Kisah anak Vira dan Aldi (Novel berjudul Pembalasan Istri CEO manis) Aris Bima Pradana.
Gimana rasanya kehilangan orang yang dicintai terlebih dialah yang jadi penyebabnya sendiri?
Di tambah ada bayi yang tidak berdosa kehilangan ibunya? Malah dia membenci anaknya sendiri?
Belum penuh ujiannya harus menuruti orang tuanya dengan menikahi adik dari istrinya? Kembarannya?
Penasaran, langsung baca ya, inget jangan numpuk bab ya.
Simak kisah menghalu Author, jangan lupa like.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Liana dan Aris semakin dekat dan jarak benar benar sudah terkikis. Aris yang pandai memanfaatkan hal itu, memberikan ciumannya pada bibir lembut Liana.
Terkejut Liana dengan sikap Aris yang semakin berani mendekatinya, tanpa merespon hanya diam dan menikmati sentuhan yang sudah dirasakannya.
Aris tersenyum saat Liana tidak menolak ciumannya ini yang baru disentuh bibirnya itu, dalam keadaan tetap berdansa Aris kembali mencium Liana kali ini dengan sedikit berbeda.
Ciuman yang mulai menarik sudut bibir lawannya, menyesapnya dan menggigit sedikit bibir Liana agar mulutnya terbuka.
"Mas," ucap Liana yang malu takut terlihat oleh orang lain atas perbuatan mereka.
"Hem," lirih Aris yang memeluk Liana.
Tahu jika Liana tidak pengalaman, walau berada di negara maju ternyata bisa menjaga dengan sangat baik pergaulannya. Pujian tentu saja disematkan oleh Aris untuk istrinya. Bolehlah berbangga diri jika yakin dirinya akan membuka segel pertama kalinya. Dan itulah hal yang tidak pernah dirasakan oleh istri pertamanya.
"Pulang yuk," ajak Liana yang mulai Aris bertingkah lebih padanya.
"Oke," jawab Aris yang kemudian menggandeng tangannya menuju parkiran.
Dinner romantis yang sukses di lakukan oleh Aris malam ini, membuat Liana selalu merona di wajahnya. Bisa memanjakan istri dan memberikan cinta seutuhnya untuk pelabuhan terakhir Aris.
Saat mereka datang ke apartemen ternyata sudah ada yang menunggunya disana. Seorang wanita yang duduk di bangku tunggu disana.
Mau apa lagi dia? Tidak berarti aku takut menghukumnya kali ini. Lihat saja apa yang akan dilakukannya! Kesal Aris dalam hati.
Wanita itu lagi! Tapi rasanya sedikit familier dengannya, oh ya aku ingat waktu itu dia juga yang datang kesini menggangguku dan Dira! Batin Liana.
Aris dan Liana melangkah dengan pikirannya masing masing, sesaat wanita itu berdiri bersamaan dengan keduanya di depan pintu seolah tidak ada tamu.
"Ar," sapa wanita itu.
"Aku masuk dulu," pamit Liana takut Aris tidak ingin dirinya disana.
"Tetap di sini," bisik Aris.
Liana yang di gandeng Aris kali ini tetap tidak di lepaskan seperti sore tadi. Ada sedikit kelegaan di hati Liana.
"Cepat ada apa? Aku kasih waktu lima menit!" perintah Aris menatap tajam matanya ke lawan bicaranya.
"Bukannya dia pengasuh anak Laura? Kenapa bisa sama kamu?" Tanya Lidya.
"Oh cuma itu saja! Dia istriku!" jawab Aris yang suaranya tegas dan sangat menakutkan.
"Loh! Sejak kapan kamu menikah! Bukannya Laura baru meninggal satu tahun tapi kamu sudah menikah! Tidakkah aku menghianatinya? Terlebih kamu kan yang menyebabkan Laura meninggal?" Lidya terkejut atas jawaban Aris maka dari itu dia segala cara untuk bisa menghasutnya seperti dulu. Kali ini dia mempunyai tujuan untuk kepentingannya sendiri.
"Itu urusanku! Sisa waktumu habis! Pergi dan jangan sampai aku melihatmu kembali atau kamu ingin mendekam dalam penjara!" usir Aris.
"Apa maksudmu? Aku tidak ada berbuat salah!" tolak Lidya.
"Lakukanlah apa maumu! Sebelum kamu aku penjarakan!" kembali Aris memberikan suatu ancaman.
Sial! Aku tidak akan berhenti sampai disini! Aku harus menjadi milikku! Aku sudah bersabar saat kamu menikahi Laura dulu! batin Lidya.
Setelah itu Aris membiarkan wanita itu disana sendiri, karena Aris dan Liana sudah masuk dan mengunci pintu apartemennya.
"Mas," ucap Liana.
"Hem," jawab Aris yang masih dalam emosi.
"Mau aku peluk?" Liana mengatakannya dengan senyuman.
Tanpa ba bi bu lagi, Aris langsung berhambur memeluk tubuh istrinya. Benar saja Aris yang sedikit demi sedikit tenang dalam diam keduanya.
Seperti itulah Liana sungguh pengertian dan tanpa mau ikut campur urusan yang bukan dalam wilayahnya.
"Terima kasih, kamu adalah obat terbaik untukku," ucap Aris setelah beberapa menit berlalu.
"Sama sama, Mas. Karena sejatinya istri adalah penenang suaminya," ucap Liana.
"Mulai sekarang kamu ga boleh pergi lagi!" perintah Aris yang sedikit tinggi nadanya.
"Ga usah di minta pun aku akan lakukan, Mas. Jadi jangan lagi kasar padaku atau memerintah sesukamu seperti dulu, bisa?" ucap Liana yang memanfaatkan waktu berdua.
"Aku janji tidak akan melakukannya," janji Aris dengan mata keduanya saling memandang.
"Aku mau mandi dulu, Mas," ucap Liana dan memutus mata mereka, berdiri dan masuk ke dalan kamarnya.
Aris mendengus saat Liana sudah tidak ada di pandangannya. Aris membuka hpnya dan ternyata pesan dari mommynya.
Semoga sukses anak sulung mommy malam ini membobol gawang yang masih asri 😍. Pesan Mommy.
Aris hanya tersenyum melihat pesan yang absurd itu, kayak anaknya pemain bola saja. Ada ada saja Vira memberikan semangat pada anak lanangnya ini.
Lama juga Liana tidak keluar hingga Aris masuk ke dalam kamar, ternyata Liana sudah terbaring di bungkus selimut disana.
Huf, aku kira kamu mengajakku tidur bersama. Tapi aku tidak akan menyerah, mulai saat di jawa kita tidur bersama maka selamanya akan bersama. Batin Aris.
Lalu dirinya masuk ke kamar mandi, berganti baju dan membersihkan badannya kembali. Setelah itu ikut bergabung dengan istrinya masuk ke dalam selimut.
Tapi ternyata Liana memegang perutnya yang tampak sakit di tahan.
"Sayang, kamu sakit?" Tanya Aris yang duduk dan berpindah posisi di depan Liana.
"Perutku sakit, Mas," lirih Liana menahan sakit.
"Aku telp dokter sekarang!" khawatir sekali Aris yang sudah berdiri dan mengambil hpnya di atas nakas.
"Tidak perlu, Mas," tolak Liana yang menahan sakit perutnya.
"Diam dan ikuti kata suamimu ini! Paham!" tolak Aris dan sudah memencet tombol untuk menghubungi dokter pribadinya.
Mas, Mas, kamu ga mau di bilangin. Tetap arogan! Jangan salahkan aku kalau kamu nanti malu! Batin Liana.
Akhirnya Liana ikuti kata suaminya dan diam saja disana, berbeda dengan Aris yang sudah kelimpungan bolak balik badannya kayak setrikaan.
"Lama sekali sih Vicky!" kesal Aris yang menurutnya dokter pribadinya itu lelet.
Padahal baru saja lima menit berlalu, bagaimana mau cepat sampai jika harus menunggu lima belas menit perjalanan Vicky ketempatnya.
Di telp kembali saking tidak sabarnya Aris.
"Dimana?" Tanya Aris di telp.
"Di bawah apartemen. Buka pintumu bawel!" jawab Vicky yang benar benar ngebut jika Aris yang meminta padanya. Baru saja berhenti mobilnya di parkiran sudah di telp lagi.
Tuan Arogan tetap tidak berubah! Batin Vicky.
Langsung di tutup Aris dan menuju pintu apartemennya.
"Dokter sudah datang," bisik Aris pad Liana yang memejamkan matanya. Ya Vicky sudah disana, Vicky anak dari dokter keluarganya dulu Victor. Victor telah pensiun dan menikmati masa tuanya bersama istrinya saja. Tugasnya di ambil oleh oleh anak sulungnya itu.
"Cepet!" perintah Aris yang tampak khawatir.
"Iya, bawel!" omel Vicky.
Liana yang sudah di minta terlentang dan Vicky mulai mengecek kondisinya.
...****************...
Terima kasih semuanya yang sudah mendukung karya ini dengan baik dan sudah terkontrak saat ini.
Secara pribadi mengucapkan rasa syukur dan terima kasih suport dari semuanya yang begitu luar biasa.
Note: di akhir kisah ini pasti akan ada hadiah tidak terduga ya. Tapi bagi yang memberikan hadiah dan like terbanyak dan mencapai level penggemar minimal silver ya hanya 5 orang.
Like dan komentarnya di tunggu ya.
Yuk buruan kasih hadiah buat karya ini.
kasihan sX km, d culik 2X dlm kurun waktu yg brdekatan....