorang wanita manja dan bawel seperti dirimu? aku, rasanya tidak yakin!!" Lukas meracau sembari menyandarkan kepala pada sofa.
Apa maksudnya???
"Lukas!!! bangunlah!!! bangun Lukas!!! kita belum selesai berbicara!!!" Sherly seketika berteriak sembari mengguncang perlahan lengan sang kekasih yang tak sadarkan diri di samping kiri tubuhnya.
****
Waaaah ..., ini sungguh mengagumkan!
Seruni kembali memperhatikan sekeliling halaman dengan mulut yang terbuka tanpa sadar.
Beberapa sudut halaman gersang itu kini mulai tertata dan dipenuhi beberapa pot besar dengan tanaman hias yang merupakan pilihan dari Seruni.
Tuan Panca, dia benar-benar memanjakan wanita ini? tapi apa benar Nona Seruni adalah pilihan hatinya?
Abigail menyeka keringat,
Pria bertubuh kekar itu juga tampil cekatan mendekorasi beberapa sudut dinding berbatu dengan lengan kemeja yang terlipat.
"Tuan Abigail!!! berhenti dan minum lah terlebih dahulu! saya telah menyiapkan beberapa hidangan pengganjal perut juga air putih."
Kalimat lembut dengan diiringi senyum manis yang tertampil di paras ayu Seruni seketika membuat Abigail menggerakkan kaki untuk menuruni anak tangga.
"Kenapa jadi Anda yang repot seperti ini, Nona??" Abigail menggaruk pelipis dengan senyum tipis yang tersirat di bibir.
"Ini bukanlah apa-apa, masih ada beberapa potong macaroni schotel juga pastel basah yang saya simpan di lemari pendingin, saya tinggal memanggang nya saja! duduk dan makanlah terlebih dahulu Tuan Abigail!!"
"B-baik! terima kasih Nona!!"
Abigail akhirnya meraih garpu dan mengangkat piring kecil berisi macaroni schotel yang dihidangkan oleh Seruni, meski tengah menikmati makanan di dalam mulut! nyatanya penglihatan Abigail nampak mengikuti gerak-gerik sang wanita.
"Suplir Boston?? waaaah ..., mas Panca benar-benar mendapatkan tanaman ini?" Seruni membungkuk sebelum akhirnya berjongkok, ia memeriksa dengan kagum tanaman daun hias yang kini nampak indah menjuntai.
Abigail yang mendengar celotehan dari bibir Seruni akhirnya beranjak, ia menghampiri sang wanita dengan mata berbinar.
"Apa Nona menginginkan saya untuk memindahkan tanaman ini sekarang?"
Abigail yang tiba-tiba muncul dan turut membungkuk di samping tubuhnya seketika membuat Seruni terkejut dan beralih posisi.
"Tidak Tuan! aku ingin meminta persetujuan pada mas Panca terlebih dahulu! sepertinya dia menghendaki sebuah kolam kecil di tengah-tengah halaman ini, kami masih harus membicarakan nya!" kalimat Seruni nampak terbata, ia memilih untuk mundur dan membentangkan jarak antara dirinya juga sang pengawal.
"Nona ..., bisakah aku bertanya tentang sesuatu padamu?"
"A-apa??" Abigail yang tiba-tiba menahan lengan Seruni seketika membuat wanita itu semakin terkejut atas tindakan sang pengawal.
"Bisakah kita berbicara lebih sering? saya-, saya hanya ingin tahu perihal lelaki yang sempat mencari keberadaan mu kemari, Nona Seruni!" cengkeraman tangan Abigail perlahan mengendur dengan tatapan yang salah tingkah.
Tuan Abigail?? apa dia tahu perihal mas Lukas? jadi mas Lukas bukan hanya mencoba untuk menemui ku saat di hospital?
"Maaf Tuan Abigail! saya-,"
"Lelaki itu selalu berkata bahwa dia adalah suami mu, Nona!"
"Apa sebenarnya yang ingin kau ketahui tentang calon istriku Abigail???"
Mas Panca?? syukurlah dia telah kembali ...,
Suara lantang yang cukup menggema dari lisan Panca seketika membuat Abigail tertunduk, berbeda dengan Seruni yang justru menampilkan raut wajah bahagia saat mendapati kehadiran sang pria.
"Mas, apa urusan di Cordelia Garden Galeri sudah selesai?" Seruni berucap lembut dengan mendongakkan kepala demi bisa bertatap muka dengan Panca.
"Begitulah honey!! apa kau sudah makan siang?"
Seruni menggeleng perlahan, wanita itu kini bahkan meraih lengan Panca dan mengambil alih tas dalam genggaman sang majikan tanpa ragu.
"Kenapa tak makan siang lebih dahulu? ini bahkan sudah hampir memasuki waktu makan malam, sayang!!" Panca berbicara lembut, jemarinya tergerak tanpa ragu dan menyelipkan surai rambut Seruni di belakang telinga.
"Aku sengaja menunggu dirimu mas! lagipula -, para staff dari Cordelia juga belum sepenuhnya pergi dari halaman belakang jadi-, saya sengaja turut membantu dan mengarahkan mereka."
"A-apa?? lalu apa yang dilakukan oleh Abigail???" kalimat Panca kembali terdengar ketus dengan tatapan sinis yang tertuju pada sang pengawal yang kini tak berkutik di hadapannya.
"Dia-, maksud saya Tuan Abigail! dia membenahi serta memasang tata letak pengait pada dinding batu mas! saya ingin segera menempatkan Asplenium juga bunga anggrek disana!"
Panca membuang nafas kasar, pria berhidung mancung itu terus menatap Abigail dengan cukup tajam.
"Kembali lah ke depan sekarang, Abigail! dan kunjungi Billy di kantor cabang! tanyakan padanya bagaimana perkembangan proyek di area Moluccas!!"
"T-tapi Tuan??"
"Kau ingin mengetahui sesuatu bukan??" Panca menampilkan smirk di wajah sebelum akhirnya berlalu sembari meriah pinggang ramping Seruni.
Ada apa ini? kenapa sepertinya Tuan Panca memendam amarah? apa sesuatu telah terjadi diantara dirinya juga sang bodyguard itu?
kok kayak g ngerti kepribadian suami sendiri sih...