Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Keegoisanmu
Elsa yang terlihat sangat bersemangat mengerjakan tugas yang diberikan eric tadi, dia terlihat sangat berkonsentrasi di ruang kerjanya.
Tampak beberapa meja di kantor elsa sudah mulai tampak kosong, hanya elsa yang masih berada di gedung tersebut.
“Akhirnya hampir selesai juga,”
Elsa maraup mukanya, terlihat wajah lelah elsa sekarang.
Kreekk….
Terdengar bunyi pintu di buka dari pojok pintu meja elsa, dia menoleh melihat ke arah pintu yang tak jauh darinya.
Tak terlihat siapapun di sana, elsa semakin merasa jantungnya tidak baik baik saja, perasaan takut dan ingin menanggis mendominasi keadaan elsa sekarang ini.
“Ada siapa di sana, jangan nakut nakutin gue ya, gue nggak takut.”
Sambil berjalan pelan, elsa mendekati pintu yang tampak setengah terbuka.
Eric bersembunyi dan bersandar di balik luar pintu yang tadi sempat dia buka karena mengintip elsa yang sedang bekerja, dia sengaja bersembunyi di samping pintu.
Tapi tanpa eric sadari, elsa berjalan mendekati pintu dengan membawa sapu lantai di tangannya.
Satu langkah, dua langkah, tiga langkah, akhirnya elsa sampai di pintu tersebut dan….
“Aaaaaaa…. Siapa lo, mau nakutin gue ya.”
Elsa memukul tubuh seseorang yang ada di balik pintu itu.
“Ampun, ampun ini gue, hentikan….!!!”
Teriak seorang pria yang di pukul elsa pakai sapu lantai.
“Lah… pak eric, ngapain bapak kesini. Bapak belum pulang….?”
Tanya elsa mengetahui yang dia pukul ternyata atasannya.
“Tadinya gue mau pulang, lihat ruangan ini lampunya tampak terang, jadi gue inisiatif lihat siapa yang masih berada di ruangan ini.”
Jawab eric beralasan.
Elsa menggeryit heran, setelah mendengar penjelasan dari eric.
Mana mungkin eric bisa tahu kalau lampu di gedung tempat elsa bekerja menyala, padahal jika ingin tahu menyala atau tidaknya, harus di lihat dari bawah gedung.
“Sudah kamu nggak usah bingung begitu, lebih baik kamu selesaikan tugas kamu.”
Eric memegang bahu elsa, dan mendorongnya masuk kembali ke ruang kerjanya.
Sengaja eric melakukan itu, agar elsa tidak bertanya apa apa lagi ke eric.
“Saya hampir selesai pak, bapak nggak usah kawatir. “
Ucap elsa yang sudah akan melangkah masuk ke dalam, dan berjalan ke arah meja kerjanya.
Sebelum sampai ke meja kerjanya, elsa berbalik dan menatap eric yang akan pergi dari situ.
“Pak eric…!!! Bisa bapak di sini sebentar, menemani saya. Jujur saya takut sendirian, gara gara pintu yang terbuka tadi.”
Pinta elsa ke eric.
“Hmm… tapi saya…”
Belum eric melanjutkan kata katanya, Elsa menghentikan ucapan eric.
“Saya mohon pak.”
Sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada, elsa memohon ke eric untuk menunggunya sebentar.
“Baiklah, aku temani kamu sebentar, Dua puluh menit cukupkan…?”
Tawar eric.
Elsa sangat senang saat ini, karena atasannya yang super kejam itu mau berbaik hati menemaninya, walau hanya dua puluh menit saja, tapi bagi elsa itu suatu anugerah kebaikan yang tidak mungkin elsa dapatkan lagi, itu menutut pemikiran elsa.
Eric dan elsa berjalan berurutan, elsa yang berjalan terlebih dahulu disusul eric di belakangnya.
“Pak eric, terima kasih ya, sudah mau menemani saya di sini. Walau pak eric terlihat kejam tapi, pak eric ternyata punya sisi baiknya juga.”
Ucap elsa tanah akan kembali mengerjakan tugas yang sebukan eric tadi.
“Hmm…” ucap eric.
“What, hanya Hmm… doang. Dasar manusia kutub, ada kata kata lain lagi nggak selain Hmm..” batin elsa sambil melirik ke arah eric yang duduk di meja samping elsa.
“Sudah lima menit, tersisa lima belas menit lagi sah temani kamu.”
Ucap eric yang dengan santai memainkan gawainya.
“Eh… iya pak, sebentar pak jangan pergi dulu.”
Elsa dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya yang hampir selesai.
Lima belas menit pun berlalu dengan cepat, akhirnya elsa menyelesaikan pekerjaannya.
“Em… pak eric, ini berkas yang bapak minta sudah saya selesaikan. Mau bapak cek sekarang atau….” Belum sempat elsa meneruskan kalimatnya, eric memotong ucapannya.
“Gila kamu ya.. nggak lihat ini sudah jam berapa…? Kamu nggak lihat a jam dari tadi ya…”
Ucap eric sambil beranjak pergi meninggalkan elsa yang terbengong menatapnya.
Tanpa elsa ketahui, setelah eric berpaling akan menjauh dari elsa, dia tersenyum samar melihat wajah terkejut elsa yang terkejut karena bentakannya.
“Dasar manusia tak punya ahlak, maksud gue kan baik, biar besok gue nggak ketemu dia lagi, ah… sebel sebel sebel.”
Elsa mencak mencak tidak jelas, kesal dengan kelakuan eric tadi.
Eric kembali ke ruangannya, dia mengambil tas kerja dan handphonenya yang ada di ruang kerjanya.
Setelah dia mengambilnya, dia berjalan ke arah lift dan turun ke lantai dasar, dimana dia memarkirkan mobilnya di sana.