Tarissa rela menikah dengan Nafandra demi melindungi Keanu dari keluarga Brawijaya. Selian itu dia juga ingin mengungkap kasus kematian Nessa yang kecelakaan itu dibunuh oleh keluarga suaminya.
Suatu hari Tarissa menemukan buku harian milik Nessa yang mencatat banyak sekali rahasia dan misteri yang ada di keluarga Brawijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Bab 24
Tarissa mengingat-ingat kembali di mana pernah melihat orang yang mirip Kang Muis. Karena dia yakin pernah melihat wajah orang itu dengan rambutnya yang model kribo ala Ahmad Albar.
'Model rambutnya benar-benar kayak orang jadul,' batin Tarissa sambil tersenyum.
"Jadul?" ucap Tarissa seakan ingat akan sesuatu.
Lalu dia pun mengecek kembali foto-foto yang tadi dikirim oleh Bagaskara. Ada foto Narsih, pembantu yang hilang itu juga. Lagi-lagi Tarissa merasa pernah melihat wajah wanita itu.
Dengan perlahan, Tarissa membuka kotak kosmetik miliknya. Di mana dia menyimpan buku harian milik Nessa dan Yunita. Dia membuka buku harian kembarannya untuk mencari foto dulu terselip di sana.
Ada, foto lama dari orang-orang yang awalnya tidak diketahui oleh Tarissa. Kini dia tahu. Kalau Mang Muis dan Narsih ada di antara mereka bertujuh dalam foto itu.
Buru-buru Tarissa memfoto foto jadul itu dan dikirim ke grup. Lalu, kembali menyimpan buku harian dan foto itu ke tempatnya, bersama handphone cadangan miliknya yang sudah di nonaktifkan.
Hari sudah lewat tengah malam, Tarissa harus segara tidur. Karena besok pasti akan banyak pekerjaan dan membutuhkan tubuh yang fit dan pikiran yang fresh. Biar tidak mudah terpancing emosi. Untuk urusan misteri di rumah Brawijaya biar Bagaskara dan Adimas yang mencari tahu informasi di luar sana.
***
Keesokan paginya Tarissa membangunkan Nafandra. Kebiasaan laki-laki itu nggak akan bangun kalau tidak di beri morning kiss.
"Mas, bangun!" ucap Tarissa, lalu memberikan ciuman selamat pagi di pipi suaminya.
Nafandra tersenyum tipis. Dia mengira mereka akan terus marahan. Semalam dia memang marah kepada Tarissa. Dia melakukan hal itu karena tidak ingin putranya terluka lagi. Namun, sang istri malah lain menilai maksud dirinya.
Setelah memastikan Nafandra bangun, Tarrisa pergi ke kamar Keanu. Dia akan memandikan putranya itu agar bisa sarapan bersama.
Kini semua sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama. Terlihat Mami Ayu sudah pulih, meski masih tidak semangat seperti biasanya.
"Andra, beberapa teman Mami rencananya akan datang menjenguk. Boleh, ya?" tanya Mami Ayu.
Tarissa sampai menghentikan gerakan tangannya yang akan menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya. Dia melirik ke arah Nafandra yang masih mengunyah.
"Hari ini rencananya akan ada pemugaran pohon-pohon di sekitar rumah. Apa nanti Mami dan yang lainnya tidak terganggu? Bisa saja banyak debu dan berisik," jawab Nafandra.
"Apa?" pekik Mami Ayu dan Andita bersamaan.
"Aku juga akan membawa Keanu dan Tarissa ke kantor biar tidak keganggu. Kasihan kalau mereka merasa tidak nyaman nanti," lanjut Nafandra.
Tarissa sampai tersedak karena terkejut. Sebelumnya Nafandra tidak memberi tahu akan hal ini. Dia malah menyuruhnya memakai pakaian yang dia pilihkan. Katanya biar kompakan memakai warna baju yang sama dengannya dan Keanu. Kebetulan hari ini mereka bertiga memakai baju berwarna biru navy.
Sebenarnya dia semalam sudah buat janji dengan Adimas. Katanya laki-laki itu akan datang ke ibu kota bersama istrinya. Dia akan memberikan beberapa keterangan dan informasi tambahan tentang kasus kecelakaan yang menimpa Nessa kepada Bagaskara.
"Kamu kenapa?" tanya Nafandra.
"Tidak apa-apa," jawab Tarissa dan saat akan mengambil gelas minum, Keanu menyodorkan gelas bayi miliknya.
"Mama, mimik!" ucap bocah itu.
"Terima kasih, Sayang. Mama mimik air putih di gelas ini saja. Itu punya Keanu," balas Tarissa yang mengangkat gelas miliknya.
"Ayo, kita sama-sama mimik!" lanjut Tarissa dan Keanu pun ikut minum.
Ketika Nafandra dan Tarissa keluar rumah, datang Amanda dan Adimas. Kebetulan mereka datang ke ibu kota.
"Loh, kalian!" Tarissa merasa senang dengan kedatangan dua sahabatnya itu. Dia tidak menyangka kalau mereka akan datang sepagi ini.
"Kebetulan kami ada pekerjaan di sini selama tiga hari. Jadi memutuskan untuk singgah sejenak untuk melihat keadaan kamu dan Keanu," ucap Amanda.
Adimas hanya diam saja. Dia tahu kalau Nafandra adalah tipe suami yang pencemburu dan posesif. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik pura-pura jaga jarak dengan Tarissa.
"Senang sekali kalian mau menjenguk kami," kata Tarissa dengan senyum lebarnya.
Raut wajah Nafandra berbanding terbalik dengan sang istri. Laki-laki itu merasa Tarissa akan meminta untuk tetap tinggal di rumah untuk menjamu tamunya yang baru datang.
"Nafandra mau berangkat ke kantor?" tanya Amanda basa-basi.
"Sebenarnya Tarissa dan Keanu akan ikut bersama aku ke kantor," jawab Nafandra.
"Oh. Kalau begitu kedatangan kami tidak di waktu yang tepat, dong!" ucap Amanda dengan lirih dan memasang mimik wajah sedih.
"Mas, bolehkan aku menjamu mereka berdua. Nanti kita makan siang bersama di luar, bagaimana?" rayu Tarissa dengan ekspresi memohon.
Nafandra menghela napas. Meski tidak suka, dia memberikan izin, daripada nanti Tarissa marah dan mereka perang dingin.
"Aku tunggu nanti kamu di kantor. Ingat, sebelum jam sebelas, kamu dan Keanu sudah ada di kantor. Minta Mang Dirman antar ke kantor. Aku tidak izinkan kamu pergi mengemudi sendiri," kata Nafandra.
"Iya," balas Tarissa dengan senyum manisnya.
Akhirnya mereka masuk ke dalam rumah. Tentu saja Mami Ayu tercengang melihat kedatangan tamu Tarissa. Tadi saat dirinya bilang kalau akan ada temannya yang menjenguk Nafandra tidak memberikan izin. Namun sekarang malah ada tamu tak diundang.
"Siapa dia?" tanya Mami Ayu dengan wajah sinis.
Tarissa dan kedua orang lainnya saling melirik. Sebenarnya Mami Ayu pernah bertemu dengan Adimas ketika menangani kasus kecelakaan Nessa, dulu. Mungkin waktu itu dia memakai seragam polisi, jadi tidak kenal saat memakai baju kasual.
Kalau Amanda, Mami Ayu belum pernah bertemu dengannya. Karena saat dia datang tempo hari sedang tidak ada di rumah.
"Dia kerabat aku, kebetulan suaminya datang ke kota karena ada tugas dari kantornya," jawab Tarissa.
"Huh, teman aku mau datang tidak boleh. Giliran saudara dia datang kasih izin," gerutu Mami Ayu sambil pergi.
Andita berjalan terburu-buru karena sudah terlambat. Dia terkejut saat melihat Adimas. Segera saja dia memalingkan wajahnya agar tidak beradu pandang dengan laki-laki itu.
Andita segera meninggalkan rumah. Hal itu malah memancing ketiga orang yang duduk di ruang depan.
"Dia itu siapa?" tanya Amanda.
"Keponakan Mami Ayu," jawab Tarissa dan membuat Amanda tercengang.
"Kedatangan kami ke sini untuk menitipkan barang bukti dan laporan tambahan tentang kejadian waktu itu. Semalam kami—Adimas dan Bagaskara—sudah membahas ini. Lalu, tentang foto yang kamu kirim di grup akan kami cari tahu. Ternyata mereka berdua itu saling kenal dan pernah bekerja bersama-sama di waktu yang sama," kata Adimas dengan pelan.
"Aku sempat kepikiran kalau Mbak Darmi dan Pak Budiman juga ada di foto itu, bersama dengan Mang Muis dan Narsih. Tolong kamu cari tahu sisanya, itu siapa saja," balas Tarissa.
Ketika itu datang Mbok Darmi membawa nampan berisi minuman dan cemilan di dalam beberapa toples. Wanita paruh baya itu, lalu mengajak Keanu main bersama dengannya ke belakang.
"Itu Mbok Darmi?" tanya Adimas.
"Iya," jawab Tarissa.
"Berapa usianya?" tanya Amanda.
"Lima puluh tahun lebih kayaknya. Karena dia bekerja lama di sini sebelum Nafandra lahir," jawab Tarissa.
Kemudian lewat Pak Budiman, karena alat berat yang disewa oleh Nafandra untuk mencabut pohon sampai ke akar-akarnya, sudah datang. Dia yang bertugas memberikan perintah dan mengawasi para pekerja itu melakukan tugasnya.
"Barusan itu ... Pak Budiman?" tanya Adimas.
"Iya," jawab Tarissa.
"Mas, kok, kamu tahu?" tanya Amanda yang merasa heran kenapa suaminya bisa langsung menebaknya.
***
Next bab akan ada yang mengejutkan.