Yuki berusia lima belas tahun, ketika Dia menemukan rahasia mengenai asal usul ibunya yang selama ini terpendam rapat di sebuah kamar tertutup yang ada dalam rumahnya. Namun yang tidak Dia sangka, rahasia itu merubah masa depan dan kehidupannya.
Pertemuan kembali dengan Ayahnya dan jati dirinya mulai terkuat seiring dengan rentetan bahaya dan kematian yang mengikuti langkahnya.
Saat akhirnya Yuki menemukan cinta dari seorang Bangsawan, akankah Yuki akan tetap mengikuti takdirnya ?. Bahkan ketika Dua orang Pangeran mulai membayangi hidupnya. Memaksa Yuki untuk menjadi milik Mereka. Sang Bulan di malam musim dingin, ataukah Sang Mentari pagi di musim semi ?
Ikutilah kisahnya dalam Morning Dew Series
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Pangeran Riana tidak berbohong.
Yuki sangat kesal, Dia langsung merobek kertas ditangannya marah dan melempar begitu saja ke lantai dengan kasar. Kemudian Dia kembali ke meja, nafsu makannya sudah hilang. Dia mengabaikan makanannya dan mengambil buku sekolahnya yang diletakan diatas meja makan.
Berjalan cepat meninggalkan ruangan itu.
Bangsawan Asry menatap serpihan kertas dilantai. Matanya terbelak dengan mulut tergangga.
“Apakah Putri Yuki tidak tahu, merobek dekrit kerajaan adalah kejahatan serius ?” Tanyanya setelah tersadar dari rasa terkejutnya. Dia menatap Rena dan Kepala Pelayan keluarga Olwrendho bergantian.
Rena langsung membungkuk untuk meminta ampunan. “Maafkan Putri Yuki Pangeran, Putri masih perlu banyak mempelajari aturan kerajaan”
“Asry, Aku tidak ingin masalah ini sampai tersebar keluar ruangan” perintah Pangeran Riana tegas sebelum Dia berdiri dan keluar ruangan.
Bangsawan Asry menatap punggung Pangeran Riana semakin tidak percaya apa yang Dia dengar. Biasanya, Riana tidak akan mentolelir penghinaan terhadap kerajaan. Gadis yang bernama Yuki ini sangat menarik. Dia dengan berani menolak saat Bangsawan Voldermon dan Pangeran Riana ingin mendekatinya. Dia bahkan tidak tertarik dengan status kerajaan yang disandang keduanya. Meskipun Pangeran Riana bukan orang yang mudah dihadapi. Tapi Gadis itu sudah mampu mengacaukan semua prinsip Pangeran Riana dengan cepat.
Gadis itu sangat cantik.
Selera Riana tidak buruk. Bahkan Raja Bardhana langsung mengangkat Putri Yuki sebagai consort VIII. Kelas wanita tingkat paling atas kedua di istana harem, tingkat posisi tepat dibawah istri utama Pangeran Riana atau Ratu Garduete dimasa depan.
Perintah harus segera dilaksanakan.
Bangsawan Asry memberikan instruksi kepada Kepala Pelayan kediaman keluarga Olwrendho dan Pelayan pribadi Putri Yuki. Setelah memastikan Mereka mengerti, dan tidak ada kesalahanan. Bangsawan Asry keluar untuk menyusul Pangeran Riana.
...****************...
Sementara itu, Yuki yang sedang berjalan menuju kereta kudanya, ketika terasa getaran pada saku pakaiannya. Dia mengambil Gulf disakunya dan menemukan Bangsawan Dalto menghubungi Yuki.
“Yuki, apa yang terjadi ?” Tanya Bangsawan Dalto dengan wajah kebingungan. “Aku tadi kerumahmu dan…”
“Aku tahu, tapi kumohon percayalah padaku. Ini tidak seperti yang Kau kira. Aku akan menjelaskannya nanti disekolah” ujar Yuki memohon.
Dari belakang punggungnya, Pangeran Riana yang dengan mudah menyusul langkah Yuki. Langsung datang menghampiri Yuki dan merampas Gulf milik Yuki. Yuki yang tidak menyadari kehadiran Pangeran Riana tidak dapat berbuat banyak ketika Gulfnya berpindah tangan dengan cepat ke tangan Pangeran Riana. Terdengar suara pecahan saat Pangeran Riana membanting Gulf ke tembok, sampai terbelah menjadi dua.
“Apa yang Kau lakukan ?” Tuntut Yuki kesal.
“Kau baru saja diangkat secara resmi sebagai wanitaku, dan sekarang Kau sudah ingin bermain api dengan Pria lain didepanku. Katakan padaku Putri Yuki, Apa yang harus kulakukan agar Kau mengerti posisimu yang sekarang” Kata Pangeran Riana dingin. Pangeran Riana menginjak Gulf yang terbelah dilantai sampai hancur dan tidak ada kemungkinan untuk bisa diperbaiki.
Yuki menggigit bibirnya. Menahan marah.
Pangeran Riana secara tiba-tiba menarik pinggang Yuki agar mendekat, sontak Yuki terkejut dan berusaha melepaskan diri hingga buku-buku yang dipegangnya berjatuhan.
“Lepaskan Aku”
Yuki berusaha memberontak dengan ketakutan. Tapi Pangeran Riana menahan Yuki begitu kuat. Mendorongnya hingga ke dinding.
Sepuluh menit Pangeran Riana menahan Yuki dalam posisinya hingga Yuki akhirnya tenang dan tidak lagi memberontak.
“Kau sudah tenang ?” Tanya Pangeran Riana cukup dekat di telinga Yuki. “Atau Aku harus mengingatkanmu kembali dengan kejadian semalam” Pangeran Riana menggigit cuping telinga kiri Yuki. Membuat gadis itu tersentak.
Wajah Yuki langsung memerah. “Tidak….” Kata Yuki setelah berhasil menguasai ketakutan yang muncul dalam dirinya. Yuki langsung mendorong Pangeran Riana dengan badannya. Pangeran Riana sendiri tidak lagi menahan Yuki. Dia melepaskan cekalannya.
Yuki masih merapatkan tubuhnya di dinding. Menatap Pangeran Riana dengan sikap waspada. Bayangan saat Pangeran Riana mencium Yuki dengan paksa masih terpampang jelas di mata Yuki. Dia tidak akan melupakan kejadian itu.
Pangeran Riana membungkuk. Mengambil semua buku yang berserakan di lantai, menumpuknya sedemikian rupa dan langsung menyerahkan pada Yuki yang masih berdiri diam di tempatnya.
“Masuk ke dalam kereta” perintah Pangeran Riana dengan tegas, mengabaikan tatapan penuh rasa marah, benci dan putus asa yang menyatu dalam tatapan Yuki.
Yuki tidak punya pilihan lain. Dia mengambil buku yang diulurkan Pangeran Riana. Membawanya didada. Kemudian melangkahkan kakinya, berjalan menuju ke dalam kereta kuda yang menunggu.
Pangeran Riana mengikuti Yuki tepat disamping Yuki, disusul Bangsawan Asry yang sembari tadi memperhatikan Mereka dari tempat tersembunyi.
Didalam kereta yang membawa Mereka…
Yuki memilih untuk diam dan melihat pemandangan di luar melalui jendela selama kereta berjalan menuju area sekolah. Begitu kereta kuda berhenti dan pintu dibuka dari luar. Yuki langsung mengemasi barang-barangnya dan meloncat turun dari kereta.
Seluruh mata yang penasaran, memandang Yuki secara serempak, membuat Yuki jengah. Pangeran Riana sudah berdiri di samping Yuki. Dia tidak terganggu dengan pandangan dari orang disekelilingnya. Dia juga tidak terganggu dengan kehadiran Yuki didekatnya. Seolah, kehadiran Yuki merupakan hal yang sudah seharusnya ada dalam hidupnya.
Yuki menghela nafas. Dia menundukkan kepala, menghindari tatapan penasaran yang terus menyoroti kehadiran Mereka. Terdengar gumanan bagaikan lebah yang mengelilingi sarangnya.
Pintu kereta kembali ditutup. Terdengar suara gemeletak roda yang berbenturan dengan aspal jalanan.
Mereka bertiga berjalan memasuki area sekolah.
Pangeran Riana terus mengikuti Yuki hingga Yuki tiba didepan kelasnya. “Istirahat makan siang, Kau sudah harus ada diruanganku” perintah Pangeran Riana tegas. Karena Yuki tidak menjawab, Pangeran Riana menunduk mendekati Yuki. Hembusan nafasnya terasa begitu dekat ditelinga Yuki. Yuki langsung berjengit dan mundur satu langkah kebelakang.
“Aku mengerti” jawab Yuki cepat.
Pangeran Riana tersenyum puas.
Rasanya jika ada lubang, Pasti Yuki tanpa keraguan akan langsung masuk kedalamnya dan memilih bersembunyi disana. Menghindari tatapan orang-orang yang penasaran.
“Gadis pintar”
Yuki langsung berbalik pergu. Tidak mau terlalu lama bersama dengan Pangeran Riana dan memilih masuk kedalam kelas.
Suasana didalam kelaspun tidak membuat Yuki merasa nyaman. Hampir semua murid memperhatikannya. Yuki berusaha untuk tidak perduli. Bersikap seolah tidak tahu apa yang sedang terjadi. Hatinya sangat kacau. Dia ingin berteriak menyuruh orang disekelilingnya agar berhenti memandanginya dan lebih baik menganggap Yuki tidak ada.
Elber masuk ke dalam kelas dengan wajah ditekut. Mengingatkan Yuki bahwa Dia belum menghubungi Elber semalam karena Yuki sendiri sedang sibuk menangis meratapi nasib.
Elber menghempaskan pantatnya di bangku yang terletak didekat Yuki. Menatap Yuki dengan pandangan memprotes.
“Katakan padaku, Aku ini sebenarnya temanmu bukan !!” protes Elber kesal.
“Maafkan Aku, Semalam Aku tidak sempat mengabari” kata Yuki menyesal.
“Bukan itu, Aku marah padamu karena Kau tidak bercerita apa-apa padaku. Kenapa Aku harus mendengar berita mengenai dirimu dari orang lain dan bukan dari dirimu langsung”
“Aku…Aku baru ingin bercerita padamu. Tapi kabar menyebar lebih cepat” ujar Yuki membela diri.
“Kau kan bisa menghubungiku menggunakan Gulf” jawab Elber lagi tidak mau kalah.
“Aku tidak bisa” gerutu Yuki semakin kesal ketika mengingatnya.
“Hah ?!”
“Pangeran sudah menhancurkan Gulfku”
“Kenapa ?”
Yuki mengangkat bahunya acuh. “Bagaimana Aku bisa tahu apa yang dipikirkan orang gila itu. Pagi tadi Dia tiba-tiba datang, mengusir Bangsawan Dalto dari rumahku. Mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal mengenai aturan sebagai kekasihnya. Bahkan kerajaan mendukung keinginannya dengan mengirimkan dekrit kerajaan ke rumahku”
Mata Elber nyaris keluar ketika mendengar kerajaan Garduete mengirimkan dekrit kerajaan ke kediaman keluarga Olwrendho. “Dekrit kerajaan ?. Apa isinya ?”
Yuki mencembik sesaat. Wajahnya muram. “Kerajaan mengangkatku secara sah sebagai kekasih Pangeran Riana dan menaikkan statusku menjadi Consort VIII”
“Consort VIII”
Yuki langsung menutup mulut Elber yang berteriak mengundang perhatian. Dia sebisa mungkin berbicara pelan, tapi Elber justru malah berteriak dengan keras dan membuat seisi ruangan semakin bergunjing.
Elber melepaskan tangan Yuki. Dia menatap Yuki dengan pandangan kagum. “Aku terlalu menyepelekanmu. Yuki kau sangat hebat, Aku bangga padamu !!”
“Jangan mengejekku”
Elber menyilangkan kakinya. Dia melirik ke arah buku yang sedang dibaca Yuki. Tampaknya, Yuki sedang membuka buku mengenai istana harem untuk mencari informasi mengenai apa yang dimaksud dengan Consort VIII.
“Aku melihatmu diseret Pangeran Riana dari jendela semalam” kata Elber akhirnya membuyarkan konsentrasi Yuki yang sibuk membaca buku di depannya.
“Benarkah, lalu kenapa Kau tidak datang menolongku” kini giliran Yuki yang merasa kesal.
“Apa Kau gila, menyuruhku cari mati dengan melawan Pangeran. Tidak”
“Oh Kau memang benar-benar teman yang baik” sindir Yuki tajam membuat Elber nyengir.
“Apa kubilang, Akhirnya kejadian juga kan. Kau masih beruntung Pangeran Riana yang mengangkatmu menjadi wanitanya. Coba Kau pikir, bagaimana jika Baginda Raja Bardhana yang memintamu. Kau akan jadi kekasih dari laki-laki yang umurnya lebih tua dari ayahmu”
Yuki menghela nafas pasrah. Jika dipikir apa yang dikatakan Elber cukup masuk akal. Yuki tidak bisa membayangkan bagaimana andai saja Baginda Raja Bardhana yang meminta Yuki menjadi kekasihnya. Pasti lebih buruk daripada harus menghadapi Pangeran Riana. Perdana Menteri Olwrendho pun pasti akan terluka saat mengetahui nasib yang menimpa anaknya.
“Elber, Aku sungguh tidak pernah mengharapkan hal seperti ini terjadi”