Fauzan Stevano adalah dokter spesialis yang jadi incaran para gadis. Dia muda, tampan dan tentunya mapan, karena selain sebagai dokter spesialis, dia juga merupawan pewaris dari rumah sakit tempatnya melakukan praktek. Keluarga Fauzan memiliki beberapa rumah sakit dan juga pabrik obat yang dilengkapi dengan ruang laboratorium.Fauzan selalu merasa kesal dan risih jika didekati para gadis yang ingin mendapatkan perhatiannya. Terlebih keluarganya selalu mendesaknya dengan masalah pernikahan
Hingga suatu hari dirumah sakitnya dia melihat gadis cantik yang familiar diingatannya, Cathleen Safaniya Gazelle. Gadis cantik berhati dingin yang suka bertindak seenaknya. Dia adalah pewaris dari perusahaan Gazelle yang merupakan keluarga terkaya ke 2 setelah keluarga Stevano.
"Kenapa dia keluar dari ruang psikolog? Apakah sesuatu terjadi setelah belasan tahun aku tidak bertemu dengan Cathleen?"
Bagaimana akhir dari rasa penasaran Fauzan? Apakah hatinya tergerak menaklukan Cathleen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kondisi Cathleen Kritis
Wiu wiu wiu
Fauzan terus berada disamping Cathleen sambil memegangi tangannya selama perjalanan menuju rumah sakit
"Cathleen, bertahanlah! Kamu tidak boleh meninggalkanku seperti ini! Kamu harus memberiku kesempatan untuk merawatmu disisiku!" Fauzan terus mencium sebelah tangan Cathleen sambil berbicara disela isak tangisnya
"Tolong lebih cepat! Kita harus segera sampai dirumah sakit!" Teriak Fauzan yang panik pada supir ambulance
Ambulance sudah dikendarai dengan kecepatan tinggi. Hingga setelah beberapa lama akhirnya mereka tiba dirumah sakit yang letaknya tidak jauh dari tempat kejadian. Para suster berlarian keluar rumah sakit begitu mendengar suara sirine ambulance dan ada juga dokter yang ikut begitu mereka tahu ada korban kecelakaan yang dibawa oleh ambulance
"Tolong segera siapkan ruang IGD, kita harus segera melakukan penanganan pada pasien!" Ujar salah satu dokter yang datang menghampiri Cathleen begitu dia diturunkan dari ambulance dan memberikan instruksi dengan panik. Mereka segera mendorong Cathleen menggunakan ranjang rumah sakit dengan sangat cepat menuju ruang IGD
"Apa anda keluarga pasien?!" Tanya salah satu suster yang bertugas menerima pasien gawat darurat begitu mereka tiba di IGD
"Ya saya keluarganya" Jawab Fauzan singkat
"Anda tidak boleh masuk. Silahkan anda urus saja administrasinya!"
"Saya seorang dokter spesialis jantung. Bisakah saya tetap masuk utuk mengawasi kondisinya?" Tanya Fauzan dengan penuh harap agar bisa terus berada disamping Cathleen. Suster terdiam memikirkan apa yang dikatakan Fauzan
"Tidak ada banyak waktu untuk anda berpikir! Pasien sedang kritis dan anda menunda penanganan pasien!" Ujar Fauzan tegas karena suster itu lama memberinya izin
"Ada apa suster? Kenapa kamu lama sekali? Kita harus segera memanggil dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Ada pembuluh darah pasien yang rusak" Ujar dokter yang akan menangani Cathleen dan menunggu di dalam sejak tadi
"Saya adalah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, bisakah saya ikut menanganinya?" Tanya Fauzan dengan penuh harap. Sesaat suster dan sokter itu saling menatap satu sama lain sebelum mereka membuat keputusan
"Baiklah ... silahkan sebelah sini!"
Akhirnya Fauzan mengikuti dokter dan suster itu keruang IGD untuk menangani Cathleen. Cukup lama operasi berlagsung karena luka dikepala Cathleen cukup serius
"Dokter Fauzan, keadaannnya kini sedang kritis. Kita tidak tahu kapan dia akan sadar. Terlebih lagi peralatan dirumah sakit ini tidak memadai untuk menangani pengobatannya" Ujar dokter yang menangani Cathleen di IGD
"Aku akan memindahkannya kerumah sakit milik keluarga Stevano. Peralatan kesehatan disana lebih lengkap daripada disini" Jawab Fauzan dengan tenang
"Baiklah kalau begitu. Saya akan buatkan surat rujukan untuk pemindahannya!" Ujar dokter yang membantu menangani Cathleen
"Terimakasih" Fauzan langsung merogoh posel di dalam sakunya setelah selesai bicara dengan dokter. Dia hendak menghubungi sang ayah
Tuut tuut tuut
"Halo, Zan. Dimana kamu? papa tidak melihatmu dirumah sakit" Sapa sang ayah begitu dia menerima panggilan dari Fauzan
"Pah, aku sedang dirumah sakit dekat kantor Cathleen. Dia tertabrak mobil"
"Apa? Bagaimana kondisinya sekarang?" Pak Adlan terdengar sangat panik begitu Fauzan memberitahu kalau Cathleen mengalami kecelakaan
"Dia baru saja dioperasi dan keadaannya sekarang sedang kritis. Aku berencana memindahkannya kesana karena pelatan kesehatan disini tidak memadai" Fauzan menerangkan dengan sangat tenang
"Baiklah, bawa dia kesini, Kita akan melakukan yang terbaik untuknya"
"Baik pah, aku akan mempersiapkan pemindahannya kesana" Fauzan mengakhiri panggilan teleponnya dan menyelesaikan administrasi milik Cathleen
Disatu sudut Maudy dan Nura mendengarkan apa yang dijelaskan mengenai Cathleen
"Mah, bagaimana ini? Dia masih hidup dan sekarang sedang kritis. Jika dia selamat, maka usaha kita akan sia-sia" Nura terlihat panik begitu mendengar kalau Cathleen akan menerima pengobatan dirumah sakit Fauzan
"Ini tidak boleh terjadi. Kita harus melakukan sesuatu!" Maudy pun mulai memikirkan cara untuk kembali mencelakai Cathleen
"Apa yang akan mama lakukan?" Tanya Nura dengan raut wajah penasaran
"Kita harus menghabisi Cathleen sebelum dia dipindahkan ke rumah sakit lain" Ujar Maudy dengan tatapan licik. Diapun mencari seorang yang bisa diajak kerja sama. Maudy memanggil seorang cleaning service yang sedang menyapu lantai tidak jauh dari sana
"Permisi, apa kamu ingin uang yang banyak? Saya bisa memberimu 20juta asalkan kamu melakukan sesuatu untuk saya" Maudy menawarkan sejumlah uang pada cleaning service pria itu
"Apa saya harus melakukan yang dia minta?Saya tidak akan bisa mendapatkan 20juta dalam waktu singkat jika tidak melakukan apa yang dia minta" Pikir cleaning service itu setelah mendengar tawaran yang diberikan Maudy
"Apa yang harus saya lakukan?" Tanya pria itu dengan cepat
"Kemari, biar saya bisikkan!" Maudy pun mulai berisik di telinga pria itu.
Cleaning service itu tersenyum dengan menganggukkan kepala berkali-kali
"Saya akan melakukannya sekarang dan bagaimana dengan pembayarannya?"
"Saya hanya membawa 5juta di tas saya. Berikan nomor rekening mu dan akan saya transfer sisanya. Ini kartu nama saya agar kamu bisa percaya saya" Maudy memberikan kartu namanya pada cleaning service itu
"Baik, akan saya lakukan sekarang juga. Nanti saya akan menghubungi nyonya setelah pekerjaan saya selesai"
"Bagus aku tunggu kabar baiknya darimu" Maudy dan Nura pun beranjak pergi meninggalkan cleaning service itu sendiri
"Mah, apa yang mamah perintahkan pada pria itu? Kenapa mencurigakan sekali?" Nura bertanya dengan heran dan raut wajah penasaran
"Kamu tidak perlu tahu. Cukup tunggu saja kabar bahagia mengenai kematian Cathleen!" Ujar Maudy dengan senyum liciknya
Diruang ICU tempat Cathleen berada. Dia sedang sendiri karena Fauzan sedang mengurus administrasinya, dokter sedang mengurus surat kepindahannya dan suster lain sedang berada diluar.
Cleaning service yang diperintahkan Maudy perlahan masuk keruang Cathleen dengan mengendap-endap. Dengan mengenakan masker, penutup kepala dan pakaian khusus masuk keruang ICU dia menoleh kesana kemari untuk memastikan kalau ruangan itu memang kosong.
Perlahan dia mendekati Cathleen yang sedang terbaring koma di ranjang pasien dengan beberapa selang menempel ditubuhnya. Dia kembali menoleh kearah pintu untuk melihat situasi. Setelah dirasa aman, dia membuka selang oksigen yang menutupi mulut Cathleen dan juga melepaskan selang infusnya lalu melangkah keluar dengan cepat
"Heeeeuukk... heeuuukkk...." Cathleen yang membutuhkan bantuan pernapasan langsung merasa sesak napas karena oksigennya di lepas
Tiit tiiit tiit
Heeuk heeeuk
Napasnya tidak teratur, detak jantungnya pun tidak menentu. Cathleen semakin sulit untuk bernapas
Ceklek
Seorang suster masuk ke ruang Cathleen.
"Ya ampun!"
Dia langsung berlari mendekati Cathleen begitu melihatnya sedang menarik napas karena sesak. Dia memasangkan kembali oksigennya dan juga selang infusnya namun keondisi Cathleen tidak langsung membaik
"Dokter! dokter!" Suster itu berlari keluar ruangan sambil berteriak dengan panik
"Apa yang terjadi?" Tanya Fauzan yang hendak melangkah masuk
"Kondisi pasien tidak stabil. Detak jantungnya memburuk!" Fauzan langsung berlari masuk dan memeriksa keadaan Cathleen
"Siapkan AED (automated external defibrillator) sekarang!" Fauzan dengan cepat mengambil tindakan tanpa mempedulikan dirumah sakit mana dia berada
"Tapi... "
"Saya seorang dokter spesialis jantung. Cepat!" Teriak Fauzan panik
"Baik!" suster pun langsung berlari mengambil alat yang diminta
"Ini dokter!" Tak lama dia kembali dengan alat yang diminta dan bersama seorang suster lain dan dokter
"Atur dalam 120 joule!" Ujar Fauzan sambil mempersiapkan AED ditangannya untuk Cathleen
"Ready" Ujar suster memberi kode
Dezeg
Masih tidak ada perubahan Fauzan pun meminta suster menaikan arusnya
"Rubah ke 200 joule!"
"Ready"
Dezeg
Detak jantung Cathleen kembali normal. Fauzan pun menghela napas lega
"Saya akan membawanya sekarang juga!" Ujar Fauzan setelah jantung Cathleen kembali berdetak normal
"Baik akan kami persiapkan!"
"Sebelum itu aku ingin lihat CCTV sekitar ruangan ini. Aku melihat seseorang yang mencurigakan disekitar sini!"