Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Biksu Dewa Salju
Ki merak Merah hanya tersenyum sambil berkata, "tidak apa-apa nak Yuda, terima kasih atas pertolonganmu, aki benar-benar sangat berterima kasih kepadamu"kata Ki merak Merah.
"Nak Yuda, Aki akan bersemedi untuk memulihkan diri dan memohon petunjuk kepada Sang Hyang Jagat Dewa Batara apa yang harus aku lakukan. Kau boleh menjelajahi padepokan ini dengan bebas karena kamu adalah tamuku, besok pagi temui aki ditempat ini ada yang mau aku ceritakan kepadamu"pesan Ki merak Merah.
"Baiklah Ki, saya akan coba mengawasi tempat ini, aki lebih baik beristirahat supaya pulih, saya akan keluar Ki"ucap Yuda dan setelah memberikan penghormatan, Yuda membalikkan badannya lalu menutup pintu dari luar.
***
Ki merak Merah duduk bersila dan dihadapannya juga duduk seorang pemuda gagah yang sangat ditakuti tokoh golongan hitam.
"Nak Yuda, terima kasih atas pertolonganmu kemarin karena kalau tidak karena bantuanmu mungkin aku sekarang sudah jadi bangkai dan tempat ini sudah jadi abu"ucap Ki merak Merah memulai percakapannya.
"Jangan berkata seperti itu Ki, sudah menjadi tanggung jawabku untuk menolong sesama terutama yang berpegang pada kebenaran"ujar Yuda.
"Mana temanmu yang perempuan?bukankah saat pertemuan kita yang pertama kalian selalu bersama?"tanya Ki merak Merah tapi dia melihat rona kesedihan di wajah Yuda.
"Sri Wulandari tidak selamat Ki, dia mengorbankan dirinya untuk keselamatanku akibat serangan curang yang dilakukan oleh pendekar keris pelangi"jawab Yuda perlahan.
"Maafkan aku nak Yuda yang sudah menanyakan perihal dia, aku turut berduka cita atas kehilangannya"ujar Ki merak Merah.
"Tidak apa-apa Ki, dia sudah senang sekarang tidak merasakan sakit lagi"jawab Yuda.
"Nak Yuda pernah mendengar tentang sebuah kitab sakti mandraguna yang dapat menurunkan hujan salju?"tanya Ki Merak Merah.
"Sewaktu Sri Wulandari masih hidup, dia pernah singgung tentang kitab itu kalau saya tidak salah nama kitab itu kitab hamparan salju Ki"ujar Yuda.
"Baiklah aku akan menceritakan satu peristiwa yang pernah terjadi ratusan tahun lalu dan cerita ini langsung saya dengar dari guru aki eyang segara bumi"ucap Ki merak Merah memulai ceritanya dan Yuda memasang telinga baik-baik siap untuk mendengarkan apa yang ki merak Merah akan katakan.
"Kira-kira satu abad yang lalu ada seorang biksu yang datang ke tanah ini yang berasal dari dataran tibet tanah nenek moyangnya dan biksu tersebut sangat sakti. Di tanah kelahirannya tidak ada satupun pendekar yang mampu menandingi kesaktiannya sampai dia mendengar dari sahabatnya bahwa di negeri timur banyak terdapat jago-jago dunia persilatan yang sangat hebat dimana kesaktiannya sampai terdengar di negeri yang jauh sehingga biksu tersebut bertekad untuk datang ke negeri timur hanya untuk menimba pengalaman ilmu kanuragan. Biksu tersebut saat datang ke negeri ini banyak pendekar yang ingin menjajal ilmu Kanuragan dan kesaktiannya tapi semua pendekar itu dikalahkannya satu demi satu sehingga namanya begitu terkenal dalam dunia persilatan. Rimba persilatan memberikan gelar kepada biksu itu dengan julukan 'biksu dewa salju' karena ilmu hamparan saljunya yang sangat ditakuti seantero dunia persilatan. Sampai pada suatu saat biksu ini menolong seorang anak lelaki yang tersangkut pada dahan pohon dari keganasan lahar gunung meletus yang meluluhlantakkan desa dimana anak itu tinggal. Biksu tersebut berkelebat cepat menolong anak tersebut dari keganasan lahar yang bergerak cepat hampir mendekati pohon dimana bocah tersebut tersangkut dan membawanya pergi dari tempat itu. Sang biksu melihat perawakan bocah tersebut sangat baik dimana dalam kurun waktu sepuluh tahun jarang ada anak yang memiliki perawakan seperti yang dimiliki bocah tersebut sehingga sang biksu mengambil anak tersebut sebagai muridnya semua ilmu kesaktian sudah diwariskan sang guru kepada bocah tersebut yang sudah beranjak dewasa tinggal satu kesaktian lagi yang belum diwariskan sang guru kepada muridnya karena tidak sembarang orang dapat menguasai ilmu tersebut harus yang terpilih dari Dewata sebab itu sang guru harus melakukan meditasi disebuah pulau yang tidak seorangpun boleh tahu letaknya tapi sang guru berwasiat apabila guru tidak kembali dalam seratus hari berarti sesuatu telah terjadi pada guru dan guru akan datang kepadamu dengan cara lain. Seratus hari setelah sang guru pergi telah berlalu tapi sang guru yang sangat dihormatinya tersebut tidak kunjung kembali tetapi karena wasiat sang guru dia harus menunggu ditempat itu. Apa yang dikatakan sang guru terbukti, sang guru datang kepada muridnya saat sang murid sedang bermeditasi. Logapala muridku hentikan meditasimu dan dengarkan kata-kataku, aku tidak bisa berlama-lama menemuimu dan aku bisa disini atas seijin Dewata"ucap biksu dewa salju yang datang kepadanya dalam wujud roh. Logapala melihat sang guru dalam wujud yang lain dalam bentuk seperti bayang-bayang asap. Guru apa yang sebenarnya terjadi padamu?tanya sang murid. Logapala wujud yang sedang kau lihat saat ini adalah wujud halusku, diriku sudah tiada sejak lima puluh hari yang lalu saat aku memaksakan kehendakku supaya aku dapat mewariskan ilmu tersebut kepadamu tapi apa yang kulakukan membuat murka Dewata sehingga aku harus berpulang ke Swargaloka dengan cara seperti itu tetapi Dewata menyuruhku menyampaikan pesan ini kepadamu bahwa akan datang kelak seratus tahun dari sekarang seorang pemuda yang berjodoh dengan ilmu tersebut dengan ciri-ciri bahwa satria tersebut mempergunakan senjata pedang dalam membela kebenaran dan berikan gulungan peta ini kepada muridmu tetapi haruslah kau senantiasa ingatkan untuk tidak sekali-kali membuka terlebih melihat isi peta tersebut karena akan datang malapetaka didalam hidupnya dan haruslah dijaga dengan nyawanya jangan sampai peta tersebut jatuh ke tangan yang salah sampai digenerasi ketiga dan orang itu akan datang dengan sendirinya untuk menyongsong takdirnya sebagai seorang ksatria dan satu lagi yang harus kau sampaikan pada penerusmu siapapun tidak akan dapat membaca peta tersebut karena untuk orang yang tidak ditentukan hanya lembaran kosong dan peta tersebut akan muncul dengan sendirinya apabila badan pedangnya ditempelkan pada lembaran tersebut maka akan muncul peta itu"Cerita Ki merak Merah lalu meneruskan kembali ceritanya.
"Saat aku melihatmu aku teringat pesan yang telah disampaikan oleh guruku yang telah wafat dan aku adalah generasi yang ketiga dari amanat tersebut dan aku berharap bahwa kaulah pemuda yang sudah ditunggu sekian lama dan aku bisa terlepas dari beban wasiat tersebut"ucap Ki Merak Merah.
Yuda hanya garuk-garuk kepalanya mendengar cerita yang disampaikan oleh Ki merak Merah dan dia melihat Ki merak Merah mengambil sebuah lukisan yang tergantung di dinding.
Dihadapan Yuda dia merusak pigura lukisan tersebut dan tampaklah oleh Yuda selembar kulit binatang yang sudah usang tapi tetap awet sekalipun usianya sudah ratusan tahun yang terletak didalam lukisan sehingga sangat tersembunyi dan orang tidak akan pernah dapat menemukannya.
"Ambillah Yuda dan simpanlah dibalik bajumu!"perintah Ki merak Merah.
Yuda mengulurkan tangannya dan mengambil lembaran kulit binatang tersebut lalu menyimpannya ke balik bajunya.
"Satu lagi yang harus aku sampaikan kepadamu berdasarkan wangsit yang aku terima saat aku bersemedi eyang buyut datang menemuiku dan berkata,"sampaikan ke pemuda itu saat ia sudah menerima lembaran kulit tersebut bersemedilah dan aku akan memberikan petunjuk apa yang harus dia lakukan dalam semedinya panggillah aku dengan gelarku biksu dewa salju maka aku akan datang menemuinya! Itu semua yang bisa aku sampaikan kepadamu nak Yuda, semakin cepat engkau bersemedi maka semuanya akan semakin jelas"ujar Ki merak Merah.
"Terima kasih Ki engkau sudah menjaga lembaran ini sampai sekarang, aku berjanji padamu akan mempergunakan ilmu tersebut untuk kebaikan sesama. Aku akan segera meninggalkan padepokan ini, aku berharap kelak kalau umur kita sama panjang kita bisa berjumpa kembali"ujar Yuda lalu mencium punggung tangan Ki merak Merah.
Ki merak Merah tersenyum,"jaga dirimu nak Yuda, berhati-hatilah dimanapun engkau berada"kata Ki merak Merah lalu Yuda membalikkan badan dan melesat meninggalkan tempat itu.
Bersambung...
Dialok percakapn lebih enak bacanya saat mereka saling menyebut nama..usia dan waktu perkenalan juga mesih baru..cuali umur sudah di atas 25 bolehlah ganti kakang dalm panggilan..caps ini nyaris bikin saya peibadi mau off baca novel ini..krn sefikit geli baca nya...tp coba lnjut dulu mudah2an ok untuk seterusnya