NovelToon NovelToon
YUDA EDAN PENDEKAR PEDANG NAGA BUMI

YUDA EDAN PENDEKAR PEDANG NAGA BUMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Cintamanis / Ahli Bela Diri Kuno / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Call Me Dick

Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertarungan Yuda Dan Prakoso

"Maafkan aku Ki, aku terlambat memberikan pertolongan"ucap pemuda tampan itu sambil menjura memberi hormat.

"Siapa kau anak muda? Aku rasa-rasanya pernah mengenali pukulan yang kau lepaskan tadi"tanya eyang Jimbaran.

"Namaku Yuda Edan Ki, dan berasal dari gunung Bromo, aku hanya kebetulan lewat diperguruan ini dan mendengar ada pertempuran hebat yang sedang berlangsung disini lalu aku naik ke atas pohon melihat jalannya pertempuran karena aku tidak mau salah menjatuhkan tangan"ujar Yuda.

"Gunung Bromo....." Gumam eyang Jimbaran mencoba mengingat-ingat sesuatu.

"Astaga, ternyata kau murid sahabat lamaku yang sudah mengundurkan diri dari dunia persilatan si kakek sakti Braja Sedeng"ucap Eyang Jimbaran.

Yuda kaget mengetahui orang tua dihadapannya itu mengenal gurunya.

"Ternyata kau sahabat eyang Braja Sedeng, salam hormatku untukmu ki"ucap Yuda seraya membungkukan badan memberikan penghormatan.

Eyang Jimbaran hanya manggut-manggut penuh kekaguman terhadap anak muda yang sedang berada dihadapannya itu.

"kalau eyang tidak salah nama pukulan yang kau lepaskan tadi untuk menolong kami adalah pukulan Lahar Perak, bukan? Ilmu yang tadi kau lepaskan itu pernah menggemparkan dunia persilatan puluhan tahun silam berarti kau pewaris gelar Pendekar pedang Naga Bumi"ujar eyang Jimbaran.

"Itu hanya gelar yang diucapkan orang-orang bodoh rimba persilatan saja Ki, saya merasa tidak punya kemampuan apa-apa"tegas Yuda.

Eyang Jimbaran semakin kagum dengan sifat dan Budi pekerti pemuda dihadapannya itu.

"Beruntungnya si Braja itu punya murid sepertimu"kata eyang Jimbaran.

"Sudahlah Ki yang penting kau selamat, aku akan membebaskan murid perempuanmu itu"ujar Yuda lalu Yuda melesat ke arah Mayang yang masih diam tidak bergerak tapi tiba-tiba langkahnya dihadang Prakoso.

"Bocah busuk berani kau berulah berarti kematian menghadangmu"ujar Prakoso.

Tiba-tiba ditempat itu dipenuhi oleh pasukan berkuda yang dipimpin oleh seorang perwira berwajah tampan dengan pakaian kebesaran kerajaan.

"Prajurit, kepung orang itu jangan sampai dia lolos"ujar perwira tersebut.

Lalu dia turun dari punggung kuda lalu menuju ke eyang Jimbaran.

"Eyang, aku kembali"ujar perwira tersebut.

"Bayu...benarkah engkau yang sedang berdiri dihadapanku ini?"tanya eyang Jimbaran ragu.

"Iya guru, aku Bayu muridmu datang untuk menyambangimu. Bayu kangen sama guru dan adik Mayang. Apakah guru selama ini baik-baik saja?"tanya Bayu.

"Guru tidak apa-apa Bayu tapi mengenai adikmu...?"Eyang Jimbaran tidak meneruskan perkataannya.

"Kenapa dengan adik Mayang, eyang?"kejar Bayu.

"Lebih baik kau dengar langsung dari adikmu saja, eyang tidak tega untuk mengatakannya kepadamu?"ucap eyang Jimbaran.

Bayu semakin bingung dengan perkataan gurunya.

"Dimanakah Mayang, eyang?"tanya Bayu.

"Coba kau lihat disebelah sana, Bayu! Adikmu dalam keadaan tertotok dan dicelakai orang"ucap Eyang Jimbaran.

Bagai petir menyambar ditelinganya, Bayu kaget luar biasa.

"Apa eyang? Siapa orang yang berani menyakiti adik Mayang?"teriak Bayu dalam kemarahan.

Tanpa menunggu lebih lama lagi dia melesat ke hadapan Mayang.

"Jangan mendekat, kakang! Aku tidak punya muka bertemu denganmu, aku ingin mati saja!!!!"ucap mayang dengan air mata berlinang.

Kaget Bayu bukan kepalang mendengar perkataan orang yang dicintai dan dirindukannya selama ini.

"Kenapa Mayang?Aku selama ini sangat merindukanmu"ucap Bayu heran.

"Pergilah kakang, aku tidak pantas buatmu, aku hanya perempuan hina dan kotor yang mengkhianati janji kita"ucap Mayang lalu melanjutkan perkataannya, "aku sudah hamil dari bangsat itu yang tidak mau bertanggung jawab akan segala perbuatannya!"ucap mayang lalu menangis dengan meraung.

"Maafkan aku kakang....maafkan aku....."Isak Mayang tidak kuasa menahan gelora dalam dadanya.

Bayu tidak dapat lagi menahan perasaannya, gejolak kemarahan didadanya sangat membara.

Dia berpaling kepada Prakoso seperti singa yang akan menerkam mangsanya.

Bayu menghunuskan pedangnya, pedang yang berkilat tertimpa sinar matahari.

Prakoso tampak tenang dengan kemarahan Bayu, tampaknya dia sudah dapat mengukur sejauh mana kehebatan Bayu.

Bayu dengan mata yang berkilat berteriak lantang, "bangsat, sekarang juga kau harus mati ditanganku!"ucap Bayu dengan kemarahan yang berkobar.

Pedangnya berkiblat, Bayu melesat keatas lalu menyabetkan pedang tersebut ke kepala Prakoso tapi Prakoso hanya menundukkan kepalanya menghindari keganasan pedang Bayu, dia hanya menghadapi Bayu dengan tangan kosong dan tanpa mereka sadari dua puluh jurus sudah berlalu sampai pada suatu ketika saat Bayu menusukkan pedang ke arah dada Prakoso dengan gerakan yang sangat cepat Prakoso berkelit lalu berhasil memukul badan Pedang hingga terjatuh dan tendangan berputar dari Prakoso telak mengenai rahang Bayu sehingga terpental beberapa tombak dengan kepala laksana mau pecah.

Dengan pandangan yang mulai berkunang-kunang, Bayu mencoba berdiri tapi akhirnya limbung kalau tidak ada tangan kokoh yang menopangnya, niscaya Bayu akan terbanting ke tanah.

"Kisanak, orang ini bukan lawanmu biar aku yang coba meringkus orang ini. Lebih baik kau salurkan tenaga dalammu agar luka dalammu bisa terobati"tegas Yuda.

"Siapa kau?"tanya Bayu.

"Percayalah sobat aku seorang sahabat yang akan berusaha menolong kalian dari keganasan orang ini"ucap pemuda itu lalu tersenyum.

"Tolong papah aku kedekat gadis itu!"pinta Bayu.

Dengan sekali menggenjotkan dirinya, Yuda sudah membawa Bayu kedekat gadis tersebut dan meninggalkan mereka berdua.

"Sekarang akulah lawanmu wahai murid durjana!"tantang Yuda.

Prakoso tahu orang ini bukanlah orang sembarangan.

Dari bentrokan tadi Prakoso sudah mengukur bahwa tenaga dalamnya masih jauh dibawah pemuda tersebut.

Sebab itu jauh-jauh hari Prakoso mengeluarkan kembali Keris pelangi andalannya.

"Pendekar cabul Keris pelangi"ejek Yuda lalu berkata lagi, "Mumpung masih ku beri kesempatan, lebih baik kau cepat bertobat dan bertanggung jawab atas semua perbuatan yang telah engkau lakukan terhadap gadis itu kalau tidak mungkin jalan kematian adalah yang terbaik untukmu"tegas Yuda.

"Uuh, sombong sekali kau bocah kemarin sore, aku mau lihat apakah engkau sanggup bertahan melawan Keris saktiku ini"tantang prakoso.

Prakoso melebarkan badan Keris sehingga terbesitlah cahaya pelangi yang menebarkan hawa sangat panas lalu secepat kilat dia mengibaskan Keris tersebut kearah Yuda sehingga melesat gelombang pelangi dengan hawa melebihi titik didih ke arah Yuda.

Melihat hal itu Yuda mulai mengulurkan tangannya dan memutar-mutarkannya ke arah datangnya cahaya pelangi, dia mengeluarkan jurus pertahanan sekaligus menyerang Badai Topan Menghadang Gelombang.

Gelombang angin laksana badai keluar dari kibasan tangan Yuda dan menahan pukulan gelombang pelangi Prakoso yang tertahan diudara dan terpental kembali menyerang pemiliknya.

Prakoso kaget melihat keadaan tersebut lalu otaknya yang cerdik mulai mengatur siasat untuk menghindar sementara dari tempat itu karena luka dalam yang dideritanya.

Prakoso lalu berteriak "Pendekar edan, aku tahu kau adalah seorang ksatria. Saat ini aku sedang terluka, aku akan menunggumu sepuluh hari dari sekarang dilembah kesengsaraan teluk Beting, itupun kalau kau masih punya nyali"ucap Prakoso sekaligus menantang yuda lalu Prakoso melemparkan sesuatu ke angkasa dan meledak mengeluarkan asap yang bergumpal-gumpal memenuhi tempat itu.

Yuda mulai memukul dengan pukulan jarak jauh yang berwarna keperakan dan mengenai pohon sehingga berderak tumbang.

Saat keadaan sudah mulai terang, Prakoso sudah tidak berada ditempat itu lagi.....

*****

Bersambung...

1
Oktafianto Gendut
hampir seperti wiro sableng
Call Me Dick: novel Wiro sablenglah yang mengilhami saya menulis saudaraku
total 1 replies
sultan hidayat
mantap
Abdul Rouf
kaleng kaleng baru beberapa bait dah habis
Abdul Rouf
sikat pendekar
Abdul Rouf
sellimut kabut datanglah aku butuh bantuan mu, berarti saudaraan sembara
Wahyu Indra
ayo thor lanjutkan jgn bikin penasaran
Daroji Trengganu
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!