* Mohon bijak memberi bintang 🌟!!! Jika tidak berkenan dengan cerita ini,,, silahkan langsung di tinggalkan.... tanpa perlu berkomentar yang menyakitkan...
Kusumaningtyas seorang gadis Kalimantan yang di nikahi Bayu wicaksono 1,5 tahun yang lalu. Pernikahan bahagia yang di impikan ternyata malah menjadi petaka baginya. Berharap suami yang menjadi pelindungnya ternyata justru malah menghancurkannya. Memiliki suami yang tukang selingkuh.
Membuat Ningtyas merasa di uji kesabarannya. Nafkah yang seharusnya di berikan ke istrinya ternyata malah di kuasai oleh ibunya. Ningtyas selalu di Hina jadi Benalu di keluarga itu. Padahal Ningtyas merasa dirinya tidak pernah menuntut apapun sama Bayu. Berapapun nafkah yang Bayu kasi dia tidak pernah protes. Ningtyas di perlakukan seperti Babu di rumah mertuanya. Mampukah Ningtyas melewati cobaan demi cobaan yang dia hadapi? atau kah Ningtyas memilih pulang ke Kalimantan dan berkumpul bersama orang tua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27.
(prov Bayu)
Usai Ningtyas mengobati luka ku, tiba-tiba perut ku terasa perih saat ku lirik ternyata jam sudah menunjukkan pukul 10.30 pagi. "Pantas saja perut ku terasa perih. ternyata sudah siang". Gumamku lirih. Aku yang biasa sarapan pagi, tapi kali ini malah terlewatkan.
Dengan perlahan aku bangkit dari tidur ku..merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuh ku, membuat ku berjalan dengan tertatih-tatih menuju ruang makan.
ku pindai seluruh ruangan yang ada di sekitar ku, namun tak ku temukan sosok Ningtyas di sana. Terpaksa aku ngambil makan sendiri.. biasanya jika ada Ningtyas, disaat dia marah seperti apapun dia pasti akan melayani ku. menyiapkan semua kebutuhan ku...
Ku sendok nasi sedikit demi sedikit ke dalam mulut ku. Rasanya sulit sekali untuk ku telan, padahal menu yang ada di meja sangat menggugah selera. Tapi Pikiran ku yang sedang semrawut. Sehingga membuat seleraku hilang. Belum lagi menahan rasa nyeri di bagian seluruh tubuh ku. Makan baru 5 sendok ku letakan kembali piring ku. aku pun bangkit menuju ke teras samping. Ku dudukan tubuh ku di kursi bambu yang ada di teras. Aku duduk bersandar di sandaran kursi sambil menikmati r*k*k. ku kepulkan asapnya ke depan.
Ya Allah apa masih ada harapan untuk memperbaiki rumah tangga ini bersama Ningtyas untuk kedepannya. Dapatkah aku bersikap adil ketika aku tetap di paksa untuk berpoligami. aku takut ya Allah, aku takut tak bisa berbuat adil. ya Alloh apa aku boleh memilih salah satu di antara mereka. "ya aku harus memilih salah satu di antara mereka, aku akan tetap menikahi Susi, tapi ketika anak itu lahir maka aku akan menceraikannya. dan anaknya biar aku dan Ningtyas yang membesarkannya. ya aku harus bicarakan ini dengan Ningtyas". Aku bermonolog sendiri.
setelah puas merenung di teras samping aku pun kembali ke dalam. Hari ini rasanya aku malas sekali untuk melakukan kegiatan... aku hanya ingin rebahan saja... nanti kalau tubuh ku sudah enak aku akan menemui Susi untuk membicarakan masalah ku dengannya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Aku menghabiskan waktu seharian ini hanya untuk rebahan saja. rasanya cukup membosankan tinggal di rumah seorang diri. entah kemana semua penghuni rumah ini.
saat azan Asar berkumandang, aku bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.. begitu keluar dari kamar mandi tubuh ku terasa lebih segar.....selesai mandi aku langsung melaksanakan sholat asar.... selesai sholat aku langsung ganti baju...
Aku keluar menuju teras samping, menuju ke tempat biasa memarkirkan Motor. Aku mengedarai motor dengan kecepatan tinggi. agar segera tiba di kediaman Susi.
Dengan terburu-buru aku masuk ke kediaman orang tua Susi...
tok.... tok... tok...
ceklek...
Pintu pun terbuka, Susi terkejut kala melihat kehadiran ku.
"Bayu, tumben kamu kesini"... tanyanya dengan dahi berkerut.
" Susi, kita bisa bicara sebentar ". ucap Bayu tanpa menjawab pertanyaan Susi.
" Bicara apa? kok kayaknya serius banget".
"apa aku bicara sambil berdiri seperti ini". sindir Bayu.
" eh maaf aku lupa, ayo masuk dulu".
Bayu pun masuk dengan wajah datar. tidak ada senyum sedikit pun.
"Susi, to the point aja ya. aku malas untuk basa-basi". ujar mas Bayu.
" kamu itu kenapa sih yu!!! gak biasanya bersikap kayak gini. kesambet kamu".
"aku akan bertanggungjawab jawab atas kehamilan kamu, tapi hanya sampai kamu melahirkan, setelah anak itu lahir aku mau kita bercerai. Dan anak itu biar aku dan Ningtyas yang akan membesarkan. kamu boleh pergi dari hidup ku selamanya". Bayu menegaskan
"Gak....... aku gak mau setelah melahirkan anak ini harus pisah sama kamu.. aku cinta sama kamu.. bukankah dulu juga kita pernah mau menikah.. dan mimpi itu kita wujudkan sekarang itu kan sama saja. dulu kamu pernah bilang ingin membahagiakan aku.. kenapa sekarang kamu berubah. jangan bilang kalo sekarang kamu jadi benar-benar cinta sama perempuan jalang itu".
"Susi jaga mulut kamu".... bentak Bayu yang tidak Terima istri di sebut jalang.."Ningtyas itu istri aku kalo aku cinta sama dia itu wajar.. jangan pernah kamu sebut dia jalang... karena dia adalah perempuan mulia yang selalu menjaga marwahnya.... menyesal aku sudah terbujuk rayuan kamu". ucap Bayu dengan nafas memburu menahan amarah.
"Cuih..... Sekarang aja kamu bilang menyesal... kemarin-kemarin kamu menikmatinya... dasar kamu laki-laki munafik".
Tanpa memperdulikan omongan Susi, Bayu pun bangkit dari duduknya langsung keluar tanpa pamit kepada sang pemilik rumah.. untung kedua orang tuanya Susi sedang tidak ada di rumah.
saat di perjalanan pulang ke rumah terdengar azan magrib menggema.. aku mengendarai motor dengan kecepatan sedang. setibanya di rumah ternyata Ningtyas belum juga pulang. aku masuk kedalam rumah untuk mengambil sarung dan peci terus ke Masjid untuk sholat berjamaah.
sepulang dari Masjid aku bertemu dengan bapak di pintu masuk rumah. sebelum masuk bapak sempat mengatakan bahwa dia ingin bicara dengan ku dan Ningtyas. sudah ku duga pasti ini akan terjadi.. Bapak akan memaksa ku untuk menikahi Susi.
up yg banyak ya,,,,😍