Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Jalan-jalan
Celine mengajak Nicholas untuk jalan-jalan di taman dengan penjagaan yang ketat. Hal itu Nicholas lakukan karena dia malas berurusan dengan orang luar. Biar saja dia dianggap sombong, yang terpenting dia merasa nyaman.
Sebenarnya Celine yang memaksa Nicholas. Karena mereka sudah menandatangani surat perjanjian, maka Celine melanjutkan kegiatan untuk Nicholas yang sudah dia jadwalkan sebelumnya.
"Bagaimana? Sangat menyenangkan, bukan? bisa jalan-jalan di sore hari." seru Celine
Nicholas menatap taman yang penuh dengan bunga-bunga yang bermekaran. Memang sangat indah, tidak jauh berbeda dengan taman di rumahnya. Hanya saja disini dia bisa melihat lebih luas dan banyak orang-orang bersenang-senang di sana.
"Not bad." ucapnya singkat
Celine tersenyum dan mengajak Nicholas duduk di kursi taman. "Apa kau menginginkan sesuatu?" tanya Celine
"Aku atau kau? Dari tadi aku perhatikan kau selalu melihat pedagang itu." Nicholas menunjuk pedagang menggunakan dagunya.
"Itu...." Celine hanya tersenyum malu. Sejak sampai di taman, dia memang sudah mengincar pedagang es krim. Sudah lama dia tidak membelinya dan sekarang dia sangat menginginkannya
"Belilah jika kau mau." ucap Nicholas
"Aku sangat ingin, tapi aku tidak membawa uang." gerutu Celine
Nicholas berdecak pelan dan mengeluarkan satu lembar uang bergambar proklamator dan memberikannya pada Celine. "Apa ini cukup?" tanyanya
"Ini untukku?" bukannya menjawab, Celine justru balik bertanya.
"Cukup tidak?" tanya Nicholas lagi yang dijawab anggukan oleh Celine. Terlihat wajah Celine yang sumringah saat menerima uang tersebut. Dan tanpa mengatakan apapun, wanita itu langsung pergi begitu saja.
"Ck... Dasar." gerutu Nicholas. Bukan marah, tapi pria itu merasa gemas dengan tingkah istrinya itu. Dia meminta salah satu anak buahnya untuk mengikuti Celine karena takut terjadi sesuatu pada wanita itu.
Mungkin karena belum terbiasa, Nicholas masih merasa jika dunia luar, dunia yang asing untuknya. Maka dari itu, dia membawa banyak bodyguard untuk melindungi mereka.
Tapi firasat Nicholas memang benar. Karena saat ini, seseorang tengah memperhatikan Celine yang sedang mengantri membeli eskrim.
Dia adalah Rian.
Rian yang saat itu selesai meeting dengan klien di restoran, memutuskan untuk jalan-jalan sebentar di taman untuk menenangkan pikirannya.
Karena terlalu terobsesi pada Celine, membuat pikiran Rian menjadi kacau. Dimana-mana dia melihat Celine . Siapapun wanita yang menyapanya, terlihat seolah itu adalah Celine. Untungnya saat rapat dia tidak melakukan hal memalukan, karena saat klien menjelaskan tentang programnya, Rian melihat kliennya seperti Celine.
"Ini benar-benar membuat aku gila. Wanita itu.... Dia berhasil mengacaukan pikiranku. Argh..." Rian berteriak merutuki kebodohannya. Tapi pandangannya tidak sengaja melihat Celine di sana. Dia berulang kali mengucek kedua matanya untuk memastikan jika itu bukan halusinasinya saja.
Dan saat Celine tersenyum, saat berbincang dengan orang lain, baru dia yakin jika itu bukan halusinasinya. Rian merasa sangat senang seolah baru saja menemukan harta Karun. Dia membenarkan tatanan rambutnya dan mendekati Celine.
"Wanita itu... Akhirnya kita bertemu lagi. Kita memang berjodoh." Rian mendekati Celine dan menyapanya, "Hai cantik. Kita bertemu lagi."
Deg
Celine menoleh kearah orang yang memanggilnya. Pria itu, pria yang menghina Nicholas beberapa hari yang lalu. Dia pria yang tega mengkhianati suaminya.
"Kau datang sendiri, hm? Mau aku temani?" seru Rian
Celine hanya diam saja. Dia enggan untuk merespon pria itu. Dia justru jijik melihatnya, apalagi tatapan pria itu sangat menyebalkan.
"Kenapa diam saja? Mana suami cacat mu itu? Kenapa dia membiarkan istri secantik dirimu berkeliaran sendirian? Apa dia tidak takut jika ada pria normal yang mendekatinya?" Rian mencoba menyentuh Celine , tapi wanita itu dengan cepat menghindar. Setelah membayar eskrim nya, dia segera pergi dari sana. Tapi, Rian terus mengikutinya.
"Tunggu nona!! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." seru Rian yang tidak dihiraukan oleh Celine.
Pria itu mendengus kesal. Dan saat dia hendak menarik lengan Celine, tiba-tiba ada seorang pria bertubuh besar, menghalanginya.
"Wo.. Wo..wo.. Siapa kau?" tanya Rian
Pria itu tidak menjawab. Dia memastikan jika Celine sudah aman, baru dia memberi peringatan pada Rian untuk tidak mengganggu nona nya. Baru setelahnya dia pergi begitu saja meninggalkan Rian yang terus mengumpat.
"Sial!! Dia pasti bodyguard Nicholas. Padahal tinggal sedikit lagi. Awas kau, Nick." Rian mengepalkan tangannya dan pergi dari sana. Kali ini dia gagal, tapi tidak untuk lain kali. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang akan datang nantinya.
...****************...
"Kenapa kau lama sekali?" gerutu Nicholas
"Ma-maaf, tadi antri nya cukup banyak." Celine mengambil kembaliannya dan memberikannya pada Nicholas , "ini."
Nicholas mendengus kesal dan menggerakkan kursi rodanya asal, "ambil saja kembaliannya. Aku tidak membutuhkannya." ucapnya ketus. Nicholas menatap anak buahnya yang dia minta untuk mengikuti Celine . Melihat gerak-geriknya sepertinya telah terjadi sesuatu, untuk itu Nicholas mengajak Celine untuk pulang.
Celine tidak masalah. Nicholas mau jalan-jalan dengannya saja, dia sudah sangat senang. Lain kali, dia akan mengajak Nicholas untuk jalan-jalan lagi. Dan karena mereka sudah menandatangani surat perjanjian, maka dia juga harus menyiapkan keperluan untuk Nicholas berobat dan terapi lagi.
Di perjalanan, Nicholas hanya diam melirik Celine yang menikmati eskrim nya. Dia berdecak pelan melihat bibir wanita itu yang belepotan. Benar-benar seperti anak kecil.
"Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu? kau mau?" Celine menyodorkan eskrim ditangannya.
Nicholas menatap eskrim didepannya dan beralih pada bibir Celine yang belepotan. Perlahan, tangan Nicholas terangkat seolah ingin mengambil eskrim dari tangan Celine . Tapi tiba-tiba, pria itu menarik tangan Celine dan....
Cup
Nicholas membersihkan eskrim dibibir Celine menggunakan bibirnya.
Celine melebarkan kedua matanya sempurna. Dia mendorong bahu Nicholas dan menutup mulutnya. "Apa yang kau lakukan?" pekiknya
"Membantumu membersihkan bibirmu." jawab Nicholas singkat
Celine mendengus kesal. Dia menatap bodyguard yang duduk di kursi depan, untuk memastikan jika mereka tidak melihat adegan barusan. Mereka berdua seolah cuek atau mungkin memang mereka takut pada Nicholas ? entahlah, yang jelas dia sangat malu saat ini."Dasar mesum." gerutunya pelan