Bukan Sekedar Obsesi

Jam pulang kerja pun tiba.

Seperti janji Bratt pada Alea tadi untuk membantu Alea memergoki Jonas yang ternyata tidak berlayar dan malah berselingkuh, dan disini lah mereka sekarang, di perjalanan menuju apartemen Nyonya Rebecca sekaligus apartemen Bratt.

Kini mereka sudah sampai di gedung apartemen. Mereka pun keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki gedung apartemen.

Alea yang sudah menggebu-gebu berjalan dengan langkah panjangnya, tapi tidak dengan Bratt, ia malah terlihat sangat santai.

Begitu masuk di lobi, Alea pun hendak berjalan menuju lift, tapi Bratt langsung menarik tangan Alea.

"Kau mau kemana?"

"Ya kemana lagi Tuan kalau bukan ke unit wanita tua itu!" Jawab Alea.

"Kita tunggu saja disini." Balas Bratt.

"Tapi Tuan.."

"Alea, apa kau ingat janji mu pada ku tadi, hah?! Tetap tenang dan kau cukup mengikuti cara ku!" Potong Bratt.

"Nyonya Rebecca tinggal di unit mewah. Pengamanan disana sangat ketat, orang tidak bisa sembarangan menginjak lantai itu kalau belum ada konfirmasi dari penghuni di lantai itu. Kau paham kan maksud ku?" Kata Bratt berbohong.

Dengan polosnya Alea pun menganggukkan kepalanya.

"Ayo kita duduk disana." Ajak Bratt.

Sengaja Bratt tidak mengajak Alea ke unit apartemennya karena belum saatnya. Karena unit apartemen Bratt itu hanya untuk tempat Bratt memuaskan hasratnya.

Alea dan Bratt pun berjalan menuju sofa yang ada di lobi sambil menunggu Jonas turun. Karena melalui pantauan Bratt, Jonas dan Nyonya Rebecca belum juga keluar dari unit apartemen mereka.

Sambil menunggu Jonas, Bratt pun mengirim pesan pada Dan untuk pulang karena dirinya sudah ada di lobi apartemen. Meski Bratt tidak tahu dimana keberadaan Dan sekarang, tapi Bratt yakin kalau Dan pasti masih ada di sekitaran gedung apartemen.

Bratt : Pulang lah kau! Aku sudah di lobi sekarang.

Begitulah isi pesan Bratt untuk Dan.

Dan yang sejak tadi ada di lobi dan melihat Bratt yang duduk bersama Alea pun membalas pesan dari Bratt.

Dan : Pantas saja kau sampai rela menggelontorkan uang banyak untuk membayar ku, ternyata wanita obsesi mu kali ini lebih menantang dari Malika.

Pesan pun terkirim ke ponsel Bratt dan langsung di baca Bratt.

Membaca balasan pesan dari Dan, Bratt menoleh ke kanan dan kiri-nya untuk mencari keberadaan Dan.

"Dimana si kamp*ret itu?" Gumam Bratt dalam hati.

"Kenapa Tuan? Apa kekasih Anda ada disekitar sini?" Tanya Alea menerka-nerka.

"Ah.. tidak pa-pa. Aku hanya melihat sekeliling saja, manatau suami mu ternyata ada disekitaran lobi." Jawab Bratt.

"Oh.." dengan polosnya Alea membulatkan mulutnya.

Bratt : Dimana kau?

Bratt mengirimkan pesan pada Dan.

Dan : lihatlah lurus di depan mu, aku berdiri dekat pot bunga.

Balas Dan.

Bratt pun melihat kearah yang di katakan Dan.

"Shiit!" Umpat Bratt dalam hati setelah melihat keberadaan Dan.

Bratt : pergi lah kau dari situ dan jangan menghampiri ku disini!

Bratt kembali mengirim pesan untuk Dan.

Dan tidak membalas pesan Bratt dan malah berjalan ke arah Bratt dan Alea.

"Akan ku patahkan leher mu Dan kalau sampai kau datang kesini!" Geram Bratt dalam hati saat melihat Dan berjalan mendekat.

Tapi ternyata, Dan hanya ingin membuat Bratt sport jantung, karena begitu dirinya sudah dekat, Dan langsung membelokkan langkah kakinya dan berjalan menuju pintu lobi.

Setelah memastikan Dan keluar dari lobi, baru lah Bratt bernafas lega.

Tapi tak sampai satu menit, Alea melihat Jonas dan Nyonya Rebecca yang keluar dari dalam lift.

"Tuan, itu mereka..." Tunjuk Alea.

*

*

*

Bersambung...